"Sedang penyelidikan, karena juga kalau rem blong jalan cukup datar, kalau perkiraan kami kecepatannya (melebihi batas normal)," ujar Latif.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sekolah berada di dekat sebuah fly over.
Jarak antara sekolah dan fly over Kranji itu kira-kira 500 meter.
Truk kontainer tersebut diketahui datang dari arah fly over.
Latif juga sempat menyatakan truk itu mengalami kecelakaan saat persneling terhenti di gigi tiga.
Latif mengatakan, truk itu awalnya hilang kendali hingga masuk ke bahu jalan dan menabrak halte.
"Kami duga kecepatannya masih di atas 60 km per jam, ini masih kami duga," ujar Latif.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigadir Jenderal Aan Suhanan mengatakan, ada bekas rem dari truk kontainter itu.
"Ada bekas rem. Ada sekitar lima meter (tanda upaya pengereman), kami selidiki nanti," ujar Aan di lokasi kejadian, Rabu kemarin. Dilihat dari bekas rem itu, Aan menduga, kemungkinan ada dua penyebab kecelakaan.
"Kami lihat dari bekas rem, ini ada beberapa kemungkinan, bisa human error, bisa gagal rem karena overload, ini masih kami selidiki," kata Aan.
Kondisi sopir
Dilansir dari TribunJakarta.com, usai kecelakaan maut terjadi, sopir truk kontainer bernomor polisi N 8051 EA bernisial AS (30) sudah berada di Polres Metro Bekasi Kota.