Find Us On Social Media :

Anggota yang Membelot Bocorkan Rahasia KKB Papua, Tindak-tanduk Kelompok Separatis dalam Hutan Ternyata Seperti Ini, Delson Telenggen: Hidup Susah Sekali

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua

Keputusannya itu, lanjut dia, tentu saja tidak disampaikan kepada Puron Wenda, atau sesama anggotanya.

Ia merahasiakan keputusannya sambil menunggu waktu yang tepat untuk berjalan pulang ke tanah kelahirannya di Pori.

Dan, ketika tiba waktunya untuk pulang, ia pun mulai meninggalkan kelompoknya.

Baca Juga: Nyawa Sang Panglima KKB Papua Sudah di Ujung Tanduk, TNI Polri Berhasil Temukan Markas Tersembunyi Pasukan Egianus Kogoya, Tanda-tanda Ini Buat Tim Satgas Yakin dan Siap Menyerbu Lokasi

Ia perlahan-lahan menjauh dengan alasan mencari makan atau alasan lainnya.

Sejak itu, Delson Telenggen berjalan sendirian hingga akhirnya menyerahkan diri kepada aparat keamanan.

Dalam video yang viral di media sosial, terlihat Delson Telenggen membeberkan semua fakta yang dialami selama di hutan dan bergabung dengan KKB.

Ia juga tak sungkan-sungkan membeberkan kegetiran hidup bersama anggota KKB lainnya, terutama soal persediaan bahan makanan.

Meski setian hari nyawa jadi taruhannya, kata Delson Telenggen, namun keselamatan anggota KKB sama sekali tak diperhatikan.

Jika sampai sekarang anggota KKB masih selamat dari incaran TNI-Polri, katanya, itu semua karena kemahiran sang anggota.

Sebab, pimpinan KKB tak memperhatikan sama sekali soal itu. Yang diperhatikan pimpinan KKB hanyalah berperang dan menghindar.

Pasalnya, hanya itulah cara terbaik untuk selamat dari terjangan peluru TNI-Polri, selamat dari incaran aparat keamanan.

"Itu yang membuat kami susah. Kami hidup susah sekali di dalam hutan," ujar Delson dalan video yang viral di medsos.

Daripada terus dibelit pelbagai kesulitan, kata Delson Telenggen, lebih baik ia memilih berhenti jadi anggota KKB dan kembali ke pangkuan NKRI.

"Saya sudah memilih tinggalkan KKB. Saya tidak mau bergabung lagi. Saya tobat," ujarnya dengan nada tegas.

Apa yang diputuskan itu, kata Delson Telenggen, kini sedang dijalaninya. Ia tak mau kembali ke masa lalu yang penuh dengan duka nestapa.

(*)