Find Us On Social Media :

Sahabat Ngaku 11 Tahun Saling Curhat Tapi Tak Pernah Tahu CA Depresi, Ini Dia Curhatan Terakhir Mahasiswi Unair yang Tewas di Dalam Mobil

CA, mahasiswi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) ditemukan meninggal di dalam mobil.

Gridhot.ID - CA, Mahasiswi Unair yang ditemukan tewas di dalam mobil diduga mengalami depresi.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, CA ditemukan dalam kondisi tewas dengan kepala terbungkus plastik yang dialiri gas helium.

Kematian CA sempat penuh misteri hingga polisi masih terus melakukan penyelidikan.

Namun kuat dugaan CA tewas akibat bunuh diri.

Hal itu diperkuat dengan kondisi mobil yang tidak ada barang yang hilang.

Ditambah lagi mahasiswi Unair tersebut juga meninggalkan surat wasiat untuk keluarga dan sahabatnya.

Sebelum ditemukan tewas, CA ternyata memang sempat memiliki masalah tersendiri.

Dikutip Gridhot dari Serambinews, CA sempat mencurahkan isi hatinya atau curhat kepada temannya sebelum ditemukan tewas di dalam mobil.

Perempuan berusia 21 tahun itu mengaku takut tidak bisa sukses di masa depan hingga takut tidak mempunyai kekasih.

Demikian ketakutan yang dirasakan korban CA tersebut diungkapkan oleh teman masa kecilnya berinisial JA.

Menurut JA, temannya itu sering menyampaikan demikian. Lalu, setelah korban CA bercerita mengenai ketakutannya itu, keduanya kembali bercanda seperti biasa.

Baca Juga: Diduga Akhiri Nyawa Sendiri dengan Gas Helium, Mahasiswi Kedokteran Hewan Unair Disebut Anak Paling Disayang dan Berprestasi

"Sering bilang takut enggak bisa sukses di masa depan, takut enggak bisa punya pacar. Setelah cerita begitu, kami ya selalu bercanda, seperti 'ya sudahlah, jadi badut saja sekarang'," kata JA dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

JA mengaku tidak pernah menyangka sahabatnya CA menyimpan ketakutannya tersebut sedemikian dalam. Selain itu, JA juga mengaku tidak tahu kalau sahabatnya mempunyai perasaan depresi.

"Kok bisa sahabatan 11 tahun aku enggak tahu sedikit pun dia punya depresi. Dia sama sekali enggak pernah menyinggung itu, bahkan beberapa hari sebelum pergi, kami lagi ngobrol tentang mental health," ujarnya.

Lebih lanjut, JA mengatakan bahwa dirinya sempat membaca surat wasiat yang ditinggalkan korban CA. Menurutnya, isi tulisan di surat itu sesuai dengan apa yang selama ini diceritakan sahabatnya itu.

"Pas aku baca wasiatnya dia (korban), ya itu relate (berkaitan) banget memang. Beberapa kali pas curhat, dia itu pernah bilang ke aku, 'wah aku enggak bisa sih setegas kamu, I wish I can be like you (aku berharap bisa menjadi sepertimu)', gitu," ucap CA.

Tak hanya itu saja, CA ternyata sempat beberapa kali curhat ke JA, berharap bisa seperti sahabatanya itu.

"Beberapa kali pas curhat, dia itu pernah bilang ke aku, 'wah aku enggak bisa sih setegas kamu, I wish I can be like you (aku berharap bisa menjadi seperti mu)', gitu," tambah JA.

Ia juga menyebut, terkadang mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) tersebut bercerita mengenai ketakutanya soal masa depan.

Namun, setelah itu kembali bercanda seperti semula.

"Sering bilang takut enggak bisa sukses di masa depan, takut enggak bisa punya pacar.

Setelah cerita begitu kami ya sealu bercanda, seperti ya sudahlah jadi badut saja sekarang," jelasnya.

Baca Juga: Polisi Perlu Hasil Saintifilk dan Logis, Ayah Tiri Mahasiswi Unair yang Tewas Karena Gas Helium Ngotot Anaknya Bukan Korban Pembunuhan

Akan tetapi, JA tak menduga sahabatnya tersebut menyimpan ketakutanya sendiri dan tak menceritakanya.

Padahal, menurut dia, temannya itu selama ini selalu terbuka dalam semua hal.

Namun diakuinya, sebelum CA tewas ia bersama sahabatnya selalu cerita tentang mental health.

"Kok bisa sahabatan 11 tahun aku enggak tahu sedikit pun dia punya depresi.

Dia sama sekali enggak pernah menyinggung itu, bahkan beberapa hari sebelum pergi, kami lagi ngobrol tentang mental health," ucapnya.

Lebih lanjut, teman SD korban, JA, mengaku sempat mengirim pesan kepada kawannya, CA (21), Selasa (31/10/2023). Lalu, dia baru mendapatkan balasan keesokan harinya, Rabu (1/11/2023).

"Ini normal memang kami berdua lagi stres dan sama-sama sibuk, jadi kalo chat satu sama lain sering ilang-ilanganan, tapi nyambung lagi beberapa hari," kata JA, ketika dihubungi melalui pesan.

Kemudian, JA kembali mengirimkan pesan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Sabtu (4/11/2023). Namun, dia sama sekali tak mendapatkan jawaban.

"Aku kangen sama dia, chat dia kemarin Sabtu, bilang kalau dia belum jawab chatku yang lain, terus aku lanjut cerita hal lain, ternyata semua centang satu di WhatsApp," jelasnya.

Adapun pihak kepolisian hingga saat ini belum memastikan penyebab kematian CA yang ditemukan tewas di dalam mobil yang terparkir di halaman apartemen di Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (5/11/2023).

Kapolresta Sidoarjo Kombes Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil autopsi.

Baca Juga: Ini Terjemahan Isi Surat Wasiat Mahasiswi Unair yang Tewas di dalam Mobil dengan Helium: Maaf Tak Bisa Mencintaimu Kembali...

Sejumlah saksi pun telah dimintai keterangan untuk membuat terang peristiwa tersebut. Selain itu, petugas kepolisian juga sudah mengamankan sejumlah alat bukti, termasuk CCTV di apartemen tempat tinggal korban.

Dalam rekaman CCTV itu, korban CA sempat terlihat keluar dari tempat kosnya seorang diri sehari sebelum ditemukan meninggal dunia.

"Dia keluar apartemen sendirian sekira pukul 14.40 WIB, kemudian meninggalkan apartemen menggunakan mobilnya sekira pukul 15.10 WIB," ujar Kusumo.

Rekaman itu sekaligus menguatkan kesaksian adik korban yang mengatakan kakaknya sempat berpamitan pergi pada Sabtu sore.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, sebelum tewas, korban CA sempat pamit kepada adiknya sambil memeluknya erat.

"Dia (CA) pamit ke adiknya dan ketika itu sempat memeluk erat adiknya tersebut. Sejak itu, sang adik tidak bertemu lagi dengan korban, sampai kemudian ada kabar tentang kematian korban, Minggu pagi," ujar Andaru pada Senin (6/11/2023).

(*)