Find Us On Social Media :

Sumur Bensin di Gunung Sindur Ternyata Muncul Sejak Tahun 2021, Warga Sudah Berusaha Lapor SPBU Tapi Direspon Begini

Viral sumur warga tercampur bensin dari SPBU

Gridhot.ID - Sedang viral sebuah kampung di wilayah Gunung Sindur, kabupaten Bogor mendapatkan pencemaran.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, warga kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor kini kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur mereka tercemar bensin atau bahan bakar.

Polisi menyelidiki air sumur berwarna biru di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).

Petugas telah mendata dan mengambil sampel air dari sumur warga.

"Tadi kami mengecek ke lokasi dan benar air sumur warga diduga tercemar oleh bahan bakar minyak (BBM)," ujar Kapolsek Gunung Sindur, Kompol Budi Santoso, saat dikonfirmasi melalui keterangan tertulisnya, Kamis malam.

Dari hasil pengecekan, diduga pencemaran tersebut berasal dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada tak jauh dari permukiman warga.

Budi menyebut, air sumur yang diduga tercemar itu berwarna biru seperti BBM dan bahkan bisa terbakar jika disulut api.

Dari pendataan yang dilakukan, sambung Budi, total ada 12 sumur di rumah warga yang diduga tercemar atau mengandung minyak.

Agar tak membahayakan warga, sumur-sumur di rumah warga sudah ditutup dengan garis polisi atau police line.

"Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, kami langsung memasang garis polisi dan mengimbau warga tidak melakukan aktivitas di area tersebut, hingga penanganan yang dilakukan oleh pihak SPBU selesai," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan air sumur warga di Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berwarna biru.

Baca Juga: Ditegur Halus Siswi SMK Magang, Seleb TikTok Probolinggo Malah Maki Sang Murid, Suaminya Kini Tepuk Jidat Kena Imbasnya

Dari video yang diunggah akun Instagram @gunungsindurbogor, disebutkan bahwa air sumur telah tercampur bahan bakar minyak (BBM).

"Beberapa rumah warga yang di belakang pom bensin Nagrog Gunung Sindur (depan Pesantren DQ) airnya tercemar kandungan minyak yang gampang menyala bila terkena api," tulis akun tersebut.

Dalam video satu menit itu, terlihat seorang pria tengah mengambil air dari keran yang berada di dapur rumahnya.

Air tersebut tampak kebiruan.

Ia kemudian menampung air itu dengan gayung hingga penuh.

Pria tersebut pergi ke belakang rumah lalu mencelupkan kertas ke dalam gayung berisi air berwarna biru itu.

Pria itu kemudian menyalakan korek api ke arah kertas dan seketika api langsung membesar. Kertas tersebut terbakar habis.

Di akhir video, seorang ibu juga menunjukkan timba berisi air berwarna biru.

"Ini Pertamax, euy. Ini orangnya yang nyendok (nimba)," ujar wanita tersebut.

Camat Gunung Sindur, Dace Hatomi, membenarkan kejadian tersebut.

Dace mengatakan, sejumlah warga sudah melaporkan kejadian tersebut.

Baca Juga: Viral Detik-detik TKI Tawuran di Taiwan, 1 Tenaga Kerja Asal Trenggalek Meninggal Dunia, KDEI Taipei Buka Suara

Mereka adalah warga Kampung Nagrog RT 02, 03/05, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur.

"Iya laporan warga yang air sumurnya bercampur bahan bakar minyak," ujar Dace saat dikonfirmasi.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, Sumiyati (53), warga Kampung Nagrog RT 2/5 Desa Pengasinan, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor, uring-uringan.

Rasa gelisah Sumiyati tak terlepas karena air bersih di wilayahnya tercemar bahan bakar minyak.

Selain itu, Sumiyati juga terganggu dengan aroma menyengat khas bensin yang dirasakannya sekira dua tahun terakhir.

"Dari 2021 itu masih jarang-jarang ya, kadang kadang sebulan bau, kadang enggak. Masih belum sering. Pas udah lama-lama mengeluarkan bau, aroma airnya seperti Pertamax. Tapi airnya bening," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Jumat (8/9/2023).

Untuk air bersih yang berubah warna menjadi biru. Sumiyati mengaku baru pertama kali merasakan.

Melihat kejadian tersebut spontan kelurganya keluar dan mencoba membakar air tersebut untuk memastikan apakah ada kandungan gasnya atau tidak.

"Kalau itu waktu malam kamis kejadiannya, jadi anak lagi mau bebersih, habis buang air. Pas buka keran langsung warna biru, ya langsung spontan semua sekeluarga keluar melihat, pas dicek, ternyata bener nyala, terbakar. Ya udah ini yang paling parah hari ini," paparnya.

Selama kurun waktu dua tahun itu, Sumiyati beserta warga terdampak lainnya sudah pernah mencoba melakukan audiensi kepada pihak SPBU.

Namun hingga saat ini belum ada kejelasan sama sekali.

"Kita juga konfirmasi ke pom bensin takutnya dari situ. Ya mereka tanggapannya disuruh nunggu, udah sering sih kita nanya. Kalau saya 5 bulan lalu nanya datang ke SPBU untuk nanya. Tapi jawaban belum ada," tandasnya.

(*)