Find Us On Social Media :

Bolehkan Suami Istri Berhubungan Badan di Saat Malam Takbiran Idul Fitri? Ustaz Abdul Somad Beri Penjelasan

Ilustrasi suami istri

Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad menjelaskan tentang apa-apa yang dilakukan ketika malam takbiran Idul Fitri.

Ustaz Abdul Somad kemudian mendapatkan pertanyaan apakah boleh suami istri berhubungan badan saat malam takbiran Idul Fitri?

Berikut jawaban selengkapnya dari Ustaz Abdul Somad.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Takbiran adalah salah satu penanda Idul Fitri atau Lebaran telah tiba.

Umumnya, lafal yang diucapkan saat takbiran adalah Allahu Akbar, artinya Allah Maha Besar.

Muhammadiyah menyatakan bahwa takbir Idul Fitri dianjurkan untuk diperbanyak dan digaungkan mulai matahari terbenam pada hari terakhir Ramadhan, sebagai penanda bahwa Ramadhan segera berakhir.

Makna takbiran saat Idul Fitri adalah bentuk pengagungan akan kebesaran Allah SWT.

Pada saat yang sama, kalimat takbir menjadi ungkapan kesadaran bahwa kebesaran itu hanya milik Allah.

Ungkapan ini membawa umat Islam pada kesadaran fitrah mereka sebagai manusia.

Sehebat apa pun diri kita dan setinggi apa pun derajatnya, fitrah manusia adalah hamba Allah.

Pada saat malam takbiran, para umat muslim disarankan melakukan berbagai amalan ibadah.

Baca Juga: Simak Arti Kedutan di Tubuh Bagian Bawah Berdasarkan Letaknya, Primbon Jawa Ramalkan Jadi Pertanda Kecemerlangan dalam Karier

Lalu bagaimana jika sepasang suami istri igin melakukan hubungan badan di malam takbiran?

Dikutip Gridhot dari video di channel Youtube Slamet Basuki, Ustaz Abdul Somad menjawab pertanyaan tersebut.

"Malam terakhir Ramadhan itu kan harus diisi dengan salat, kemudian zikir. (Tapi) kalau di malam terakhir ini kita berhubungan suami istri gimana, Ustaz? Masih boleh nggak? Lebih baik seperti apa? Kalau laki-laki mungkin gampang ya mandinya, kalau perempuan kan panjang, basah, ini segala macam," tanya Olla Ramlan dalam video tersebut.

"Tentang berhubungan suami istri di malam Ramadhan, disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 187," jawab Ustaz Abdul Somad.

"Dihalalkan bagi kamu pada malam Ramadhan berhubungan suami istri dengan istri kamu."

"Karena pada zaman dahulu puasa mereka berat. Puasa orang-orang sebelum kita tidak dibolehkan. Ketika datang agama Islam, syariat yang turun kepada Nabi Muhammad SAW dibolehkan," tegasnya.

Lalu UAS kemudian menjelaskan jika dalam kondisi masih berhadas besar apakah tetap boleh melaksanakan ibadah tanpa melakukan mandi junub di malam harinya.

"Bila tidak mandi, dia berwudu saja, habis itu dia balik tidur. Sebelum tidurnya dia boleh berzikir. Orang yang dalam keadaan hadas besar hanya tidak boleh membaca Al Quran, berzikir tetap boleh, berselawat tetap boleh."

"(Tapi) yang paling afdol dia mandi. Tapi kalau tidak mandi maka dia tetap berzikir," kata Ustaz Abdul Somad.

(*)