Gridhot.ID - Peperangan Rusia dengan Ukraina masih belum ada ujungnya.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Rusia terus diberikan perlawanan ketat oleh Ukraina.
Segala strategi Putin pun nampaknya tidak bisa benar-benar berjalan mulus begitu saja.
Hal ini sepertinya membuat Putin mengalami tekanan.
Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, Presiden Rusia Vladimir Putin diduga saat ini tengah dalam kondisi tak sehat.
Kesimpulan ini diambil oleh beberapa ahli setelah menyoroti penampakan terbaru Putin.
Pada Kamis (21/4/2022) beredar video Putin berbincang soal Mariupol, Ukraina dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, seorang ahli melihat Putin seolah-olah tak sabar ingin segera pergi dari tempat tersebut.
Professor Patrick Stewart dari Universitas Arkansas meyakini Putin sedang dalam kondisi stres berat.
Ia kemudian menyoroti tingkah Putin yang berulang kali menghentakkan kakinya.
Prof Patrick menyebut, hentakkan kaki itu dilakukan Putin agar dirinya tak kehilangan kendali.
Lalu terkait gestur tangan Putin memegang meja, Prof Patrick menyebut hal tersebut pernah dilakukan Putin ketika Presiden Rusia tersebut mengalami stres.
Eks anggota parlemen Inggris, Louise Mensch menyebut Putin mengalami penyakit Parkinson.
Ia menuding aksi Putin memegang erat meja agar publik tak melihat tangan Putin gemetaran.
"Tetapi dia tidak bisa menghentikan hentakkan kakinya," ujar Mensch.
Professor Erick Bucy, seorang ahli bahasa tubuh dari Universitas Teknik Texas menyebut, kesehatan Putin tampak menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Ini bukan potret Putin yang sehat, tetapi potret yang tampak semakin lemah dan nyaris tidak bisa berdiri tegak di meja konferensi kecil," ujar Prof Erick.
"Kaki Putin juga terlihat begitu kurus, seolah-olah ia menderita kehilangan berat badan atau penurunan massa otot dari penyakit yang tidak diumumkan."
Prof Erick tak luput turut menyoroti kondisi wajah Putin yang menurutnya tampak membengkak.
Kemudian Prof Erick melihat Putin tampak berusaha menghindari kontak mata dengan Shoigu.
Ia menyebut tingkah Putin menunjukkan tanda-tanda seorang pria yang ketakutan, kurang percaya diri, hingga tidak merasa nyaman.
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmytri Peskov telah menjawab laporan investigasi soal kondisi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hal ini menyusul ramainya isu bahwa Putin menderita kanker tiroid dan penyakit gangguang syaraf.
Dikabarkan kondisi kesehatan Putin yang kritis membuatnya tergesa-gesa melakukan invasi ke Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari The Moscow Times, Sabtu (2/4/2022), Kremlin membantah bahwa Putin telah menjalani operasi untuk kanker tiroid.
Meski sebuah laporan investigasi memantik kecurigaan atas kunjungan seorang ahli bedah rumah sakit presiden ke kediamannya di Laut Hitam.
Laporan itu mengatakan sekelompok besar dokter termasuk ahli bedah kanker tiroid telah menemani Putin dalam perjalanannya ke resortnya di kota Sochi sejak tahun 2016 hingga 2019.
Outlet investigasi Rusia Proekt, mencocokkan tanggal kunjungan resmi Putin ke Sochi dan ketidakhadirannya dengan kontrak akomodasi hotel lokal yang diterbitkan di situs web pengadaan pemerintah.
Laporan itu mencatat rata-rata lima dokter telah menemani Putin pada 2016 hingga 2017 dan sembilan dokter pada 2019.
"Selama 23 tahun pemerintahan Putin, negara itu tidak tahu kebenaran tentang kondisi fisik dan emosional orang yang memerintahnya," kata pemimpin redaksi Proekt, Roman Badanin dalam sebuah video.
"Kami dapat menegaskan bahwa dengan masa jabatan presiden saat ini, pemimpin Rusia tidak dalam kondisi kesehatan yang baik," imbuhnya.
Menurut penyelidikan Proekt, sekelompok dokter, perawat, dan eksekutif rumah sakit presidensial diduga telah melakukan operasi pada Putin sekitar bulan November 2016.
Setidaknya dua anggota tim medis yang terlibat dilaporkan telah mendapat promosi.
Proekt melaporkan bahwa tim tersebut terdiri dari ahli bedah saraf rumah sakit presiden dan staf lainnya bergabung dengan Putin untuk mengobati kemungkinan kambuhnya trauma.
Proekt mengatakan catatan menunjukkan seorang ahli bedah yang berspesialisasi dalam kanker tiroid telah menghabiskan 166 hari di Sochi antara 2016 dan 2019.
Ini adalah periode terlama yang dihabiskan di sana oleh seorang dokter rumah sakit kepresidenan dengan pengecualian dokter telinga, hidung dan tenggorokan yang kunjungannya berjumlah 282 hari.
Laporan Proekt tidak secara langsung menyatakan apakah Putin didiagnosis menderita kanker atau penyakit lainnya.
Namun, Dmitry Peskov terang-terangan membantah laporan yang menunjukkan bahwa Putin telah menjalani operasi kanker tiroid.
"Fiksi dan ketidakbenaran," kata Peskov seperti dikutip oleh jurnalis veteran Alexei Venediktov di saluran aplikasi perpesanan Telegram-nya.
"Apakah saya memahami dengan benar bahwa Vladimir Putin tidak menderita kanker?," tanya Venediktov menindaklanjuti.
"Benar," tegas Peskov.
(*)