Find Us On Social Media :

KKB Papua Anak Buah Undius Kogoya Diduga Jadi Dalangnya, Warga Sipil Nyaris Meregang Nyawa Kena Tembakan di Bagian Ini

Seorang warga sipil berinisial S di Distrik Sagupa, Kabupaten Pegunungan Bintang, terkena tembakan di bagian punggung. Korban merupakan pemilik bengkel, sementara pelaku adalah anggota KKB Papua pimpinan Undius Kogoya

Kala itu, pemilik bengkel di Distrik Sagupa tersebut, nyaris merenggang nyawa setelah terkena tembakan di bagian punggung.

Beruntung, korban yang diketahui berinisial S tersebut berhasil diselamatkan. Korban dilarikan ke Puskesmas Sagupa dan kini sedang menjalani perawatan intensif.

Dalam kasus tersebut, aparat keamanan memastikan bahwa pelaku penembakan adalah anggota Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Undius Kogoya.

Dikutip dari Tribunpapua.com, Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan penembakan itu terjadi pada siang hari, sekitar pukul 14.30 WIT.

"Ada penembakan di Sugapa, korban berinisial S tertembak di punggung," ujarnya di Jayapura, Senin .

Hingga kini aparat kepolisian belum mendapatkan informasi lengkap terkait penyerangan KKB Papua terhadap warga sipil tersebut.

Informasi dari lokasi kejadian masih minim karena aparat keamanan terkendala oleh jaringan telekomunikasi.

"Korban dalam keadaan sadar dan dirawat di Puskesmas," tuturnya.

Faizal menyebutkan, korban adalah pemilik bengkel di Sugapa dan belum diketahui apakah ia akan dievakuasi ke Nabire atau tidak.

Pelaku penembakan, sambung dia, dipastikan KKB.

"Sudah pasti KKB kelompoknya Undius Kogoya, tapi siapa yang tembak ini kita belum tahu," tuturnya.

Baca Juga: Berhasil Petakan Daerah Rawan KKB Papua, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Gunakan 3 Pendekatan Ini Buat Atasi Konflik, Simak Penjelasannya

Sebagai informasi, Distrik Sugapa merupakan ibu kota dari Kabupaten Intan Jaya.

Hingga saat ini penerbangan menjadi satu-satunya moda transportasi untuk bisa mengakses ke wilayah tersebut.

Sugapa hanya memiliki jaringan kelistrikan yang disediakan pemerintah daerah setempat untuk beberapa jam saja.

Jaringan telekomunikasi pun bergantung pada listrik tersebut sehingga mengikuti jam operasional pembangkit listrik milik Pemda. (*)