Dari pukul 12.30 WIB, A menjalani operasi selama satu jam. Setelah itu, dokter THT memberikan informasi operasi berjalan lancar.
Selanjutnya, dari penuturan Albert, dokter anestesi yang mengambil alih untuk menyadarkan kembali anaknya.
"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.
A kemudian mengalami henti napas dan henti jantung. Dokter anestesi dan perawat langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.
Albert menuturkan, setelah itu sampai dengan hari Kamis, kondisi A mengalami penurunan tingkat kesadaran.
"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.
Sampai dengan saat ini, kata Albert, anaknya masih terbaring di rumah sakit. Pihak RS belum memberikan penjelasan detail.
"Barusan direktur utamanya datang ke saya minta maaf dan saat ini saya minta tindakan nyata dan pertanggungan jawabnya untuk anak saya ini," jelasnya.
Sementara itu, pihak RS akan memberikan keterangan untuk awak media pada Jumat (29/9/2023) sore ini.
Dilansir dari tribunsumsel.com, Albert Ayah dari bocah yang alami mati batang otak setelah jalani operasi amandel di RS Kartika Husada Jati Asih menguak kejanggalan.
Salah satunya mengenai resume medis anaknya sebelum menjalani operasi Amandel pada selasa (19/9).
Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Juri Masterchef Australia Ini Meninggal Dunia di Usia 46 Tahun