Dalam kondisi duduk, Pratu Suparlan dikepung musuh yang mengarahkan tembakan ke lehernya.
Kendati sudah terpojok dan tanpa kondisi yang memungkinkan, Pratu Suparlan ternyata tidak kehabisan akal.
Sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Pratu Suparlan mengambil granat di saku celananya.
Ia kemudian melompat ke kerumunan musuh.
Ia berteriak “Allahu Akbar”.
Kelima anggota Kopassandha yang selamat melihat langsung detik-detik terakhir perlawanan Pratu Suparlan.
Mereka kemudian meminta bantuan dari tim lain dan menyerbu musuh.
Pratu Suparlan ditemukan gugur.
Sedangkan, 83 anggota Fretilin tewas dan beberapa anggota pasukan musuh ditangkap hidup-hidup.
Atas keberaniannya, Pratu Suparlan dinaikkan pangkatnya menjadi Kopda (Anumerta) dan tanda jasa Bintang Sakti.
Berkat pengorbanannya, nama Pratu Suparlan turut diabadikan sebagai nama lapangan udara, yakni Lapangan Udara Suparlan Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat, yang diresmikan KSAD Jenderal TNI Edi Sudrajat pada 26 Mei 1991.
Dikutip dari kopassus.mil.id, tujuh personel Kopassandha lain yang gugur turut mendapatkan kenaikan pangkat.
Setelah pertempuran sengit yang menewaskan Suparlan dan ketujuh personel lainnya, komandan Fretilin mengirimkan surat kepada pasukan Kopassandha.
Surat tersebut berisi tentang pernyataan salut mereka atas keberanian dan perlawanan yang dilakukan oleh pasukan kecil Kopassandha.
(*)