Find Us On Social Media :

Bos KKB Papua Sesumbar Sebut Indonesia Munafik, Benny Wenda Malah Bawa-bawa Kudeta Myanmar Saat Singgung Jokowi, Kenapa?

Kolase foto Benny Wenda dan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi)

Meski beberapa pentolannya memuat onar di sekitar masyarakat dengan cara brutal, sang pemimpin KKB Papua justru membuat pernyataan-pernyataan kontroversial dari luar negeri.

Dikutip Gridhot dari Tribun Pekanbaru, pentolan KKB Papua yang juga Ketua ULMWP, Benny Wenda bandingkan Papua Barat dengan Myanmar usai Retno Marsudi bentuk Kantor Utusan Khusus pasca kudeta di Myanmar .

Menurut Benny Wenda , intervensi Indonesia di Myanmar merupakan tindakan kemunafikan yang besar.

"Pemerintah Indonesia mengejar perdamaian di Myanmar sambil terus melakukan kejahatan yang tak terkatakan dan tidak manusiawi terhadap rakyat Papua Barat ," tuduh Benny Wenda .

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi telah mengumumkan bahwa sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Indonesia akan membentuk kantor Utusan Khusus untuk menangani krisis pasca kudeta di Myanmar.

Pandangan Benny Wenda , klaim Indonesia untuk berkomitmen pada prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang baik tidak bisa jauh dari kebenaran.

"Mereka telah merendahkannya di Papua Barat selama lebih dari enam puluh tahun.

Ada banyak bukti bahwa Indonesia melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, dan pembersihan etnis di West Papua.

Dengan mendirikan kantor Utusan Khusus di Myanmar, Indonesia berupaya memulihkan konsensus regional yang menyerukan diakhirinya kekerasan, pemberian bantuan kemanusiaan, dan dialog semua pihak.

Tapi mereka melanggar komitmen ini setiap hari di Papua Barat ," ungkap Benny Wenda .

Ditambahka Benny Wenda , tidak ada habisnya kekerasan bagi penduduk asli Papua Barat yang menghadapi tentara asing, yang dibunuh dengan darah dingin oleh tentara pendudukan saat mereka merawat kebun atau berjalan ke sekolah.

Baca Juga: Tak Sengaja Terlihat, Akhirnya Terkuak Nama Asli Bunda Corla yang Ada di Paspor