Gridhot.ID - Nama Nyi Roro Kidul sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia terutama pulau Jawa.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Nyi Roro Kidul merupakan mitos masyarakat Jawa yang diyakini sosoknya merupakan penguasa Pantai Selatan Pulau Jawa.
Nyi Roro Kidul memiliki hubungan khusus dengan para raja di Jawa.
Disebutkan, Nyi Roro Kidul tinggal dalam sebuah istana luar biasa megah di lautan Pantai Selatan. Banyak mitos beredar tentang laut Pantai Selatan yang berbahaya dan tiap korban yang tergulung ombak di sana akan langsung dibawa ke kerajaan Nyi Roro Kidul sebagai budak.
Banyak mitos tentang laut selatan.
Salah satunya tentang keberadaan istana di laut tersebut.
Sebagian masyarakat masih meragukan sosok Nyi Roro Kidul, ratu yang mendiami istana tersebut.
Namun, tak sedikit pula masyarakat ada yang mempercayai mengenai keberadaan istana megah itu.
Dikutip Gridhot dari Tribun Solo, Ari Mulyanto salah satu warga Boyolali yang percaya akan keberadaan istana di Laut Selatan itu.
Bahkan, dia mengklaim pernah melihat sendiri kemegahan itu saat tragedi memilukan 23 tahun silam tepatnya tahun 2000.
Baca Juga: 4 Tanggal Lahir Ini Suka Menabung, Tak Heran Masa Tuanya Berlimpah Kekayaan
Dia pun masih ingat betul kejadian yang hampir merenggut nyawa itu.
Saat itu, dia bersama teman-temannya pengurus MAN 1 Boyolali tengah mengadakan acara di pantai Teleng Ria, Pacitan, Jawa Timur.
Acara senang-senang sekaligus serah terima jabatan pengurus OSIS itupun nyaris berubah menjadi petaka saat dia bermain air di pantai tersebut.
Dahsyatnya ombak laut selatan berhasil menggulungnya.
Dia pun akhirnya terseret ombak dan dinyatakan hilang.
Dia yang awalnya terombang ambing di tengah laut itu, kemudian berhasil tenang.
Alangkah kagetnya, tepat di depannya ternyata ada bangunan istana yang sangat besar nan megah.
"Saya di depan pintu gerbang (istana) arep maju (masuk Istana ) tidak bisa," ungkapnya.
Bak mimpi, dia pun seakan tak percaya tentang apa yang dia lihat itu.
Dia yang terus dibuat penasaran, berusaha sekuat tenaga untuk bisa masuk ke dalam gerbang istana tersebut.
Namun, kekuatannya tak bisa menembus tekanan dari dalam gerbang tersebut.
Dia yang teringat akan teman-temannya pun akhirnya memutuskan untuk kembali.
"Karena maju tidak bisa. Mundur juga tidak bisa. Karena saya umat beragama akhirnya saya baca doa dan surat-surat pendek (ayat-ayat Al Quran)," tuturnya.
Sambil terus membaca doa, dia kemudian memejamkan mata.
Dia berniat untuk tak membuka mata sebelum tangannya menyentuh pasir.
Benar saja, sesaat kemudian, dia berhasil memegang pasir dan akhirnya terdampar di pantai.
"Saya kemudian jalan. Tapi saat saya sadar itu saya berada di sisi sebaliknya dari lokasi awal saya bermain air. Saya kan main di sisi barat, nah saya itu terdamparnya di sisi timur," tambahnya.
Saat dia berjalan itu, dia akhirnya menemukan teman-temannya yang tengah melakukan pencarian.
Bersama tim SAR setempat, upaya pencarian itu dilakukan sudah satu jam.
"Saya dinyatakan hilang itu jam 2 siang. Ketemunya itu jam 3," jelasnya usai mendengar cerita dari teman-temannya yang melakukan pencarian.
Baginya, selama di dalam air itu terasa sangat singkat.
"Kata temen-temen itu satu jam saya hilang. Tapi bagi saya itu sangat cepat banget. Tau-tau bisa lihat istana, kemudian kembali ke daratan lagi gitu," pungkasnya.
(*)