Find Us On Social Media :

4 Pekerja Tower BTS yang Disandera dan Dianiaya KKB Papua Kini Sudah Aman, Kapolda Beberkan Peran Penting Tokoh Masyarakat Distrik Okbab

Ilustrasi KKB Papua

GridHot.ID - KKB Papua seolah tak pernah berhenti berulah.

Belum lama ini KKB Papua kembali melakukan penyanderaan terhadap 4 pekerja tower BTS Telkomsel.

Namun, kini kabarnya KKB Papua telah melepaskan 4 sanderanya.

Melansir Antaranews, Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D Fakhiri memastikan empat pekerja proyek tower BTS PT inti Bangun Sejahtera (IBS) yang sempat disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Okbab, Kabupaten Pengunungan Bintang, Provinsi Papua, sudah tidak lagi disandera.

Fakhiri dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan keempat pekerja proyek tersebut sudah berada bersama masyarakat di Distrik Okbab, dan korban penyanderaan yang terluka dianiaya oleh kelompok KKB itu sudah mendapat perawatan medis di puskesmas setempat.

“Update terakhir (Sabtu) sore, pendarahan pada korban sudah berhenti. Kami berharap, malam ini kepala distrik sudah bisa sampai di Kampung Okbab. Sehingga komunikasi bisa kami dapat lagi terkait informasi yang didapat bahwa ketiga korban itu sudah bersama masyarakat. Tidak ada lagi kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan oleh kelompok tersebut,” kata Fakhiri.

Sebelumnya diberitakan, tiga karyawan PT IBS yang terluka akibat penyerangan anggota KKB menggunakan senjata tajam, yaitu Benyamin Sembiring, Asmar dan Fery.

Sejak kejadian itu, Tokoh masyarakat dan tokoh agama di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, membantu membebaskan para sandera yang akan membangun tower BTS.

Fakhiri berharap melalui kepala distrik dapat membangun komunikasi dengan pelaku penganiayaan terhadap tiga korban tersebut. Serta bisa bertemu dengan salah satu pegawai yang merupakan orang asli Papua yang sempat terhindar dari kejadian penganiayaan tersebut.

“Sehingga informasi itu akan menjadi bahan bagi aparat keamanan untuk bagaimana mengambil langkah-langkah penyelamatan terhadap tiga korban termasuk masyarakat orang asli papua yang menghindar dari kejadian kekerasan itu,” kata Fakhiri.

Jenderal bintang dua itu menjelaskan, sebelumnya terdapat empat orang yang disandera, dimana tiga orang merupakan warga pendatang yang kena bacok dan satu orang lainnya merupakan masyarakat asli Papua dan dalam kondisi baik.

Baca Juga: Philips Mark Merthens Belum Dibebaskan, KKB Papua Kembali Berulah Sandera 4 Pekerja BTS, Minta Tebusan Uang Rp 500 Juta

“Yang satu sempat mengamankan diri ke Puskesmas, yang kedua di tahan, yang dua ini atas pendekatan tokoh masyarakat dan pendeta. Akhirnya diserahkan kepada mereka dan dibawa ke puskesmas untuk mendapat pengobatan,” ujarnya.

Kondisi terkait keberadaan pekerja proyek tower BTS PT IBS yang sempat disandera itu saat ini sudah berada bersama masyarakat disampaikan langsung oleh warga kepada Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi dan wakil bupati di Oksibil.

Saat ini aparat setempat sedang mengupayakan koordinasi dan komunikasi untuk bisa mengeluarkan ketiga pekerja proyek BTS PT IBS tersebut dari Distrik Okbab ke Oksibil, Ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Saya juga akan berkoordinasi dengan PT IBS untuk bagaimana menyelesaikan persoalan, termasuk apa yang dituntut oleh mereka,” ujar Fakhiri.

Dilansir dari tribun-bali.com, sebelumnya telah terjadi penyanderaan kembali terhadap warga sipil oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Penyanderaan terjadi di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, pada Jumat 12 Mei 2023 pagi.

Sejumlah pekerja proyek tower BTS Telkomsel menjadi korban kebrutalan KKB Papua.

Tak hanya lakukan penyanderaan, namun kelompok orang yang mengaku dirinya sebagai KKB Papua juga menganiaya para pekerja proyek tersebut.

Beruntungnya, kini empat pekerja tower BTS yang sempat disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua berhasil dibebaskan.

Mereka masing-masing atas nama Asmar sebagai staf PT Inti Bangun Sejahtera, Peas Kulka sebagai staf distrik, Senus Lepitalem merupakan pemuda dari Distrik Borme, dan Fery sebagai staf PT Inti Bangun Sejahtera.

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan mereka saat ini telah bersama masyarakat Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Baca Juga: KKB Papua Sandera 4 Pekerja Tower Telkomsel, Polisi dan Forkopimda Turun Tangan Atur Strategi Pembebasan, Segera Lakukan Negosiasi

"Korban sudah bersama masyarakat. Tidak ada lagi kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan kelompok tersebut," kata Fakhiri dalam keterangan resminya pada Minggu 14 Mei 2023.

Dilansir dari Tribunnews, kembalinya para korban ke tengah masyarakat itu disebut Fakhiri tak lepas dari peran pendeta dan tokoh masyarakat Distrik Okbab.

Para korban pun sudah mendapatkan penanganan medis di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

"Atas pendekatan tokoh masyarakat dan pendeta akhirnya diserahkan kepada mereka dan dibawa ke Puskesmas," ujarnya.

Fakhiri pun mengaku sedang berupaya membangun komunikasi dengan para pelaku melalui Kepala Distrik Okbab.

Komunikasi itu nantinya akan berguna untuk memperoleh informasi sebagai bahan pertimbangan metode evakuasi para korban dari Distrik Okbab.

"Informasi itu akan menjadi bahan bagi aparat keamanan untuk bagaimana mengambil langkah-langkah penyelamatan terhadap tiga korban, termasuk masyarakat orang asli papua yang menghindar dari kejadian kekerasan itu,” katanya.

Sebagai informasi, penyanderaan ini diawali dari penghadangan enam pekerja tower BTS oleh lima orang KKB menggunakan senjata tajam di Lapangan terbang Okbab.

Penghadangan itu terjadi pada Jumat (12/5/2023) sekira pukul 08.30 WIT.

Dua di antara pekerja, yakni Alverus Sanuari dan Benyamin Sembiring dibebaskan untuk kembali ke Oksibil.

"Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya pada Jumat (12/5/2023).

Baca Juga: KKB Papua Bebaskan Para Pekerja BTS Tanpa Syarat, Terungkap Kronologi Pembebasan yang Tanpa Muntahan Peluru Sedikitpun

Sayangnya empat pekerja lainnya disandera kelompok tersebut.

"Diketahui KKB mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera," kata Benny.

Kronologi Kejadian

Penyanderaan bermula saat enam orang pekerja Tower BTS Telkomsel yang dipimpin oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang, Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan Pesawat Elang Air pada pukul 08.30 WIT.

"Jadi, rombongan berangkat dari Oksibil menuju ke Okbab pada Jumat, namun setelah landing di bandara Okbab langsung diadang KKB," ujar Benny kepada wartawan di Jayapura, Sabtu 13 Mei 2023.

Setibanya di Lapangan Terbang Okbab, mereka langsung dihadang dan disandera oleh KKB.

Para pelaku mengklaim diri sebagai anggota KKB.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo menuturkan, para pekerja itu dihadang KKB yang berjumlah lima orang.

"Kelompok tersebut menggunakan senjata tajam, seperti parang, dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja," ungkap Beni kepada wartawan di Jayapura, Sabtu 13 Mei 2023.

“Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil," sambungnya.

Mereka yang dibebaskan tiba di Bandara Oksibil pada pukul 11.00 WIT, dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Bongkar Kelicikan KKB Papua, Eks Menteri KKP Ngaku Siap Perang Demi NKRI: Saya Tidak Takut Mereka!

KKB Papua menyandera empat pekerja tower BTS Telkomsel di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan pada Jumat 12 Mei 2023.

"Hingga saat ini masih terdapat empat orang yang disandera oleh kelompok tersebut. Dua di antaranya mengalami luka akibat penganiayaan,” ujar Benny.

Keempat pekerja tersebut adalah Asmar, staf PT IBS, dilaporkan mengalami luka di bahu kanan.

Kemudian, ada Peas Kulka, staf distrik. Lalu ada Senus Lepitalem, seorang pemuda dari Distrik Borme.

Dan yang terakhir Fery, staf PT IBS yang mengalami luka di bahu kiri.

Sebelumnya, KKB di bawah pimpinan Egianus Kogoya juga membakar pesawat Susi Air sekaligus menyandera pilot Philips Mark Methrtens.

Peristriwa ini terjadi di bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan .

Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philips Mark Methrtens, telah disandera KKB hampir tiga bulan.

Upaya pembebasan sandera pilot Susi Air oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus berlangsung.

Kini, sejumlah tokoh gereja dan uskup di Papua menawarkan diri untuk menjadi mediator dengan KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Penjelasan Telkomsel Terkait Penyanderaan

Baca Juga: KKB Papua Makin Berani hingga Minta Duit Tebusan Rp 500 Juta, Begini Kronologi Penyanderaan 4 Pekerja Tower BTS Telkomsel

Perusahaan telekomunikasi seluler, PT Telkomsel memberikan tanggapan sekaligus meluruskan informasi terkait penyanderaan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Okibab Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Perusahaan telekomunikasi tersebut mengatakan, orang atau karyawan yang disandera KKB Papua tersebut bukan karyawan Telkomsel. Mereka merupakan karyawan PT Inti Bangun Sejahtera (IBS).

Hal itu dikatakan General Manager Network Operations and Productivity Telkomsel Region Maluku dan Papua, Agus Sugiarto dalam keterangan persnya yang dikirim ke Tribun-Papua.com.

Melalui keterangan elektronik tersebut, Agus Sugiarto sekaligus mewakili jajaran Telkomsel menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian yang menimpa karyawan PT Inti Bangun Sejahtera beserta rombongan.

"Seluruh korban penyerangan dan penyanderaan merupakan karyawan PT Inti Bangun Sejahtera dan didampingi tim Diskominfo Pegunungan Bintang," kata Agus Sugiarto dalam keterangan persnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/5/2023).

Ditambahkannya, BTS beserta infrastrukturnya yang berlokasi di tempat penyerangan dan penyanderaan yang dilakukan KKB Papua itu merupakan kewenangan operasionalnya dikelola oleh Bakti.

Diketahui empat orang pekerja disandera di Papua, mereka adalah Asmar, Peas Kulka, Senus Lapitalem, dan fery.

Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo menceritakan, penyanderaan bermula ketika para pekerja yang dipimpin Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang, Alverus Sanuari, menuju Distrik Okbab.

"Jadi, rombongan berangkat dari Oksibil menuju ke Okbab pada Jumat, namun setelah landing di bandara Okbab langsung diadang KKB," ujar Benny kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (13/5/2023).

Alverus Sanuari dan Benyamin Sembiring pun dibebaskan, dan kini masih menyandera 4 orang lainnya. KKB pun meminta tebusan senilai Rp500 juta.

“Diketahui KKB mengajukan tuntutan tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera," kata Benny.

Baca Juga: KKB Papua Habis Riwayatnya, Pasukan Tengkorak Justru Makin Dicintai Mama-mama Papua, Raja Aibon Gigit Jari Kehilangan Kekuasaan

Menurutnya, hal tersebut menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang. Kini, pihaknya tengah mengambil langkah untuk membebaskan sanderandari KKB.(*)