Find Us On Social Media :

Tak Cuma Ikut Bantai 11 Warga Sipil di Nduga, Prada Yotam Diduga Punya Peran Besar di Kasus Pembunuhan Bripda Diego, Sosok Ini Bongkar Alasan Sang Pecatan TNI Gabung KKB Papua

Foto Prada Yotam Bugiangge yang diduga bergabung dengan KKB Papua.

Gridhot.ID - Kasus pembantaian di Nduga yang dilakukan KKB Papua masih terus dalam penyelidikan polisi.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, total 11 orang tewas akibat kejadian pembantaian tersebut.

Egianus Kogoya menjadi sosok yang bertanggung jawab atas tragedi mengerikan tersebut.

Dilaporkan, sosok Prada Yotam pecatan TNI beberapa waktu juga ikut berperan dalam aksi pembunuhan itu.

Sosok Prada Yotam Bugiangge, mantan prajurit TNI kini diburu aparat karena sempat kabur dari kesatuannya sambil membawa satu pucuk senapan SS2 pada Desember 2021.

Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, Prada Yotam Bugiangge diduga bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Eks anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 756/Wimane Sili itu diduga juga terlibat dalam serangan terhadap warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/7/2022), yang menewaskan 11 orang.

Keterlibatan Egianus dan Yotam terungkap setelah Satgas Damai Cartenz dan TNI melakukan olah tempat kejadian perkara dan menanyai beberapa saksi soal penyerangan itu.

Korban yang selamat memberikan keterangannya kepada polisi mengenai sosok pelaku.

Baca Juga: Terekam Kamera Ngomong Langsung di Depan Sule, Rizky Febian Sempat Curiga Ayahnya Main Cewek dengan Kedok Sibuk Kerja, Suami Nathalie Holscher Jarang Pulang?

Faizal mengatakan, ketika hendak mengevakuasi jenazah terakhir di Kampung Nogolait, aparat mendapat gangguan dari KKB.

Aparat juga terlibat kontak senjata dengan kelompok tersebut selama tiga hari.

"Kita diganggu terus, mereka berdua (Egianus dan Yotam) memang terlihat," ujarnya, Rabu (20/7/2022).

Apa Penyebabnya Yotam Berbalik Arah?

Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta, menilai, bergabungnya Yotam ke KKB tak hanya disebabkan faktor tunggal.

Stanislaus mengatakan, faktor-faktor itu di antaranya adanya doktrinasi dari KKB, persamaan satu identitas, hingga mungkin pernah mendapat kekecewaan selama bertugas menjadi prajurit TNI.

Di samping itu, Stanislaus juga menyoroti soal kemungkinan adanya motif ekonomi, ideologi, hingga ancaman terhadap diri maupun keluarga Yotam dari KKB.

"Faktor-faktor itu berakumulasi. Ketika faktor-faktor itu berkelindan jadi satu, ini yang membuatnya seperti sekarang, berbalik arah," ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/7/2022).

Menurut Stanislaus, pasukan teritorial yang bertugas mendampingi masyarakat serta intelijen yang intens bertemu dengan masyarakat, bila tidak dibentengi dengan jiwa nasionalisme yang kuat, bisa saja terbawa oleh ideologi KKB.

Baca Juga: Jadi Andalan TNI AU, Inilah Kehebatan Helikopter EC-725 Caracal yang Tembus Wilayah KKB Papua untuk Evakuasi Korban Pembantaian, Bisa Mendarat di Laut dan Darat

"Mereka punya strategi intelijen, siapa yang bisa digalang, lawan mana yang bisa ditarik," ungkapnya.

Agar kejadian serupa tak terulang, Stanislaus berpandangan agar aparat keamanan harus sangat selektif ketika melakukan rekruitmen maupun penempatan anggotanya, terutama di daerah-daerah yang rawan.

Keberaadaan Yotam Diburu Aparat

Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 172/Praja Wira Yakhti Brigjen TNI J.O. Sembiring menjelaskan, keberadaan Yotam saat ini tengah diburu oleh Polisi Militer Komando Daerah Militer (Pomdam) XVII/Cenderawasih.

Sembiring menegaskan, Yotam telah dipecat atau PTDH (Pemberhentian Tidak dengan Hormat) sebagai anggota TNI.

"Sudah desersi dan dan sudah diputuskan hakim sudah PTDH alias pecat," tuturnya, Rabu.

"Pangdam sudah menyampaikan untuk mencari yang bersangkutan. Jadi meski sudah dipecat, tidak membuat kewenangan dari Pomdam untuk mengejarnya," terangnya.

Diyakini Terlibat 2 Kejahatan

Yotam diyakini telah terlibat dalam dua aksi kejahatan.

Baca Juga: Di Depan Mata Ibunya Dijemput Paksa Petugas, Anak Nikita Mirzani Ikut Jadi Pendamping Sang Artis Kontroversial di Polresta Serang Kota, Polisi: Sesuai dengan Hukum

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani menyebut, Yotam secara langsung berperan dalam pelarian senjata api yang dirampas dari Bripda Diego Rumaropen.

Saat itu, Bripda Diego Rumaropen dibunuh oleh dua orang pelaku dan dua senjata api yang dipegangnya dirampas.

Insiden pembunuhan itu terjadi di Jayawijaya pada 18 Juni 2022.

"Senjata steyr dan AK 45 itu sudah jelas ada di kelompok Egianus, pelakunya kelompok Wosa yang merupakan bagian dari kelompok Egianus. Kemudian kelompok itu dijemput oleh Yotam Bugiangge. Senjatanya dibawa Yotam dan sudah dibawa ke Egianus," ujar Faizal di Jayapura, Kamis (21/7/2022).

Hal itu diperkuat pada saat terjadi kontak temb

ak antara KKB Nduga dengan Satgas Damai Cartenz di Kenyam, sejak Minggu (16/7/2022) hingga Selasa (18/7/2022).

Saat kejadian, kata Faizal, personelnya memonitor steyr hasil rampasan tersebut digunakan oleh KKB. Sosok Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge terlihat di lokasi tersebut.

"Pada saat kemarin kita kontak tembak, sudah jelas senjata itu terlihat di situ," jelasnya.

Kejahatan lain yang dilakukan Yotam Bugiangge adalah pembantaian terhadap 13 warga sipil di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu (15/7/2022).

Kejadian yang menewaskan 11 orang tersebut, diyakini diotaki oleh Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge.

Baca Juga: Bantah Kabar Minta Harta Gono-gini dari Sule, Nathalie Holscher: Saya Cuma Minta Kewajiban Ayah untuk Adzam dengan Nominal yang Dilontarkan Pihak Sana

"Jumlah mereka sudah kita kantongi, mereka sudah bergabung, Egianus (Kogoya) dan Yotam (Bugiangge)," kata Faizal.

Sebelumnya, Danrem 172/PWY Brigjen J.O. Sembiring memastikan bahwa Prada Yotam Bugiangge berstatus sebagai anggota TNI kelana yudha atau prajurit yang kabur dalam tugas.

Meski masih dicari Pomdam XVII/Cenderawasih, hakim telah memvonis Yotam bersalah dan dipecat sebagai anggota TNI.

"Sudah desersi dan dan sudah diputuskan hakim sudah PTDH alias pecat," ujar Sembiring melalui pesan singkat, Rabu (19/7/2022).

(*)