Find Us On Social Media :

Lantang Sebut Veronika Koman Provokator, Berikut Profil Nicholas Messet, Sang Pendiri KKB Papua yang Akui Propaganda OPM Hasil dari Sesat Pikir Tipu Daya Para Pengeruk Keuntungan

Nick Messet bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

Tak sedikit yang masih tak paham karena dipengaruhI oleh orang-orang luar yang sebetulnya juga ingin mengeruk keuntungan dari Papua dan orang-orang Papua.

Mereka mengira bahwa Papua itu sebuah entitas yang berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan NKRI, bahkan dicaplok oleh NKRI.

Padahal sesungguhnya antara NKRI dan Papua (minus Papua Nugini) memiliki kesamaan sejarah, yakni wilayah Hindia-Belanda, bekas jajahan Belanda di masa lalu.

Begitulah pemahaman Nicholas Messet, tokoh yang merupakan korban propaganda sesat pikir yang menyeruak di tanah Papua.

Nicholas sempat mengaku bahwa dirinya tidak tahu sejarah, tapi kemudian menjadi tahu dan sadar bahwa Papua dan NKRI adalah dua wilayah yang memiliki sejarah dan nasib yang sama, hal yang menjadi dasar pendirian NKRI yang merdeka dari penjajahan Belanda 17 Agustus 1945.

Berikut adalah kesaksian Nicholas Messet yang setelah sadar dan tahu akhirnya kembali ke pangkuan NKRI pada tahun 2007.

Melansir TribunPapua.com, Nicholas Messet dulunya adalah seorang pendiri Organisasi Papua Merdeka ( OPM ).

Baca Juga: Gigit Jari Tak Lagi Nikmati Fasilitas Mewah Usai Cerai dari Dewi Perssik, Angga Wijaya Rela Hidup Ngekos Usai Angkat Kaki dari Rumah Sang Pedangdut: Bergaya Sesuai Isi Dompet

Bahkan, selama 40 tahun tokoh ini mencari arti dari kata kemerdekaan bagi Papua.

Ia lama malang melintang di negeri Paman Sam alias Amerika Serikat.

Dalam sebuah video yang diunggah akun facebook Yudi Prasetyo Djojokusumo, medio 2020, secara gamblang Nicholas Messet mengisahkan perjalanan hidupnya.

Awalnya, ia terhentak saat Nicolaas Jouwe, pemimpin Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda, bercerita tentang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy.