Find Us On Social Media :

Minta 13 Prajurit yang Aniaya Warga hingga Tewas Tanggung Jawab, Maruli Simanjuntak Ternyata Menantu Orang Penting di Indonesia, Ini Biodata Lengkap Sang Pangkostrad

Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak ketika berkunjung ke Markas Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 323/13/1 Kostrad, Banjar, Jawa Barat. Rabu (23/03/2022).

GridHot.ID - Letjen TNI Maruli Simanjuntak sang Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menuai perhatian.

Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa 13 prajurit Batalyon Infanteri Raider 411/Pandawa yang ditetapkan tersangka atas dugaan kasus penganiayaan di Salatiga, Jawa Tengah, harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Jadi jelas orang harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan,” kata Maruli Simanjuntak saat dihubungi pada Jumat (9/9/2022) sore, dikutip dari Kompas.com.

Melansir Kompas.com, Maruli Simanjuntak menyebut dugaan penganiayaan yang dilakukan prajuritnya tak lepas karena faktor emosi.

Maruli berpendapat para tersangka tidak mempunyai niat untuk membunuh.

Jenderal bintang tiga itu menduga semula prajuritnya hanya ingin membuat jera kepada para korban.

“Cuma kita harus lihat itu kan emosinya anggota yang sebetulnya pastinya tidak ada niatan untuk membunuh, membuat jera saja, tetapi kejadiannya seperti ini, sesuaikan dengan aturan saja,” kata Maruli.

Lebih lanjut, Maruli menilai bahwa terdapat hal-hal yang meringankan para tersangka pada kasus ini. Misalnya, tidak ada niatan membunuh korban.

Meski begitu, Maruli menginginkan para tersangka diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.

“Punya hal-hal yang bisa meringankan sebenarnya. Misalnya, karena tidak ada niatan, karena emosi saja, begitu," ucap dia.

"Tetap harus ada sesuai dengan hukum, begitu saja,” tandasnya.

Baca Juga: 2 Prajuritnya Tewas di Selat Madura dan Ditemukan Terbalik di Kokpit Masih Terikat Sabuk Pengaman, KASAL Laksmana TNI Yudo Margono Sebut Almarhum Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa: Surat Keputusannya Sudah Turun

Profil, biodata, dan riwayat jabatan Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak

Dilansir dari Surya.co.id, Letjen TNI Maruli Simanjuntak lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 27 Februari 1970.

Maruli merupakan lulusan Akademi Militer 1992, serta berpengalaman dalam Infanteri (Kopassus) dan Detasemen Tempur Cakra.

Ia merupakan menantu dari salah satu orang penting di Indonesia yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Panjaitan.

Riwayat Jabatan:

- Komandan Denpur Cakra (2002)

- Pabandya Ops Mako Kopassus (2005-2008)

- Danyon 21 Grup 2 Kopassus (2008-2009)

- Dan Sekolah Komando Pusdik Passus (2009-2010)

- Wadan Grup 1 Kopassus (2010-2013)

- Dan Grup 2 Kopassus (2013-2014)

- Asops Danjen Kopassus (2014)

- Dan Grup A Paspampres (2014-2016)

- Danrem 074/Warastratama (2016-2017)

- Wadanpaspampres (2017-2018)

- Kasdam IV/Diponegoro (2018-2018)

- Komandan Paspampres (2018-2020)

- Pangdam IX/Udayana (2020).

- Pangkostrad (2022).

Baca Juga: Jasad Suaminya Ditemukan di Bangkai Pesawat 14 Meter Kedalaman Selat, Istri Kopilot G-36 Bonanza TNI AL Unggah Postingan Memilukan: Hingga Raga Ini Tak Lagi Bernyawa

Penganiayaan tewaskan satu orang

Sebelumnya diberitakan oleh Kompas.com, AWP (32), seorang warga sipil asal Temanggung, Jawa Tengah tewas diduga dianiaya oknum anggota TNI di Markas Komando Batalyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa di Salatiga, Kamis (1/9/2022).

Ia meninggal di RST Salatiga dengan kondisi penuh luka diduga karena dianiaya.

Kejadian tersebut berawal saat anggota Bataltyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa berinisial Pratu RW mengendarai motor dan membonceng istri yang hamil 6 bulan pada Kamis (1/9/2022), sekitar pukul 13.40 WIB.

Mereka pun melintas di Jalan Diponegoro hendak menuju pasar buah di Jalan Taman Pahlawan, Kota Salatiga.

Di tengah perjalanan, motor Pratu RW disenggol mobil pikap yang berpenumpang lima pemuda yakni AA (20) warga Magelang, Y (22), AS (23), AF (22), dan AWP (32), warga Temanggung. Mobil tersebut melaju ke arah Pasar Blauran dan Pratu RW yang membonceng mengikuti dari belakang.

Saat di depan Masjid Pasar Blauran, Pratu RW terlibat cekcok dengan lima pemuda tersebut. Mereka kemudian mengajak Pratu RW berkelahi.

Istri Pratu RW yang panik kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke grup WhatsApp satu angkatan suaminya untuk minta bantuan.

Tak lama bantuan pun datang. Lima pemuda tersebut kemudian diamankan di Pasar Sapi Salatiga dan dibawa ke Markas Komando Batalyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa.

Aksi balasan pengeroyokan terjadi hingga menyebabkan satu orang tewas

(*)