Sujud di Kaki Ibunya Usai Pidato, Guru Besar UGM Nangis Sesenggukan Minta Maaf Karena Harus Korbankan Pendidikan Adiknya: Maturnuwun

Senin, 19 Februari 2024 | 19:42
Laman UGM

Sarjiya, anak penjual gula jawa keliling yang jadi Guru Besar UGM

GridHot.ID - Momen haru muncul saat pengukuhan guru besar di ruang Balai Senat Universitas Gadjah Mada pada Kamis (2/1/2024) lalu.

Pasalnya, Prof. Sarjiya, dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik ini menangis.

Matanya berkaca-kaca kala membaca pidato pengukuhannya.

Melansir tribunmanado.co.id, baru saja mendapatkan gelar profesor di Universitas Gadjah Mada atau UGM, Prof Sarjiya rupanya berasal dari keluarga yang sederhana.

Prof Sarjiya mengungkapkan bahwa ayahnya berprofesi sebagai buruh.

Sementara, ibunya diketahui sebagai pedagang gula jawa.

Dalam pengukuhan ini, momen haru berlangsung saat Prof Sarjiya mulai menceritakan kisahnya.

Momen haru itu tercipta saat pengukuhan Guru Besar Prof. Ir. Sarjiya, MT., Ph.D., IPU., di ruang Balai Senat UGM, Kamis (2/1/2024).

Terdengar suara dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM ini bergetar dengan mata berkaca-kaca saat membacakan pidato pengukuhan.

Bahkan beberapa kali ia harus berhenti sejenak saat membacakan teks pidato untuk menyeka air matanya yang mengalir deras.

Pria kelahiran Kulon Progo 51 tahun silam itu terlahir dari keluarga sederhana di Lendah, Kulon Progo.

Baca Juga: Titiek Hanya Bisa Menangis Mantan Suami Dituding Berkhianat, Ini Perjalanan Panjang Cinta Putri Soeharto dan Prabowo Subianto yang Tak Banyak Orang Tahu

Ayahnya, Pujidiyono, sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping.

Sementara itu, sang ibu, Sumirah, bekerja sebagai pedagang gula jawa yang setiap harinya berkeliling menyusuri jalan di Kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.

Dilansir dari surya.co.id, tangis Sarjiya pecah saat dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM).

Momen pengukuhan itu diketahui diselenggarakan di Ruang Balai Senat UGM, pada Kamis (2/1/2024).

Saat memberikan pidato pengukuhan, Sarjiya tampak tak bisa membendung air matanya.

Laman UGM

Sarjiya, anak penjual gula jawa keliling yang jadi Guru Besar UGM

Beberapa kali terlihat air matanya menetes deras

Suaranya bahkan terdengar bergetar.

Sarjiya bercerita, ia terlahir dari keluarga sederhana di Lendah, Kulonprogo.

Ayahnya, Pujidiyono, hanya bekerja sebagai buruh tobong labor atau pengrajin gamping.

Sementara ibunya, Sumirah, berjualan gula jawa keliling di kawasan Yogyakarta.

“Bapak dan Ibu waktu itu berani membuat keputusan untuk mengizinkan dan membiayai saya melanjutkan sekolah,” katanya, dikutip dari laman UGM.

Baca Juga: Disebut Cerai karena Alasan Politik, Begini Kisah Cinta Prabowo dan Titiek Soeharto yang Masih Jadi Misteri, Sama-sama Tak Menikah Lagi Setelah 25 Tahun Berpisah

Sarjiya pun menceritakan bahwa kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan baca dan tulis karena tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah.

Minta Maaf ke Adik

Kendati begitu, keduanya tetap gigih menyekolahkan dirinya meski keputusan itu rupanya harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa,” kata anak keempat dari lima bersaudara ini.

Usai menyampaikan pidatonya, Sarjiya pun langsung mendatangi sang ibunda sambil bersujud.

Ia bahkan memeluk ibundanya dengan erat.

Selanjutnya, pria yang baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar itu menyalami empat saudari perempuannya.

Sayang, sang Ayah tidak hadir di momen pengukuhan dirinya karena sudah berpulang.

“Maturnuwun Bu,” kata Sarjiya terbata-bata.

Sarjiya diketahui menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo tahun 1987.

Kemudian Sarjiya menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot tahun 1990.

Baca Juga: Foto Lama Jadi Bukti Kisah Cinta Ayu Ting Ting dan Lettu Fardhana Mirip Drakor, Keduanya Ternyata Pernah Ketemu saat SMA

Selanjutnya, pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta tahun 1993 dan di tahun yang sama, ia melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.

Lalu pendidikan S2 pun dilanjutkan di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, lulus tahun 20021.

Pendidikan doktor diselesaikan di prodi Electrical Enggineering, Chulalongkorn University, Thailand.

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul Integrsi Variable Renewable Energy dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan, Sarjiya mengatakan untuk menuju transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia diperlukan dalam rangka pemanfataan secara optimal seluruh potensi energi baik terbarukan maupun non terbarukan.

Dengan karakterisitik intermitensinya, integrase potensi variable renewable energy ke dalam grid untuk memenuhi kebutuhan energi nasional menghadapi banyak tantangan.

Oleh kerena itu, diperlukan inovasi dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga untuk memastikan layanan energi listrik yang handal, aman, berkualitas dapat diberikan kepada konsumen dengan biaya penyediaan yang ekonomis.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Surya.co.id, Tribunmanado.co.id