Find Us On Social Media :

Sebby Sambom Klaim Siap Bebaskan Pilot Susi Air yang Disandera, KSAD Ungkap Rencana Pertemuan Mabes TNI dengan KKB Papua

KSAD Jenderal Maruli buka suara soal negosiasi pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB Papua

Gridhot.ID - Nasib pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen yang disandera KKB Papua di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, mulai menemukan titik terang.

Pasalnya, KKB Papua kini mulai melunak dengan berencana membebaskan pilot berkebangsaaan Selandia Baru itu pada 7 Februari 2024, tepat setahun Kapten Philips Marthen disandera.

Selain itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengaku mendapat informasi bahwa Mabes TNI akan bertemu KKB Papua untuk negosasi pembebasan pilot Susi Air.

"Jadi yang saya dengar informasinya itu, perlu waktu untuk bertemu. Akhirnya perlu berapa hari lagi untuk menyampaikan, berapa lagi hari ke sana," kata Maruli ditemui Kompas.com di Balai Kartini, Jakarta, Senin (5/2/2024).

Ia menuturkan bahwa Mabes TNI AD memang memiliki keterbatasan dalam memperoleh informasi mengenai pilot Susi Air.

Sebab, kata dia, koordinasi tentang upaya pembebasan Philip Mehrtens itu dipimpin langsung oleh Panglima TNI.

"Jadi, kalau kami di Angkatan Darat kami punya keterbatasan untuk mendapatkan seluruh informasi ya. Karena kami tingkatnya adalah pembinaan kekuatan," ujar menantu Luhut Binsar Pandjaitan itu.

Meskipun begitu, Maruli berujar Mabes TNI AD terus mengikuti perkembangan yang ada dari Mabes TNI.

Ia pun mengaku mendapatkan informasi bahwa pilot Susi Air dalam keadaan sehat.

"Namun informasi terakhir pilot tersebut dalam masih kondisi sehat, begitu," kata Maruli.

Diberitakan Kompas.TV sebelumnya, KKB Papua menyatakan siap membebaskan pilot Susi Air pada 7 Februari 2024, tepat setahun pilot disandera.

Baca Juga: Identitas Anggota KKB Papua yang Rampas Senjata Api Polisi di Puncak Terungkap, Kapolda Dalami Dugaan Kecerobohan Personelnya

"Pilot asal Selandia Baru yang ditahan pasukan kami di bawah pimpinan Egianus Kogoya harus dibebaskan demi kemanusiaan berdasarkan hukum perang humaniter internasional. Tidak ada alasan untuk pilot harus ditahan sampai dunia kiamat," kata juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom kepada VOA, Sabtu (3/2/2024).

Beberapa waktu lalu beredar pernyataan dari Egianus Kogoya bersama pasukannya yang mengatakan jika pilot Susi Air itu harus ditukar dengan kemerdekaan bangsa Papua.

Namun, menurut Sebby, pernyataan yang disampaikan oleh Egianus merupakan emosional sesaat tanpa meminta pendapat dari pimpinan TPNPB-OPM.

"Pilot akan dijadikan jaminan Papua merdeka harga mati, hal ini sama sekali tidak mungkin terjadi," ucap Sebby.

"Mengapa? Karena tidak ada sejarah di dunia ini bahwa ada negara yang pernah merdeka karena ditukar dengan tawanan. Jadi hal ini perlu dipahami oleh semua pihak TPNPB termasuk yang di Nduga," tukasnya.

Menurut Sebby, dalam waktu dekat mereka akan membebaskan pilot Susi Air itu dengan segera.

Pembebasan itu dilakukan setelah TPNPB-OPM mempertimbangkan sejumlah hal.

"Jika kami membebaskan pilot itu dengan hormat, maka kami akan dihargai oleh masyarakat internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Martabat perjuangan bangsa Papua untuk merdeka akan terangkat. Namun jika pilot ini mati di tempat yang ditahan, maka kami akan disalahkan oleh masyarakat internasional,"ungkap Sebby.

Untuk diketahui, pilot Susi Air disandera oleh KKB Papua setelah pesawat yang dipilotinya mendarat mulus di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023 lalu.

Setelah pilot disandera, pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu dibakar oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Sejak itu sampai sekarang, prajurit TNI-Polri masih terus berusaha melakukan penyelamatan tanpa mengorbankan banyak korban jiwa.

Baca Juga: Warinus Murib Tewas dalam Kontak Tembak, Ini 2 Anggota KKB Papua Lain yang Ditangkap Hidup-hidup Pasca Bakar Puskemas di Ilaga

(*)