Find Us On Social Media :

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Akademikus Kondang Ini Meninggal Dunia, Pernah Menjadi Calon Mendiknas Idaman Para Guru

Soedijarto meninggal dunia

Gridhot.ID - Innalilahi wa innailaihi rojiun, sosok akademikus kondang ini meninggal dunia mendadak.

Meski telah lama meninggal dunia, sosoknya masih terus dikenang banyak orang berkat jasanya di dunia pendidikan Indonesia.

Sosok yang telah lama meninggal dunia tersebut adalah sang Profesor Soedijarto.

Dikutip Gridhot dari laman resmi ISPI, Keluarga besar Ikatan sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) kembali kehilangan salah satu tokoh terbaiknya.

Prof. Dr. H. Soedijarto telah berpulang ke Rahmatullah pada hari ini, Ahad, 29 Januari 2017 pada pukul 05.10 WIB di Rumah Sakit di Jakarta.

Almarhum merupakan Ketua Umum ISPI periode 1998-2003, 2003-2008 dan Ketua Dewan Pembina ISPI periode 2009-2014 dan 2014-2019.

Prof. Dr. H. Soedijarto, M.A. (lahir di Pemalang, Jawa Tengah, 17 Juli 1938; umur 78 tahun) adalah seorang akademikusdan aktivis pendidikan Indonesia.

Memulai karier sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padjadjaran, Soedijarto kemudian menjabat pada sejumlah posisi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan hingga menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bonn, Jerman Barat (1983–1987), Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga periode 1991–1999, dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Fraksi Utusan Golongan tahun 1999–2004.

Guru besar di Universitas Negeri Jakarta ini kini menjabat Ketua Dewan Pembina Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) periode 2014-2019.[5]

Ia menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padjadjaran sampai dengan tahun 1962.

Kemudian, ia mendapatkan gelar Master of Arts bidang Kurikulum dari University of California di Amerika Serikat pada tahun 1971.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Mantan Peneliti Kondang Indonesia Ini Meninggal Dunia Usai Salat Tahajud, Pernah dapat Bintang Jasa Utama

Adapun doktornya diselesaikan di IKIP Bandung pada tahun 1981.

Penasihat Persatuan Guru Republik Indonesia ini telah ikut memperjuangkan dunia pendidikan Indonesia.

Pemikiran dan gagasan ia di dunia pendidikan dapat dijumpai berupa makalah dan buku.

Sepak terjangnya dalam mengkritisi berbagai persoalan pendidikan melalui organisasi ISPI kurun waktu 10 tahun masa jabatannya telah dimuat di beberapa media.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, di tahun 2009 lalu, sempat mengusulkan tiga nama yang pantas dijadikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), para guru mengidamkan sosok menteri yang memiliki komitmen kebangsaan dan keinginan memperbaiki pendidikan.

Selain itu, sosok Mendiknas pun harus visioner dan melandasi visinya yang kuat pada nilai-nilai kebudayaan bangsa, akomodatif terhadap aspirasi masyarakat, serta seorang profesional dan nonpartisan.

Seperti diberitakan sebelumnya pada Kamis (13/8), para guru yang tergabung dalam Forum Guru Independen Indonesia (FGII), tiga nama itu antara lain Prof DR H Said Hamid Hasan (guru besar Universitas Pendidikan Indonesia), Prof DR H Soedijarto MA (guru besar Universitas Negeri Jakarta), dan Prof DR Fasli Jalal (birokrat, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI sampai saat ini).

Ketua Umum FGII Suparman mengatakan dalam jumpa pers Kamis (13/8), ketiga nama tersebut rencananya akan diusulkan oleh FGII kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurutnya, banyak peran pemerintah terlalaikan dalam menyelenggarakan pendidikan antara lain dalam memberikan kesejahteraan layak bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Tunjangan profesi guru, yang sebesar satu kali gaji pokok, pun baru dirasakan sekitar 20 persen saja dari 2,7 juta guru di Indonesia.

Guru atau dosen honorer tidak terperhatikan.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Lama Tunggu Jemputan, Prilly Syok Dikabari Sopir Pribadinya Meninggal Dunia

Padahal, perbaikan kondisi kerja guru sama artinya dengan perbaikan kondisi belajar peserta didik.

(*)