Find Us On Social Media :

Dulu Sempat Bikin Geger Seantero Negeri Tak Diluluskan Perkara Kritisi Kebijakan Kepala Sekolah, Nasib Siswa Berprestasi di Lombok Tengah Akhirnya Temui Titik Terang, Orang Tua Sang Murid Cuma Bisa Pasrah

7 Fakta Aldi Irpan, Siswa yang Tidak Diluluskan Hanya Karena Beriskap Kritis Terhadap Kepala Sekolah

GridHot.ID - Masih ingat dengan Aldi Irpan, si siswa SMAN 1 Sembalun, Lombok Timur, yang tak diluluskan karena dinilai 'terlalu kritis'?

Melansir Tribunbatam.id, nama Aldi Irpan sempat viral di media sosial lantaran kasusnya yang dianggap sangat memprihatinkan.

Aldi dinyatakan tidak lulus saat pengumuman hasil ujan SMA pada Senin (13/5/2019) lalu.

Dilansir dari Grid.id, kasus siswa berprestasi yang tidak diluluskan sekolah ini pun sempat membuat heboh satu Indonesia.

Bukan karena mendapat nilai jelek, siswa berprestasi ini tidak diluluskan karena terlalu kritis terhadap kebijakan kepala sekolah.

Ia adalah Aldi Irpan, siswa kelas XII jurusan IPS SMAN 1 Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Kejadian ini menyita perhatian publik pada tahun 2019 lalu.

Meski tercatat menempati peringkat dua di jurusannya dengan nilai 192, Aldi justrui dinyatakan tak lulus saat pengumuman, Senin (13/5/2019).

Alasanya karena Aldi dianggap tak menurut lantaran sikap kritisnya terhadap kebijakan kepala sekolah.

Baca Juga: Tersesat di Jalan Bebatuan yang Bahkan Sulit Dilewati Motor, Mobil Pemudik Ini Viral Tiba-tiba Ditemukan di dalam Hutan Brebes, Warga: Kalau Nggak Ada Makhluk Iseng, Nggak Bisa Lewat Sini

"Saya tidak lulus, karena dianggap terlalu berani melawan kebijakan kepala sekolah. Saya dianggap tidak menurut. Itu alasan kepala sekolah tidak meluluskan saya," kata Aldi pada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (16/5/2019) lalu.

Aldi menuturkan, kemarahan kepala sekolah bermula saat Selasa (22/1/2019) lalu, rekannya dianggap melanggar aturan sekolah karena mengunakan jaket di lingkungan sekolah.

Padahal saat itu musim hujan dan cuaca Sembalun yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani sangat dingin.

Aldi protes kebijakan kepala sekolah tersebut melalui wali kelas dan guru lainnya.

Karena suhu sangat dingin, siswa tetap bertahan mengunakan jaket di lingkungan sekolah.

Seorang siswa bernama Holikul Amin, kawan sejurusan Aldi, kemudian dipukul dan dilempar bak sampah oleh kepala sekolah karena dianggap melanggar aturan menggunakan jaket di lingkungan sekolah.

"Padahal ketika itu kawan saya sudah lepas jaketnya di parkiran sekolah, malah dipukul dan dilempar bak sampah. Banyak kebijakan kepala sekolah yang tidak sesuai dan tidak adil, tetapi kawan-kawan saya tidak berani mengutarakan. Saya berani mengutarakannya demi kawan-kawan saya," kata Aldi.

Puncaknya adalah saat Aldi membuat status di Facebook.

Dia memprotes karena para siswa yang telat masuk sekolah dipulangkan.

Baca Juga: Makan Santai di Warung Pinggir Jalan Bareng Anak Buah, Berikut Biodata Mayjen TNI Kunto Arief, Lahir dari Kalangan Militer yang Ramah dengan Semua Kalangan

Padahal saat itu musim hujan dan jalanan di Sembalun ada yang longsor sehingga banyak siswa yang terlambat.

Selain itu, mereka harus berjalan kaki melalui jalan yang becek dan licin.

Ditambah lagi kondisi jalan rusak karena saat itu ada proyek pelebaran jalan di Desa Sembalun.

Berikut status yang ditulis Aldi di akun Facebooknya.

"Kami siswa SMAN 1 Sembalun tolong hargailah perjuangan kami, kami ingin sekolah untuk masa depan kami agar kami bisa membahagiakan kedua orangtua kami pendidikan diperuntukkan untuk siswa bukan untuk dipersulit, tolong lihatlah perjuangan kami..... Salam Demokrasi"

Dalam status yang diunggah pada 16 Januari 2019, Aldi menyertakan beberapa foto siswa yang berseragam sekolah berjalan kaki di jalan yang rusak dan becek.

Status Facebook itu menyebabkan Aldi dan sejumlah kawannya dipanggil ke ruang kepala sekolah, lalu kepala sekolah mempertanyakan status yang ditulisnya.

Aldi mengaku pasang badan dan langsung menyampaikan pendapatnya bahwa banyak kebijakan sekolah yang tidak berpihak pada siswa.

Kebijakan yang ia protes adalah peraturan sekolah yang meminta siswa pulang jika terlambat masuk sesuai jam yang ditetapkan yaitu pukul 07.00 Wita dan larangan menggunakan jaket di sekolah, padahal musim hujan dan cuaca dingin.

Baca Juga: Bongkar Aksi Yusuf Mansur di Belakang Layar Usai Minta Mobil dan Motor Jemaahnya untuk Sedekah, Satpam TV Sebut Orang-orang Bagai Terhipnotis Begitu Saja: Seperti Mimpi, Kalau Mau Berhasil Usaha Lah!

"Kepala sekolah meminta saya mengumpulkan seluruh siswa yang setuju dengan pendapat saya. Jika banyak siswa yang setuju dengan saya dan bersedia berkumpul, kepala sekolah akan mengubah kebijakannya," kata Aldi.

"Saya berhasil mengumpulkan 200 kawan-kawan saya, tetapi ketika semua berkumpul bukannya menepati janji, kepala sekolah justru memojokkan saya di hadapan seluruh siswa dan guru. Dia tidak menepati janjinya," kata Aldi kecewa.

Kejadian lain, pada saat try out Senin (6/5/2019) lalu, Aldi dimarahi oleh salah satu guru karena mengenakan baju putih abu lalu ia diminta pulang dan tidak bisa boleh mengikuti try out.

Aldi mengaku baju seragam yang seharusnya digunakan hari itu basah karena hujan.

Ia kemudian menolak pulang lalu menanyakan seragam guru BP yang juga tidak sesuai aturan karena seharusnya guru menggunakan seragam hitam putih.

Karena protes Aldi, pihak sekolah menggelar rapat untuk memecat Aldi dari sekolah.

Diminta pindah sekolah dan diancam tak diluluskan

Aldi kemudian dipanggil ke ruang kepala sekolah dan ditanya apa keinginannya.

Ia menjawab ingin peraturan sekolah berubah.

Baca Juga: Bongkar Aksi Yusuf Mansur di Belakang Layar Usai Minta Mobil dan Motor Jemaahnya untuk Sedekah, Satpam TV Sebut Orang-orang Bagai Terhipnotis Begitu Saja: Seperti Mimpi, Kalau Mau Berhasil Usaha Lah!

Saat itu, kepala sekolah justru mengancam tak meluluskannya dan memintanya pindah sekolah.

"Saya akan dibiayai jika mau pindah sekolah. Tapi saya menolak tetap tidak mau karena saya akan ujian. Kepala Sekolah mengancam tidak akan meluluskan. Saya tetap menolak. Kepala Sekolah akhirnya mengatakan terserah kamu, saya sudah menyerah," tutur Aldi.

Ia diminta untuk menanggung risiko karena dianggap melawan, menentang, dan tidak menghormati guru.

Sementara itu, Rusman, kakak ipar Aldi yang membantu menangani kasus Aldi, mengatakan, sangat kecewa dengan keputusan tidak adil kepala sekolah.

Sebelumnya, kepala sekolah sempat mengutus dua guru ke rumah Aldi dan mengatakan jika ingin lulus, Aldi dan orangtuanya harus meminta maaf pada kepala sekolah.

Bersama orangtuanya, Aldi datang ke rumah kepala sekolah.

"Kepala sekolah justru sebut permintaan maaf itu tidak diterima karena dilakukan di hari Minggu bukan jam kerja. Begitu kata kepala sekolah dan adik saya tetap dinyatakan tidak lulus karena keputusan kepala sekolah. Guru-gurunya banyak yang nangis karena tahu Aldi anak baik dan peringkat dua di jurusannya," kata Rusman.

Orangtua Aldi yang bekerja sebagai petani tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan semua ini pada pihak sekolah.

Mereka hanya berharap kebijakan sekolah segera berubah dan Aldi dinyatakan lulus agar bisa melanjutkan kuliah.

Baca Juga: Ramai Disebut Gaib dan Ajaib, Viral Tulisan Sholawat Tak Tersentuh Api di Bus PO Haryanto yang Terbakar, Sang Bos Muda Buka Suara: Menjaga Keselamatan

Sementara itu, organisasi Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Agra), Serikat Perempuan Indonesia (Seruni), dan Pembaru mendamping Aldi dan sempat melakukan pertemuan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kurikulum, tim kesiswaan dan BP pada Rabu (14/5/2019).

Namun kepala sekolah bersikukuh tidak mau mencabut keputusannya dengan alasan Aldi dan pihak keluarganya tidak pernah datang untuk meminta maaf dan mendiskusikan masalah tersebut.

Dalam pertemuan itu, kepala sekolah memberikan alasan tidak meluluskan Aldi karena sering menentang dan melawan kebijakan sekolah.

Rusman mengatakan, dia melihat sendiri guru-guru dan kawan sekolahnya memeluk Aldi sembari menangis dan mengatakan bahwa Aldi tidak pantas diperlakukan tidak adil oleh kepala sekolah.

Sedihnya wali kelas

Ruhaiman, wali kelas Aldi, saat dihubungi Kompas.com mengaku sangat sedih atas keputusan kepala sekolah yang tidak meluluskan Aldi.

Sebagai wali kelas dirinya ingin selalu membela anak didiknya, apalagi Aldi adalah ketua kelas.

Menurutnya, Aldi adalah anak yang baik, rajin, sopan, dan pintar.

"Anak kita ini aktif di OSIS. Selalu membantu sekolah. Dia membantu mendatangkan donatur yang menyumbang 60 buah Al-Quran. Sampai sekarang sumbangan itu dipakai untuk mengaji anak-anak di sekolah ini," kata Ruhaiman.

Baca Juga: Cita-citanya Kandas di Depan Mata, Viral Calon Prajurit TNI Dipecat Jelang Pelantikan Gara-gara Bapaknya Ketahuan WNA, Begini Penjelasan Kapendam XVI Pattimura

Menurutnya, secara akademis dan perilaku, Aldi tergolong anak baik.

Hanya saja dia kritis jika kebijakan itu merugikan banyak kawannya, terutama soal penggunaan jaket di musim hujan.

"Kami sudah berusaha memberi masukan pada kepala sekolah yang baru satu tahun menjabat di Sembalun ini. Soal penggunaan jaket misalnya, di sini dinginnya 11-12 derajat kalau pagi dan musim hujan. Berbeda seperti wilayah lain di Lombok," ungkapnya.

Ruhaiman dan guru lain juga merasa sangat kecewa dan sedih atas keputusan kepala sekolah yang tak meluluskan Aldi, siswa pintar dan baik di SMAN 1 Sembalun.

Kisah Aldi Irpan akhirnya mencapai titik terang.

Melansir Tribun Manado, Aldi Irpan, siswa kelas XII Jurusan IPS yang sempat dinyatakan tak lulus akhirnya diluluskan pihak sekolah, Sabtu (25/5/2019).

Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTB dan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) menjadi saksi ketika kepala sekolah menyerahkan surat kelulusan Aldi.

Aldi adalah siswa SMAN 1 Sembalun, Lombok Timur.

Di ruangan mushala yang sekaligus menjadi aula sekolah, Aldi beserta keluarga dan tim pendamping, termasuk Lembaga Perlindungan Anak dan Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Mataram (Unram), bertemu dengan pihak sekolah.

Baca Juga: Videonya yang Mencak-mencak Viral Sampai Jadi Trending di Twitter, Ustaz Yusuf Mansur Justru Tanggapi Santai dan Puji Diri Sendiri, Begini Kata Ayah Wirda Mansur: Keren Cool!

Penyerahan surat kelulusan itu merupakan inisiasi dan hasil rekomendasi Ombudsman RI perwakilan NTB setelah menerima laporan dari Aldi terkait ketidaklulusannya.

"Saya mengucapkan terima kasih pada semua yang telah membantu saya memperjuangkan nasib saya, saya tidak bisa mengucapkan apa pun kecuali rasa syukur, saya berterima kasih," kata Aldi terharu.

Ali Sadikin, Kepala Sekolah mengatakan bahwa apa yang telah terjadi memberikan pelajaran berharga bagi semua pihak, baik dirinya maupun Aldi.

Sekolah, lanjut dia, belajar bahwa dalam mengambil keputusan, faktor kemanusian dan kewajaran menjadi pertimbangan utama.(*)