Find Us On Social Media :

Jari Nyaris Putus, Begini Kisah Menegangkan Duel Sengit Profesor Ilmu Filsafat Intelijen Pertama di Dunia Melawan Ketua KKB Kalimantan, Pisau Komando Jadi Satu-satunya Senjata

AM Hendropriyono

Namun, tiba-tiba Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.

Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Membawah memastikan Ah San ada di pondok.

Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah rumah persembunyian Ah San.

Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.

Hendropriyono meneriakkan "Serbuuuuu," sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Hanya 5 Bulan Kanker Ususnya Langsung Menyebar ke Seluruh Tubuh, Aktor Lawas Ini Padahal Berencana Lakukan Program Mulia Sebelum Hembuskan Napas Terakhirnya

"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangannya dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendropriyono.

Hendropriyono berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu."

Tapi Ah San enggan menyerah.

Hendropriyono menyuruh anak buahnya keluar pondok.

Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.