Find Us On Social Media :

Kakak Perempuan Brigadir J Sebut Pelecehan Seksual Putri Candrawathi Mengada-ada Jika Tanpa Bukti Nyata, Yuni Hutabarat Ternyata Tercatat Lakoni Pekerjaan Mulia Ini di Kementerian Pertanian

Kakak Brigadir Yosua menagih bukti adiknya sudah melecehkan istri Kadiv Propam Polri. Ternyata dia punya profesi mulia ini.

GridHot.ID - Kasus pembunuhan Brigadir J yang belum terkuak kini membuat sang kakak kandung menagih bukti.

Kakak kandung Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat itu menagih bukti adiknya telah melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Kakak kandung Brigadir J itu pun kini menjadi sorotan.

Mengutip Tribun-papua.com, proses hukum dan pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo Cs terus bergulir.

Tersangka Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi kukuh mempertahankan alasan pembunuhan Brigadir J lantaran dugaan pelecehan oleh korban.

Padahal, Bareskrim Polri sebelumnya menyatakan tidak ada dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi di Magelang.

Menyusul skenario yang dibuat Ferdy Sambo atas kasus pembunhan berubah-ubah.

Hal ini pun menyayat hati keluarga Brigadir J.

Sebab, fakta kejadian dinilai telah diputarbalikkan oleh Putri Candrawathi dan Irjen Ferdy Sambo atas peristiwa di Magelang dan rumah dinasnya, di Jakarta Selatan.

Keluarga Brigadir J menduga, bisa saja kasus dugaan pelecehan seksual ini faktanya bukan dilakukan oleh Brigadir Yosua tetap sebaliknya dilakukan oleh Putri Candrawathi.

Sementara itu, dilansir dari Fotokita.net, kakak kandung Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir Yosua) menagih bukti adiknya sudah melecehkan istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo. Ternyata kakak Brigadir Yosua punya profesi mulia ini. Foto sosoknya jadi sorotan netizen di media sosial.

Baca Juga: Langit Bumi dengan Ferdy Sambo yang Resmi Pengangguran, Ibu Kandung Brigadir J Kini Kembali Kerja Banting Tulang, Rosti Simanjuntak yang Seorang Guru SD Akhirnya Kembali Mengajar

Berdasarkan keterangan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Brigadir Yosua adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam.

Sementara itu, rekan Brigadir Yosua, Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Ahmad Ramadhan menjelaskan, sebelum ditembak mati oleh Bharada E, Brigadir Yosua sempat melecehkan istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo.

Mendengar tuduhan ini, kakak kandung Brigadir Yosua, Yuni Hutabarat menagih bukti adiknya sudah melecehkan istri Kadiv Propam Polri. Ternyata kakak Brigadir Yosua punya profesi mulia ini. Foto sosoknya jadi sorotan di media sosial.

Ramadhan memberikan keterangan resmi setelah beberapa hari kejadian. Katanya, peristiwa ini terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri yang berada di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB.

Dalam pernyataannya, Ramadhan menekan Brigadir Yosua ditembak mati karena sempat melecehkan istri Kadiv Propam dengan menodongkan senjatanya.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata," kata Ramadhan kepada wartawan, Senin (11/7/2022).

Pada saat Brigadir Yosua melecehkan istri Kadiv Propam Polri, menurut Ramadhan, Bharada E sedang berada di lantai atas. Ketika mendengar ada teriakan dari istri Kadiv Propam, Bharada E langsung turun ke bawah untuk mengecek.

Melihat Bharada E, Brigadir Yosua yang sudah berdiri di depan kamar pun panik.

"Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigadir J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E," papar Ramadhan.

Suara teriakan itu didengar oleh Bharada E yang juga ada di rumah Kadiv Propam. Bharada E merupakan anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Baca Juga: Penanganan Kasus Brigadir J Cukup Berbelit, Irma Hutabarat Bongkar Penderitaan Sosok Ini, Ingin Nama Baik Mendiang Dipulihkan!

"Teriakannya terdengar oleh Bharada E yang berada di Lantai atas sehingga Bharada E turun memeriksa sumber teriakan," ucap Ramadhan.

Bharada E langsung berdiri di depan kamar dan melihat Brigadir Yosua. Brigadir Yosua lebih dulu menembak Bharada E.

"Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigadir J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E," ungkap Ramadhan.

Hasil dari olah TKP menunjukkan, Brigadir Yosua menembak sebanyak 7 kali. Sementara Bharada E menembak sebanyak 5 kali.

"Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali," jelas Ramadhan

Ketika peristiwa berdarah itu terjadi, Kadiv Propam Polri sedang tak berada di rumah. Irjen Ferdy Sambo tengah melakukan tes PCR COVID-19.

"Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ungkapnya.

Dia menambahkan, Irjen Ferdy mengetahui adanya peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris. Irjen Ferdy pun langsung bertolak menuju kediamannya.

"Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapati Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.

Atas kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan. Hingga akhirnya dilakukan oleh TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

Mabes Polri telah mengamankan Barada E yang menjadi pelaku dalam kasus ini.

Baca Juga: Ferdy Sambo Terlanjur Bikin Banyak Kesalahan, Penasehat Ahli Orang Nomor 1 di Kepolisian Prediksi Bandingnya Tak Bisa Dimaklumi: Pak Kapolri Enggak Mau Ambil Resiko

“Akibat penembakan yang dilakukan Barada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia,” ucap Ramadhan di Mabes Polri, Senin.

Dalam kasus ini, ujar Ramadhan, Bharada E telah diamankan. "Dan tentu sesuai dengan prosedur bila unsur dan buktinya cukup akan diproses lebih lanjut,” kata Ramadhan.

Menurut penuturan keluarga, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang merupakan ajudan Kadiv Humas Polri, Irjen Ferdy Sambo tewas dengan sejumlah luka tembak dan senjata tajam.

Mendengar adiknya disebut melecehkan istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo, kakak kandung Brigadir Yosua, Yuni Hutabarat menagih bukti-buktinya.

Yuni Hutabarat tidak yakin adiknya melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri sebelum tewas ditembak. Yuni meminta bukti CCTV di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

"Saya tak yakin ya dengan keterangan itu. Saya butuh hasil bukti otentiknya seperti CCTV ya, kalau memang adik saya telah melakukan perbuatan itu," ujar Yuni yang dihubungi awak media detik, Senin (11/7/2022).

Selama polisi belum bisa memberikan bukti atas keterangan itu, keluarga tetap tidak akan percaya.

"Jika itu ada buktinya mungkin kami bisa menerimanya, tetapi ketika kami nanya dengan salah satu utusan Polri dari Mabes di Jakarta juga ketika kami minta bukti CCTV-nya, disebut jika CCTV tidak ada," ucapnya.

Yuni menilai dugaan adiknya melecehkan istri Kadiv Propam hanya mengada-ada jika tak disertai bukti dan fakta. Dia hanya berharap agar kejadian tewasnya adiknya itu bisa diusut tuntas dan lebih terbuka.

"Saya rasa sesuatu yang disebutkan tanpa bukti nyata itu kan sama saja seperti hal mengada-ada ya. Kami di sini butuh bukti nyata, mustahil kan di rumah dinas seorang jenderal tidak ada CCTV nya," terang Yuni.

Tagih bukti adiknya sudah melecehkan istri Kadiv Propam Polri, kakak kandung Brigadir Yosua, Yuni Hutabarat ternyata punya profesi mulia ini. Foto sosoknya jadi sorotan di media sosial.

Baca Juga: 'Hal Serius Harus Dikroscek', Upaya Perlawanan Ferdy Sambo hingga Keterlibatan Kakak Asuh Dibahas Staf Ahli Kapolri, Suami Putri Candrawathi Dibantu untuk Dapatkan Hal Ini

Dalam keseharian, kakak Brigadir Yosua bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Balai Karantina Pertanian Jambi. Dia tercatat sebagai PNS Kementerian Pertanian.

Kakak Brigadir Yosua memiliki jabatan sebagai POPT (Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan) Terampil yang berada di Jambi. Sayangnya, Yuni Hutabarat tidak menyebutkan latar pendidikannya dalam akun Facebook miliknya.

Keluarga Brigadir Yosua sempat menunjukkan foto kesedihan mendalam yang dirasakan Yuni dan ibundanya, Rosti Simanjuntak.

Saat mendapatkan kabar duka yang menimpa Brigadir Yosua, Rosti dan suaminya, Samuel Hutabarat sedang berada di Padang Sidimpuan, Sumatera Utara usai berziarah ke makam keluarga.

Sebagai manusia biasa, Rosti belum siap menghadapi kenyataan pahit kehilangan putranya.

"Memang secara manusia, saya belum sanggup menerima ini. Tetapi terimakasih atas berkat tuhan, ada keluarga saya yang mau mengurus semua ini," kata Rosti Simanjuntak, Senin (11/7/202022).

Ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat menyayangkan permintaan terakhir istrinya agar sang anak dimakamkan menggunakan upacara kepolisian tak diberikan Polri.

"Padahal sebelumnya ditanya apa permintaan terakhir keluarga dan itu jawaban mamaknya (upacara kepolisian)," kata dia.

Samuel lalu menuturkan firasat tak enak yang dialaminya sebelum mendapat kabar kematian sang anak.

"Sebelum dapat kabar anak saya meninggal, saat saya ziarah saya merasa merinding. Tapi saya anggap itu hal biasa, tapi setelah masuk mobil merinding lagi. Pertanda apa ini," katanya dalam bahasa Batak Toba.

Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat, dimakamkan di pemakaman umum kristiani, di Desa Sukamakmur, Rt 8, Simpang Unit 1, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Senin (11/7/2022).

Baca Juga: Sosok Kakak Asuh Ferdy Sambo Jadi Sorotan, Guru Besar Unpad Ungkap Keterlibatanya Usai Diduga Bantu Ringankan Kasus Pembunuhan Brigadir J

"Kami kecewa, katanya mau dikawal dan dimakamkan secara upacara kepolisian dari Brimob, rupanya tidak ada. Hanya kami keluarga tanpa ada pengawalam dari kepolisian," kata Rohani Simanjuntak selaku bibi korban.

Saat itu, kata Rohani, pihak kepolisian menanyakan permintaan keluarga, sebelum pemakaman. Pihak keluarga meminta untuk dimakamkan secara kepolisian, dan kemudian dipenuhi oleh tim yang datang dari Mabes Polri.

Namun, saat hari pemakaman, tidak ada prosesi pemakaman secara kepolisian, seperti pada umumnya. Rohani mendengar, intruksi tersebut datang dari Mabes Polri, agar tidak dilakukan pemakaman secara kepolisian.

"Mereka yang tanya, apa permintaan keluarga. Ibu korban atau kakak saya bilang mau dimakamkan secara kepolisian dan mereka menyetujui," kata Rohani.

"Tapi, malah pas pemakaman, tidak ada sama sekali. Ya kecewa kita," bilangnya. (*)