Find Us On Social Media :

Kabar Bahagia! Bos Indomie Langsung Turun Tangan Klarifikasi, Harga Mi Instan Tak Akan Naik 3 Kali Lipat: Enggak Begitu Berdampak

Menteri Pertanian Harga Mi Instan Naik Tiga Kali Lipat, ternyata Indonesia bukan paling banyak yang mengonsumsi mie instan

GridHot.ID - Belakangan polemik harga mie instan yang disebutkan bakal naik tiga kali lipat tengah ramai dibicarakan di Indonesia.

Semua itu berawal dari perkataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut yang menyebutkan bahwa dampak perang Rusia dan Ukraina salah satunya adalah kenaikan harga mie instan.

Diketahui dari TribunKalteng, Mentan menjelaskan, saat ini pasokan gandum dari Ukraina yang menjadi bahan baku pembuatan mie instan sedang mengalami masalah, dia mengungkap, kurang lebih 180 juta ton gandum tertahan di Ukraina dan tidak bisa dikirim.

Namun hal ini langsung dibantah Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Menurut Franciscus Welirang, komponen dalam pembuatan mi instan yang berasal dari tepung terigu tidak serta merta 100 persen berasal dari bahan baku gandum.

Oleh karena itu, bos Indofood tersebut mengatakan kenaikan harga gandum tidak akan membuat harga mi instan naik 3 kali lipat.

"Mi instan itu kan bukan hanya terigu, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

"Coba cabai kemarin naik tinggi, emang harga mi ikut naik? Padahal kan ada cabai dalam proses pembuatannya. Terus pas harga minyak goreng naik, mi emang naik kan tidak. Jadi memang enggak begitu berdampaklah," sambung Franciscus.

Franciscus yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mengaku, sejauh ini belum ada anggotanya yang mengeluhkan tersendatnya distribusi gandum.

"Masih aman-aman saja, masih lancar. Belum ada keluhan tuh sampai sekarang," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan bakal naik 3 kali lipat lantaran naiknya harga gandum yang disebabkan oleh dampak perang Rusia-Ukraina.

 Baca Juga: 'Kok Si Biang Kerok Nggak Urus Bapaknya', Video Sule Makan Mi Instan dengan Tatapan Kosong Jadi Sorotan, Kondisi Psikis Suami Nathalie Holscher Diungkap Sahabat

Dia menjelaskan, saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar dari negara tersebut.

Seperti diketahui dari Wartakotalive, Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.

"Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat itu. Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, Senin (8/8/2022).

Lebih lanjut Mentan mengatakan, ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun karena konflik global tersebut membuat masalah pada rantai pasok sehingga berimplikasi pada harga gandum yang menjadi mahal.

"Ada gandumnya, tetapi harganya akan mahal bangat, sementara kita impor terus ini, kalau saya jelas tidak setuju, apapun kita makan saja, seperti singkong, sorgum, sagu," kata Mentan.

Harga mi instan tidak akan naik 3 kali lipat.

Pendapat ini dikemukakan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas).

Pendapat tersebut berbeda dengan pendapat Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Sebab kata Zulhas, negara penghasil gandum seperti Australia, Kanada dan Amerika yang dulu sempat mengalami gagal panen, kini sudah bisa panen.

"Enggak (naik 3 kali lipat). Dulu kan gagal panennya seperti Australia, Kanada, Amerika, ya sekarang panennya sukses. Apalagi sekarang Ukraina sudah boleh jual (gandum)," kata Mendag Zulhas saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Bahkan Zulhas memprediksi harga gandum secara global akan turun pada September 2022.

 Baca Juga: Mendag Sebut Harga Mi Instan Tak Bakal Naik 3 Kali Lipat, Simak Cara Masaknya yang Aman dan Sehat Bebas dari Micin

(*)