Find Us On Social Media :

Usai Urus Ferdy Sambo, Staf LPSK Tiba-tiba Disodori Amplop Tebal oleh Sosok Misterius, IPW: Mempengaruhi Supaya Bisa Bertindak Sesuai Keinginan...

Bharada E, Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

Seorang petugas LPSK pergi ke masjid untuk beribadah, sementara lainnya berada di ruang tunggu Kantor Propam.

Tak lama kemudian, seorang staf berseragam yang diduga utusan Ferdy Sambo memberikan sebuah map.

"Pada saat kesempatan tersebut, salah seorang staf berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan titipan/pesanan 'Bapak' untuk dibagi berdua di antara petugas LPSK," beber Edwin.

"Staf tersebut menyodorkan sebuah map yang di dalamnya terdapat 2 amplop cokelat dengan ketebalan masing-masing 1 cm."

Namun, tanpa membuka amplop tersebut, staf LPSK terkait langsung menolak.

Pihak LPSK juga sama sekali tidak bersedia menyentuh dan meminta sang pemberi untuk mengembalikan map tersebut.

"Petugas LPSK tidak menerima titipan/pesanan tersebut dan menyampaikan kepada staf tersebut untuk dikembalikan saja," terang Edwin.

Baca Juga: Timsus Polri Besutan Kapolri Listyo Sigit Dinilai Seolah Tak Bergerak Ungkap Kasus Brigadir J, Irwasum Bongkar Peran Intel Polri yang Jadi Angin Segar Selidiki Kematian Ajudan Ferdy Sambo

"Sudah patut diduga. Langsung staf kami tolak saja pemberian itu."

"Dikasih begitu saja sudah bikin shock staf LPSK. Ngga terpikir lagi untuk tanya detail dan tau isinya apa."

Hal ini pun langsung dikomentari secara pedas oleh ketua IPW Sugeng Teguh Santoso.

Menurutnya, pemberian amplop tersebut bukanlah hal yang etis dan patut dilakukan petinggi Polri.

"Saya juga heran ya apabila ada suruhan Ferdy Sambo memberikan amplop kepada LPSK, pastinya akan ditolak. Ini menunjukkan sebetulnya ada upaya untuk mempengaruhi supaya LPSK bisa bertindak sesuai keinginan FS," ujar Sugeng, Jumat (12/8/2022).

Menurutnya, amplop tersebut merupakan sarana 'pelicin' agar LPSK bersedia mengikuti skenario yang direkayasa Ferdy Sambo.

"Tentu ada tujuannya ya, agar LPSK kooperatif dan memberikan perlindungan kepada Bharada E sesuai skenario yang dibuat oleh Ferdi sambo pada tanggal 13 Juli. Saat itu posisi dari Sambo kan masih aman ya belum terbuka kepada publik soal rekayasa ini."

 

(*)