Find Us On Social Media :

Warga Kecewa, Sudah Dibuatkan Penampungan Layak Para Pengungsi Rohingya Malah Kabur dari Aceh, Kota Ini Jadi Incaran Mereka

Pengungsi Rohingya berusaha kabur dari Aceh

Gridhot.ID - Pengungsi Rohingya adalah etnis minoritas Muslim yang berasal dari negara bagian Rakhine, Myanmar.

Mereka mengalami diskriminasi, penindasan, dan kekerasan dari pemerintah dan militer Myanmar, yang tidak mengakui mereka sebagai warga negara.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pada tahun 2017, militer Myanmar melakukan aksi brutal yang menewaskan ribuan orang Rohingya dan menghancurkan desa-desa mereka.

PBB menyebut tragedi ini sebagai “contoh nyata pembasmian etnis”.

Akibatnya, sekitar satu juta orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, yang merupakan negara tetangga terdekat.

Namun, di Bangladesh, mereka juga menghadapi kondisi hidup yang sulit dan tidak manusiawi.

Mereka tinggal di kamp-kamp pengungsian yang kumuh, padat, dan tidak aman.

Mereka kekurangan makanan, pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.

Mereka juga rentan menjadi korban kekerasan, perdagangan manusia, dan penyelundupan.

Karena itu, banyak pengungsi Rohingya yang mencari tempat yang lebih baik dan lebih damai untuk hidup.

Salah satu tujuan mereka adalah Indonesia, yang merupakan negara mayoritas Muslim dan memiliki reputasi sebagai negara demokratis dan toleran.

Baca Juga: Terbongkar Alasan Pengungsi Rohingya Kabur dari Bangladesh, Lebih Pilih Tewas di Perjalanan Laut ke Indonesia

Indonesia juga memiliki sejarah dan hubungan baik dengan etnis Rohingya, yang pernah diberi suaka di Aceh pada tahun 2015.

Indonesia menjadi pilihan yang menarik bagi pengungsi Rohingya karena mereka berharap mendapatkan perlindungan, bantuan, dan hak-hak dasar sebagai manusia.

Mereka juga ingin tinggal di Indonesia secara permanen, dan tidak mau dipulangkan ke Myanmar atau Bangladesh.

Mereka mengatakan bahwa mereka hanya ingin hidup dengan damai dan bebas dari kekerasan dan diskriminasi.

Namun sayang, kelakuan pengungsi Rohingya sering kali meresahkan warga lokal, Aceh.

Bagaimana tidak, beberapa waktu lalu, bantuan yang diberi warga sekitar sempat dibuang oleh pengungsi Rohingya.

Terbaru, warga dan pemerintah dibuat kecewa karena sebanyak sembilan pengungsi Rohingya diduga hendak melarikan diri dari Kabupaten Pidie ke Dumai, Provinsi Riau.

Dikutip Gridhot dari Tribun Trends, warga mengamankan mereka saat berjalan kaki di Desa Ranto, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Kamis (28/12/2023) malam.

“Mereka ini penampungannya di Pidie. Lalu kabur dan berencana ke Dumai, Provinsi Riau,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Deden Heksaputera, Jumat (29/12/2023).

Sembilan orang tersebut yakni Muhammad Roki (18), Kharulsen (21), Muhammad Rizwan (20), Hamidah (28), Syamsidah (17), Sedeka (16), Ayasa (10), dan Muhammad Yunus (9).

Setelah mengamankan sembilan pengungsi tersebut, warga lalu melaporkan ke Mapolres Aceh Utara.

Baca Juga: Rakyat Gayo Lues Ngamuk, Bakal Lakukan Tindakan Ini Jika Pengungsi Rohingya Nekat Dipindahkan ke Tanah Mereka

Kapolres Aceh Utara menyebutkan, sembilan pengungsi itu memakai gelang warna kuning dengan logo UNHCR.

Dia menyebutkan, pengawasan Rohingya di penampungan menjadi tanggung jawab lembaga dunia yang menangani pengungsi UNHCR.

Karena itu, dia meminta UNHCR memperketat pengawasan, sehingga peristiwa yang sama tidak lagi terulang.

"Sekarang, mereka kita kawal dan sudah kita antar lagi ke Pidie,” pungkas AKBP Deden.

Sebelumnya, dikabarkan juga ada belasan pengungsi melarikan diri.

Padahal pemerintah setempat telah memberikan tempat penampungan yakni bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh untuk para pengungsi Rohingya.

Namun, gedung itu dirusak, belasan pengungsi pun kabur.

Sebanyak 16 pengungsi Rohingya melarikan diri dari lokasi penampungan di bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe, Aceh.

Mereka kabur dengan merusak dan menjebol dinding kamar.

"Pengungsi Rohingya tersebut kabur dengan cara merusak dinding kamar dan melarikan diri melalui pagar arah toilet wanita," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemerintah Kota Lhokseumawe, Darius pada Rabu (7/12/2023), dikutip dari Kompas.com.

Darius menyebutkan, lokasi penampungan pengungsi itu sebenarnya sudah dijaga oleh polisi, satpam, dan organisasi pendamping pengungsi lainnya yang berada di sana.

Baca Juga: Pengungsi Rohingya di BMA Banda Aceh Kepergok Bawa 15 Ponsel, Polisi Duga Digunakan untuk Hal Ini

Hanya saja, penjagaan selama ini hanya ada di depan gedung dan tidak menyeluruh hingga ke belakang.

"Imigran Rohingya kabur melalui arah belakang,” ujarnya.

Peristiwa ini juga telah ditanyakan Pemerintah Kota Lhokseumawe ke lembaga terkait yang menangani pengungsi internasional.

Darius juga menyatakan, kaburnya pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Lhokseumawe bukan kali ini saja terjadi.

(*)