Find Us On Social Media :

KKB Papua Lari Kocar-kacir Korbannya Masih Bisa Bangun Setelah Ditembak, Fakta Mengerikan OPM Dibongkar Usai Habisi Imam Masjid, Pelurunya Diduga Beracun

DITEMUKAN TEWAS - seorang pekerja tambang ilegal di Manokwari, ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan. Saat ditemukan, ia tak mengenakan sehelai benang pun. Hingga kini polisi masih mendalami kasus tersebut. Namun diduga kuat, korban dihabisi oleh orang tak dikenal yang adalah anggota

GridHot.ID - Seorang warga sipil kembali menjadi sasaran keganasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Diketahui jika KKB Papua memang tak pernah berhenti menebar teror.

Hingga pada Rabu (23/11/2022) lalu KKB Papua melakukan aksinya menembak dan membunuh warga sipil di Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari.

Mengutip tribun-papua.com, warga sipil inisial MR (53) ditembak orang tak dikenal (OTK) di Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Rabu (23/11/2022).

Insiden penembakan itu berlangsung pukul 06.30 WIT.

Polisi menduga penyebab penembakan akibat persoalan batas tanah.

"Dugaan awal berkaitan dengan areal tanah di sekitar kejadian," ujar Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom kepada awak media di Manokwari, Rabu (23/11/2022).

Gultom mengatakan, dugaan itu juga berkaitan dengan aktivitas korban yang mencari kayu bakar di lokasi penembakan.

"Semua masih dugaan dan kami harus mendalami lebih jauh lagi," tegasnya.

Kini, polisi masih melakukan penyelidikan serta memburu terduga pelaku.

"Kita masih mengecek identitas baru kemudian kami kejar pelaku," kata Gultom.

Baca Juga: KKB Papua Sembunyi di Pedalaman Hutan yang Sulit Dijangkau, Ini Alasan Mengapa TNI Tidak Terjunkan Serangan Udara untuk Melenyapkan OPM

"Kalau pelaku masih berstatus orang tidak dikenal (OTK) dan belum bisa dipastikan berhubungan dengan KKB," jelasnya.

Kronologi Penembakan

Gultom menuturkan, kejadian itu si MR sedang mencari kayu bakar di Kampung Mandopi, Manokwari.

"Kejadian penembakan oleh orang tidak dikenal terjadi pada pukul 06.30 WIT," ujar Gultom, awak media di Manokwari, Rabu (23/11/2022).

"MR waktu itu hendak mencari kayu bakar di Kampung Mandopi, Distrik Manokwari Utara, Manokwari."

Saat berada diperjalanan, MR kemudian bertemu dengan dua orang pria yang tidak dikenal menghampirinya.

"Saat korban berjalan sekitar tiga meter, seorang pria mengeluarkan senapan laras pendek dari tas noken miliknya dan menembakan ke arah bagian perut korban," jelasnya.

Dirinya baru mendapat laporan perihal kejadian itu setelah korban dibawah ke Rumah Sakit TNI AL Manokwari.

"Kita mendapat laporan saat korban sudah dilarikan ke rumah sakit," ungkapnya.

Gultom menambahkan, setelah kedua OTK melakukan penembakan korban pun lari untuk menyelamatkan diri.

"Korban sempat dikejar oleh pelaku, namun dia berusaha lari sehingga para pelaku berhenti mengejar," kata Gultom.

Baca Juga: Detik-detik Mencekam KKB Papua Tembak Warga yang Berniat Cari Kayu Bakar Terbongkar, Korban yang Kabur dengan Luka Parah Masih Sempat Dikejar Anggota OPM

Dilansir dari pos-kupang.com, hingga saat ini, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, tak henti-hentinya melakukan aksinya menembak dan membunuh warga sipil di daerah itu.

Kasus terbaru dialami Muhammad Ralas (43). Korban ditembak di hutan dekat Kampung Mandopi, Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari.

Penembakan terhadap Muhammad Ralas itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIT, Rabu 23 November 2022.

Dalam insiden itu tak diketahui siapa pelakunya. Sebab oknum yang menembak korban adalah orang yang tidak dikenal alias OTK.

Terkait kasus tersebut, istri korban, Nurmala mengungkapkan fakta yang mengerikan.

Dikisahkan bahwa sebelum insiden penembakan itu, suaminya telah menunaikan sholat. Bahkan saat itu korban jadi imam di Masjid Al Hijrah.

Korban yang merupakan Imam Masjid Al Hijrah Borobudur itu, diketahui bekerja juga sebagai operator kayu.

"Setelah sholat subuh, suami saya langsung ke lokasi pekerjaan di sekitar Sowi Gunung V (lima)," ujar Nurmala, kepada awak media, Jumat 25 November 2022.

Setibanya di jalan masuk ke lokasi kerja, kira-kira tiga meter, langsung ditembak dari sisi kanan korban.

"Saat ditembak bapak langsung jatuh. Sementara pelaku penembakan tidak langsung melepaskan tembakan berikutnya. Hanya satu kali tembak saja," tutur Nurmala mengulangi kisah suaminya.

Setelah tertembak, lanjut dia, suaminya masih berusaha untuk bangun dengan maksud melakukan perlawanan atau membela diri jika diserang lagi.

Baca Juga: Hanya Modal 1 Senjata Api, Parang, dan Segudang Nyali, KKB Papua yang Niat Incar Helikopter Aparat Harus Temui Ajal Usai Dibidik Sniper Secara Terukur

Akan tetapi, lanjut Nurmala, tatkala melihat suaminya bangun lagi setelah ditembak, pelaku penembakan seketika melarikan diri.

Sementara dalam kondisi tertembak, suaminya itu berusaha menyelamatkan diri dengan lari pulang ke rumah.

"Saat sampai di rumah, korban sudang dalam keadaan terluka. Luka di bagian perut karena terkena tembakan itu," ujarnya.

Kepadanya, sang suami bercerita bahwa ia ditembak dari arah kanan dan mengenai perut. Ia ditembak oleh orang yang tidak dikenal.

Melihat suaminya terluka, Nurmala langsung berusaha sekuat tenaga untuk membawa korban ke RS AL Manokwari. Maksudnya agar segera mendapatkan penanganan medis.

"Setelah urus surat-surat, ternyata hanya dilakukan pemulihan di bagian usus dan akan dirujuk ke Makassar," jelasnya.

Mungkin karena peluru itu belum diangkat dari tubuh korban, sehingga korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir sebelum dirujuk ke Makassar.

Pelurunya Mungkin Beracun

Pasca suaminya meninggal dunia, Nurmala sepertinya tak puas dengan keadaan itu.

Terdorong oleh rasa ingin tahu, Nurmala pun meminta dokter untuk mengambil peluru yang bersarang di tubuh suaminya.

"Saya minta dokter untuk melakukan operasi. Saya ingin lihat, seperti apa peluru yang ada di dalam tubuh korban," tutur Nurmala.

Baca Juga: Manuver Petinggi KKB Papua Cari Dukungan dari Parlemen ke Parlemen, Kini Benny Wenda Desak Jokowi Bebaskan 7 Mahasiswa, Salah Satunya Eks Napi Makar

Rupanya dokter mengabulkan apa yang diminta. Tim dokter akhirnya berhasil mengambil peluru dari dalam tubuh korban.

"Peluru yang ada di tubuh suami saya itu, beda dengan milik aparat. Bentuk pelurunya beda sekali," tutur Nurmala.

Menurut dia, kemungkinan peluru itu bersumber dari senjata rakitan. Peluru itu pun rakitan karena modelnya lain sekali. Bedang dengan peluru milik aparat.

"Bentuknya sangat beda dengan aparat punya. Karena sangat beda, mungkin peluru itu dicetak sendiri," ungkap Nurmala.

"Kami orang bodoh ini menduga, peluru ini tidak biasanya peluru ini mungkin mengandung racun," katanya.

Dia juga menyebutkan, penembakan suaminya tersebut merupakan hal yang tidak biasa. Ada kemungkinan sudah direncanakan sebelumnya.

Dugaannya itu muncul karena sebelum kejadian penembakan itu ada beberapa orang yang tidak dikenal, ditemukan beraktivitas di lokasi kejadian.

Hanya saja, lanjut dia, orang-orang itu tidak dikenal sama sekali. Korban tidak mengenal satu orang pun yang tiba-tiba ada di tempat itu.

"Orang tidak jelas itu ada di lokasi kejadian sejak peristiwa di Bintuni. Hanya saja korban tidak kenal satu pun," imbuhnya.

Nurmala berharap agar aparat kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut. Kopolisian harus bisa ungkap masalah itu, sehingga tak ada lagi korban jiwa.

"Almarhum bercerita bahwa sehari sebelumnya sekitar pukul 18.00 WIT, ada dua orang di lokasi kejadian. Tetapi beberapa waktu kemudian terlihat lagi satu orang, sehingga saat itu tiga orang di tempat itu," tuturnya.

Baca Juga: KKB Papua Pimpinan Mathius Gobay Masih Diburu Aparat, Anggota OPM Lainnya Malah Modal Nekat Hadang Helikopter Petugas, Darah Berceceran di Hutan

"Suami bercerita bahwa ada tiga orang yang di lokasi. Dari tiga orang itu, dua orangnya ada laki-laki dan satunya perempuan. Hanya saja tidak diketahui, siapakah orang tak dikenal itu," imbuhnya. (*)