Find Us On Social Media :

Bentuk Tanda Tangan Ferdy Sambo yang Disebut Mirip Organ Vital Pria, Grafolog Ini Sebut Suami Putri Candrawathi Miliki Fantasi Seksual yang Lain dari Biasanya: Di Luar Norma yang Umum

Grafolog atau ahli analisa tulisan tangan, Tessa Sugito menilai Ferdy Sambo orang yang cerdas namun temperamen dan miliki fantasai seksual di luar norma umum, berdasar analisa dari tulisan tangan Sambo dari surat permintaan maaf yang ditulis Sambo.

GridHot.ID - Kematian Brigadir J di tangan atasannya, Ferdy Sambo, sangat disayangkan oleh banyak pihak.

Tak ayal jika masyarakat pun ikut menanti kebenaran atas kasus ini.

Terkait kasus tersebut, Ferdy Sambo pun semakin mendapat sorotan, terutama oleh ahli grafolog yang belum lama ini menganalisis tanda tangan eks Kadiv Propam Polri itu.

Mengutip Kompas.com, diketahui jika semula, kematian Brigadir J disebut karena terlibat baku tembak dengan Bharada E.

Akan tetapi, setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk timsus, baru terkuak Sambo merupakan dalang atau orang yang memerintahkan Bharada E atau Richard Eliezer menembak Brigadir J.

Peristiwa berdarah itu terjadi pada 8 Juli 2022 lalu, di rumah dinas Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jalan Duren Tiga Utara I, Jakarta Selatan.

Menurut Timsus, Sambo memerintahkan penembakan itu karena marah terhadap Brigadir J lantaran dianggap melukai harkat dan martabat keluarganya dalam sebuah kejadian di rumah Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.

Putri, istri Sambo, juga sempat melapor ke polisi menjadi korban pelecehan oleh Brigadir J.

Akan tetapi, setelah penyidikan oleh timsus dari barang bukti dan keterangan sejumlah saksi, kejadian pelecehan yang dilaporkan Putri itu disebut tidak terjadi dan menjadi bagian dari skenario rekayasa pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Sementara itu, Bripka RR, Kuat, dan Putri juga turut membantu dalam kejadian pembunuhan Brigadir J.

Menurut Timsus, Sambo dan Putri sempat menjanjikan akan memberikan sejumlah uang kepada Bharada E, Bripka RR, dan Kuat setelah kejadian.

Baca Juga: Susno Duadji Yakin Banding Ferdy Sambo Pasti Ditolak, Eks Kabareskrim: Walaupun Dia Mengajukan!

Kelima tersangka dijerat pasal pembunuhan berencana yakni Pasal 340 juncto 338 juncto 55 dan 56 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup atau hukuman mati.

Dalam sidang majelis komisi kode etik Polri (KKEP) yang digelar sejak Kamis (25/8/2022) pagi hingga Jumat (26/8/2022) dini hari memutuskan memecat atau memberhentikan dengan tidak hormat terhadap Ferdy Sambo.

Ketua Majelis KKEP Komjen Ahmad Dofiri menyatakan, Sambo terbukti melakukan perbuatan tercela dan melanggar 7 kode etik profesi Polri.

Selain pemecatan, majelis KKEP juga menyatakan Sambo mendapat sanksi administratif berupa penahanan selama 21 hari. Sambo saat ini ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Sedangkan Putri menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka pada Jumat lalu selama 12 jam. Namun, penyidik membolehkan dia pulang dan tidak melakukan penahanan.

Dilansir dari serambinews.com, surat permintaan maaf Ferdy Sambo di atas kertas tersebar di media sosial, sesaat sebelum ia menjalani sidang kode pelanggaran etik, Jumat (26/8/20220) lalu.

Eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menuliskan surat permintaan maaf terhadap para senior, rekan dan institusi Polri terkait kasus pembunuhan berencana terhadap ajudannya Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Surat itu juga ditempeli meterei dan ditandatangani Ferdy Sambo.

Sepucuk surat Ferdy Sambo itu lalu dibacakannya di depan sidang, saat ia diputuskan telah melakukan pelanggaran berat dan dikenai sanksi dipecat dengan tidak hormat. Meskipun Ferdy Sambo mengajukan banding atas putusan itu.

Dari tulisan tangan Ferdy Sambo itu, Tessa Sugito, seorang Grafolog atau ahli membaca tulisan tangan, menilai bahwa Ferdy Sambo adalah orang yang berpikir komperehensif dan cerdas, serta juga memiliki fantasi seksual di luar norma umum yang ada atau konvensional.

Hal itu berdasar analisanya dari tulisan tangan di surat Ferdy Sambo berikut tanda tangan Sambo. Analisa Tessa diungkapkannya di Kompas TV, Minggu (28/8/2022) malam.

Baca Juga: Pernyataan Hotman Paris Bikin Kaget Satu Indonesia, Ferdy Sambo Disebut Bisa Terbebas dari Hukuman Mati Lantaran Satu Hal Ini, Sang Pengacara Justru Wanti-wanti Pihak Kejaksaan

"Kalau melihat dari tulisan Beliau banyak juga thread yang positif sebenarnya. Jadi kita mulai dari yang positif dulu ya. Jadi dari tulisan ini kita tahu bisa menganalisis bahwa penulisnya adalah orang yang memiliki determinasi yang tinggi, juga punya kepercayaan diri yang tinggi, dan juga cerdas. Kecerdasan itu kita bisa melihat dari bentuk huruf M atau N dari penulisnya, bahwa tulisan beliau ini huruf M atau N nya bisa dibilang tajam-tajam," kata Tessa.

Itu kata dia berdasar data empiris menandakan Ferdy Sambo seorang komprehensif thinker atau berarti orang yang dapat melihat secara general.

"Dalam arti gambaran besar ia juga cepat mengambil keputusan. Dia juga bisa membicarakan mungkin hal-hal yang kontroversial tapi tanpa menyinggung lawan bicaranya," kata Tessa.

Karenanya kata Tessa, sebelum tersandung kasus, bisa dipahami jika Sambo adalah polisi yang memiliki prestasi yang baik.

"Pola pikir yang cerdas juga bisa terlihat dalam guratan tulisannya yang tegas, jadi memang tidak heran kalau sebelum kasus ini Beliau memiliki karir yang cemerlang," ujar Tessa.

Selain itu menurut Tessa dalam tulisan tangan Ferdy Sambo, terlihat jelas huruf E nya akan cenderung sempit.

"Jadi tidak terlihat ada look-nya. Itu biasanya penulis yang seperti ini, punya kecenderungan untuk tidak bisa mendengarkan masukan atau saran dari orang lain. Cuma mungkin kita bisa memaklumi, karena pola pikir beliau yang cerdas itu kan jadi ya mungkin., dia merasa sudah tahu nih caranya seperti ini," kata Tessa.

Sehingga kata dia, bisa ada kecenderungan bahwa akhirnya Sambo lebih sulit menerima masukan dari orang lain.

Selain itu kata Tessa, dari tulisannya Ferdy Sambo adalah ciri orang yang temperamental, mudah marah dan mudah tersinggung.

"Ia juga sensitif. Yakni sensitif terhadap kritik, dan sensitif terhadap saran. Ia memng kecenderungan sulit menerima saran dari orang lain. Hal itu terlihat dari huruf d atau huruf t dari penulisnya. Biasanya huruf d-nya itu memang besar-besar tangkainya jadi seperti balon ya, jadi look-nya semakin besar, dan ciri ini biasanya penulisnya mudah tersinggung," kata Tessa.

Selain itu kata dia, Ferdy Sambo juga cenderung melakukan agresi atau kekerasan fisik karena sifatnya yang temperamen dan mudah marah.

Baca Juga: Kebohongan Putri Candrawathi di Magelang Dibongkar, Deolipa Yumara Sebut Ferdy Sambo Diduga Dihasut Sosok Ini: Tidak Bisa Dipercaya Mereka Itu!

"Hal itu terlihat dengan tekanan atau penebalan di tulisan huruf yang ada tangkainya, bisa di huruf T atau bisa di huruf P. Ini kalau dilihat ya, bentuk huruf itu seperti pentungan. Dalam grafologi indikasi seperti ini bisa mengarah bahwa penulisnya memang memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan fisik, atau kekejaman juga bisa dihasilkan seperti itu," katanya.

"Nah kalau berdasarkan tanda tangan dengan menganalisis bentuk, kita juga melihat banyak simbol-simbol ya. Dan ini memang dari tandatangan ini, terlihat bentuknya itu dalam grafologi, mohon maaf, seperti alat kelamin pria seperti itu," kata Tessa.

Analisisnya, kata Tessa, karena simbol tanda tangan seperti alat kelamin pria itu, biasanya, maka pemiliknya atau penulisnya memiliki kecenderungan seksual fantasi yang lain.

"Atau fantasi seksual yang lain dari biasanya, atau unkonvensioal, atau bisa dibilang fantasi seksual di luar norma yang umum," kata Tessa.

Menurut Tessa, tanda tangan itu sebenarnya bisa diartikan aalah branding atau pencitraan yang terlihat sekilas.

"Jadi sebagai Grafolog, tetap harus membandingkan dengan tulisan asli dari penulisnya, untuk mengambil analisis yang lebih holistik," kata Tessa.

Ia menjelaskan di tanda tangan Ferdy Sambo juga tampak memiliki under line atau garis bawah.

"Dalam grafologi, garis bawah itu memiliki arti yang bagus. Biasanya penulis-penulis seperti ini memang memiliki jiwa leadership atau jiwa kepemimpinan yang baik. Terus juga mandiri, dan bisa mengambil keputusan dengan cepat. Jadi kalau kita bandingkan dengan tadi analisis tulisannya ya sesuai, karena dia memiliki pola pikir yang cerdas," ujarnya.

Selain itu kata Tessa terlihat pula dari tulisan suratnya, Ferdy Sambo memiliki trauma masa lalu atau ketakutan masa lalu yang sulit dilupakan.

"Itu terlihat dari margin suratnya itu, ada jarak yang jauh dari sisi kiri. Ini ciri-ciri Beliau memiliki trauma atau ketakutan akan masa lalunya, dan mencoba menutupi atau lari dari kejadian masa lalu itu," kata Tesaa.

Tessa menjelaskan dari hasil penelitian, akurasi grafologi atas karakter dan sifat seseroang mencapai 85 persen ke atas. "Itu juga kembali ke jam terbang Grafolognya. Tapi berdasarkan penelitian dan data statistik, akurasinya mencapai 85 persen ke atas," katanya.

Baca Juga: Ikut Susun Rencana Bareng Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Bantah Akui Bantu Suami Habisi Brigadir J, Sang Kuasa Hukum: Keterangan Dijawab di BAP!

Terkait apakah hasil analisis grafologi tulisan tangan ini bisa dipakai kepolisian untuk penyidikan dan pendalaman, menurut Tessa, sangat mungkin dipakai untuk opini ahli dalam menilai karakter seseorang.

"Tapi apakah bisa dipakai sebagai bukti atau pendukung, saya tidak tahu bagaimana hukum di Indonesia melihat hal ini. Jadi saya kembali menyerahkannya ke polisi atau penegak hukum," kata dia.

Terkait isi tulisan surat, kata Tessa, sebenarnya seorang Grafolog biasanya menghindari isi atau cerita di dalam surat agar tidak bias dalam penilaian.

"Namun isi konten itu, bisa dipakai sebagai pendukung dari analisis guratan, bentuk dan penebalan tulisan penulisnya, sebelumnya," kata dia.(*)