Find Us On Social Media :

Niat Panglima TNI Berantas KKB Papua dapat Komentar Pedas, Gufron Tegaskan Yudo Margono Tak Perlu Injakkan Kaki di Bumi Cendrawasih Jika Hanya Lakukan Hal Ini

Panglima KKB Papua atau Kodap VIII Intan Jaya Undius Kogeya menolak dialog antara Komnas HAM, ULMWP dan Majelis Rakyat Papua yang akan berlangsung di Genewa Swiss.

Gridhot.ID - KKB Papua masih jadi fokus utama meski Panglima TNI sudah berganti ke Laksamana Yudo Margono.

Dikutip Gridhot dari Antara News, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan dirinya masih terus berusaha untuk memberantas KKB Papua dengan pendekatan humanis.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah berencana akan mengunjungi Papua untuk melakukan evaluasi terkati penanganan KKB Papua.

Laksamana Yudo Margono akan mengajak pimpinan tiga matra TNI yakni KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Laksamana Yudo Margono juga akan mengajak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Kesempatan pertama akan kami tinjau daerah-daerah yang perlu mendapatkan perhatian khusus bersama tiga kepala staf angkatan," kata Yudo Margono usai Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2022.

Namun niat baik Panglima TNI ini mendapatkan komentar pedas dari aktivis lain.

Dikutip Gridhot dari Pos Kupang, Gufron Mabruri, Direktur Imparsial melontarkan kritikan tajam terhadap rencana kunjungan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono yang mengunjungi Papua dalam waktu dekat ini.

Dikatakannya, kunjungan Panglima TNI tersebut memang dirindukan oleh masyarakat Papua yang selama ini mendambakan keamanan dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat.

Akan tetapi, katanya, kalau kunjungan Panglima TNI itu hanya seremonial belaka, hanya bersifat simbolis, maka sebaiknya tidak dilakukan.

Pernyataan Gufron ini mengemuka merespon rencana Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengunjungi Papua bersama kepala staf dari unsur tiga matra TNI.

Baca Juga: Acuhkan Isu Video Syur, Rezky Aditya Ungkap Kalimat Cinta ke Citra Kirana, Foto Mesra Keduanya Bikin Iri: Bahagia Selalu Ciky

Untuk diketahui, selama ini Papua merupakan daerah rawan pergolakan. Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua tak henti-hentinya melancarkan aksi anarkisnya hingga menimbulkan korban jiwa.

Bahkan puluhan nyawa melayang sia-sia sepanjang tahun 2022 lalu. Para korban itu tewas gegara serangan membabibuta yang dilakukan KKB Papua.

Para korban itu tak hanya dari unsur prajurit TNI Polri, tetapi juga warga sipil. Bahkan warga sipil lebih banyak meninggal dunia ketimbang aparat bersenjata.

Salah satu insiden yang menyebabkan warga sipil tewas mengenaskan, adalah ketika KKB Papua menyerang pangkalan ojek hingge menewaskan beberapa tukang ojek yang sedang mangkal di tempat itu.

Bahkan pada akhir tahun 2022, KKB Papua juga masih melakukan serangannya dengan menembak Pos Penjagaan Polres Yahukimo dan menembak Pos Brimob di Jalan Gunung, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Serangan ke Pos Penjagaan Polres Yahukimo itu sempat diketahui oleh warga yang berada di sekitar tempat kejadian perkara.

Terhadap fakta itulah sehingga Gufron Mabruri berani meminta Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono untuk mengevaluasi semua hal terkait status Papua yang merupakan daerah rawan separatis.

Menurut Gufron, kunjungan Panglima TNI yang direncanakan itu hendaknya untuk kepentingan Papua. "Karena kalau hanya kunjungan simbolis, sebaiknya tak usah ke Papua," ujarnya.

Dikatakannya, kunjungan Panglima TNI kali ini harus dibarengi dengan evaluasi terhadap kebijakan dan operasi keamanan yang dilakukan selama ini.

"Kalau enggak ada evaluasi dan koreksi, ya itu hanya jadi kunjungan simbolis. Enggak akan berdampak terhadap kebijakan keamanan di Papua," kata Gufron, Senin 2 Januari 2023.

Menurut Gufron, kunjungan Panglima TNI itu hanya akan berdampak jikalau ditujukan untuk mengevaluasi kebijakan keamanan.

Baca Juga: Nursyah Kembali Diserbu Netizen Usai Kedekatannya dengan Sang Putri Disorot, Ibunda Indah Permatasari Justru Beri Jawaban Tak Pantas Saat Ditanya Soal Cucu: Mungkin Takut Dibanting Sama Saya

"Evaluasi itu sifatnya komprehensif. Misalnya dari aspek kebijakan, legalitas, jumlah pasukan, operasi, akuntabilitas, dan sebagainya. Semua itu harus dievaluasi," ujar Gufron.

Ia menambahkan, evaluasi juga harus dilakukan agar pendekatan humanis yang selama ini didengungkan TNI tidak hanya dipandang sebagai pernyataan simbolis.

"Kalau pendekatan itu ingin benar-benar diwujudkan, saya kira itu enggak bisa dilakukan, kecuali dimulai dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pengamanan di Papua," kata Gufron.

"Kalau enggak ya, saya kira statement perubahan pendekatan yang selama ini disampaikan, termasuk oleh Pak Yudo, ini hanya statement simbolis, termasuk kunjungan yang akan dilakukan," ucap dia.

(*)