Find Us On Social Media :

Dikira Cuma Sakit Asam Lambung, Nyatanya Tubuh Pria Ini Malah Terkena Kanker Paling Mematikan, Gejalanya Mirip Begini Perbedaanya

Ilustrasi kanker pankreas yang mirip asam lambung.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Selama ini, banyak orang menyepelekan sakit asam lambung atau maag.

Padahal, sakit asam lambung sangat mungkin bisa berakibat buruk bagi tubuh.

Bukan cuma itu, ternyata ada juga sakit asam lambung yang ternyata salah terdeteksi.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Sajiansedap.grid.id, 21 Mei 2022, dikiranya sakit lambung, ternyata malah gajala kanker paling mematikan ini.

Ya, ada 1 jenis kanker mematikan yang gejalanya mirip sakit lambung.

Harus jadi perhatian kita semua sebelum menyesal belakangan.

Gejala Kanker Pankreas Mirip Sakit Maag

Kanker pankreas menjadi salah satu jenis kanker yang paling mematikan.

Kanker ini juga yang merenggut nyawa pendiri Apple, Steve Jobs, meski ia tinggal di negara maju yang teknologi kedokterannya lebih canggih.

Baca Juga: 2 Kali Dampingi Panglima TNI Andika Perkasa di Perjalanan, Terungkap Fakta Soal Serda Hanifah, Pramugari Pesawat VIP TNI AU yang Ngaku Kikuk Saat Sang Jenderal Lakukan Ini

The National Cancer Institute menyebutkan kanker pankreas jarang bisa disembuhkan.

Bila kanker masih berada di pankreas (terlokalisasi), tingkat kesembuhan tentu akan makin besar.

Meski begitu, biasanya harapan baik ini pada seluruh kasus hanya sedikit, yaitu kurang dari 20 persen.

"Kanker pankreas memang sangat mematikan karena itu penting deteksi dini agar tidak terlambat ditangani," kata Dr.C Rinaldi Lesmana Sp.PD-KGEH dalam wawancara terbatas yang diadakan oleh PT.Sometech Indonesia (15/12).

Kendati begitu, ia mengakui bahwa kanker pankreas memang sulit dideteksi karena lokasinya yang tersembunyi di belakang lambung.

"Terkadang gejalanya sering dikira sakit mag atau gangguan pencernaan," papar dokter yang berpraktik di RS MRCCC Siloam Semanggi dan RS Medistra Jakarta ini.

Faktor risiko kanker pankreas

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang menderita kanker pankreas, antara lain kebiasaan merokok, obesitas, konsumsi alkohol, dan diabetes melitus.

Kaitan antara diabetes melitus dan pankreas menurut Rinaldi cukup besar.

Baca Juga: Seumur Hidupnya Bakal Dilindungi 1000 Khodam, Weton-weton Istimewa Ini Disukai 'Bala Sewu', Kamu Termasuk?

Seperti diketahui, pankreas menghasilkan enzim dan hormon, termasuk insulin.

Enzim pankreas membantu mencerna makanan di dalam usus kecil, sedangkan insulin mengontrol kadar gula dalam darah.

Kedua enzim dan hormon itu diperlukan untuk mempertahankan tubuh agar bekerja dengan benar.

Selain itu, waspadai juga jika memiliki penyakit batu empedu dan perlemakan pankreas.

"Diperlukan pemeriksaan MRI dan endoskospi ultrasound untuk mendeteksi dan mengevaluasi," kata Rinaldi.

Karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, biasanya orang tidak melakukan pemeriksaan sehingga baru diketahui setelah kankernya sudah stadium lanjut.

"Gejala awal yang dirasakan pasien mungkin tidak begitu terasa karena menyerupai sakit mag biasa. Namun alangkah baiknya jika dilakukan screening awal ke dokter spesialis. jika dibiarkan akan semakin ganas dan berakibat fatal,” tandasnya.

Kanker pankreas sulit dideteksi sejak dini karena pankreas terletak jauh di dalam tubuh.Orang biasanya tidak memiliki gejala sampai tumor menjadi sangat besar atau kanker telah menyebar ke organ lain.

Menurut penelitian dari tahun 2015, sekitar 53 persen orang dengan kanker pankreas menerima diagnosis saat kanker berada pada stadium 4.

Baca Juga: Menyehatkan dan Kaya Nutrisi, Deretan Sayuran Ini Justru Jadi Pantangan Bagi Penderita Asam Urat, Apa Saja?

Kanker pankreas bisa sulit dideteksi sejak dini karena biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.

Pada stadium yang lebih lanjut, kanker dapat mengganggu fungsi kandung empedu, hati, dan saluran empedu.

 

(*)