Namun menurut Deolipa, uang itu hingga saat ini belum juga diserahkan oleh Sambo kepada tiga tersangka tersebut.
"Uangnya ditunjukkin, tapi dijanjikan oleh Sambo, kalau semuanya sudah beres, udah SP3 karena bela paksa, setelah beres baru uangnya satu bulan kemudian dikasih. Sebagai uang buat kamu happy happy. Tapi uang itu tidak pernah dikasih sampai sekarang, itu iming-iming namanya. Itu ceritanya kepada saya," beber Deolipa.
Deolipa pun sedikit memberikan bocoran mengapa Sambo begitu marah kepada Brigadir J.
"Orang kalau sampai begitu geram, itu kan kalap," kata dia.
"Apakah ini terkait peristiwa sensitif di Magelang?" tanya host.
"Iya lah, apalagi. Kita juga kan kalau punya pacar ditungguin orang kan marah, tapi kita nggak usah marah kan orang (masih) pacar."
"Tapi kalau istri bisa, tapi kan kita harus punya EQ tinggi untuk menjaga supaya ini aman untuk keluarga," bebernya lagi.
Menurut pengakuan Bharada E, kata dia, Sambo juga pada peristiwa itu ikut menembak.
"Saat Bharada E menembak, Sambo juga menembak, tapi dia tidak tahu Sambo menembak apa. Cuma yang dia tahu Sambo menembak dinding, untuk alibi seolah-olah terjadi tembak menembak," tandasnya.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ferdy Sambo telah mengakui soal pembunuhan terhadap Brigadir J.
"FS (Ferdy Sambo) mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah dapat laporan PC yang mendapatkan tindakan yang melukai harkat martabat keluarga di Magelang oleh almarhum Yosua," ujar Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi di Mako Brimob, Kamis (11/8/2022).
Sambo lantas merencanakan pembunuhan dengan memanggil ajudannya Bharada E dan Brigadir RR.
"Oleh karena itu, kemudian tersangka FS (Ferdy Sambo) memanggil tersangka RR dan tersangka E untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yosua," terang Andi.
Namun, Andi tidak merinci secara spesifik tindakan melukai harkat dan martabat yang dialami istri Sambo.
Pihaknya mengatakan bahwa sampai saat ini penyidik masih mendalami keterangan Ferdy Sambo.
Sehingga, pihaknya belum bisa memastikan apakah hal itu menjadi motif sebenarnya dari kasus pembunuhan.
(*)