Find Us On Social Media :

Bantu Komandan Tembaki Sapi, Tewasnya Bripda Diego Rumaropen Dinilai Penuh Kejanggalan, Aktivis HAM Pertanyakan Alasan AKP R Tinggalkan Anak Buah dan Senjatanya

Bripda Diego Rumaropen, anggota Brimob yang diduga dibunuh KKB Papua

"Mengapa Komandan Brimob melepaskan senjata mengecek sapi tanpa membawa senjata," tanyanya.

"Apakah ada perjanjian dengan orang lain untuk menghilangkan nyawa saudara Rumaropen atau merampas senjatanya di tangan korban, lalu di bawah kabur sejatanya,"ujarnya.

Theo menegaskan, seharusnya sebagai Komandan Brimob harus mempelajari situasi belakangan ini di Kabupaten Jayawijaya.

"Kita ketahui ada beberapa pristiwa, demo berturut-turut namun berjalan dengan aman tanpa ada masalah, dan beberapa waktu kemudian terjadi pengibaran Bendera Bintang Kejora di beberapa tempat di kota Wamena," ujar Theo.

Dia mengatakan, setelah pengibaran bendera tersebut aksi demo pada 10 Mei 2022, terjadi mematakan tukang bendera di halaman Kantor DPRD Kabupaten Jayawijaya.

Baca Juga: Berkeliaran di Luar Negeri, Petinggi OPM Ancam Jenderal KKB Papua yang Punya Senjata Mematikan, Disebut Tak Paham Diplomatik: Lebih Baik Kau Diam!

"Semua peristiwa ini perlu diamati secara cerdas oleh komandan sebagai seorang pimpimpinan. Justru komandan mengorbankan anak buahnya hingga sampai nyawanya korban begitu saja," katanya.

Tidak Ada Balasan Bripda Diego

Theo juga mempertanyakan tidak adanya perlawanan dari Bripda Diego, padahal dia membawa dua pucuk senjata.

"Logikanya mungkin dengan panah di lempar dari jarak jauh, kalau dibacok dengan parang atau pisau mestinya harus ada perlawanan karena jarak dekat," ujarnya.

Dari semua kejanggalan, dia berharap AKP R dapat menjelaskan kejadian yang sesungguhnya di lapangan.

Theo meminta kepada Kapolri dan Polda Papua, mengambil langkah-langkah hukum tanpa mengorbankan masyarakat yang sama sekali tak tau masalah.