Find Us On Social Media :

Sujud di Kaki Ibunya Usai Pidato, Guru Besar UGM Nangis Sesenggukan Minta Maaf Karena Harus Korbankan Pendidikan Adiknya: Maturnuwun

Sarjiya, anak penjual gula jawa keliling yang jadi Guru Besar UGM

Sarjiya pun menceritakan bahwa kedua orang tuanya tidak memiliki kemampuan baca dan tulis karena tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah.

Minta Maaf ke Adik

Kendati begitu, keduanya tetap gigih menyekolahkan dirinya meski keputusan itu rupanya harus mengorbankan pendidikan adik perempuannya.

“Secara khusus saya mohon maaf kepada adikku, Suparsih, yang waktu itu terpaksa tidak bisa melanjutkan ke bangku SMA, meskipun dengan nilai ujian SMP yang sangat baik, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah kita berdua secara bersamaan. Semoga pengorbanan kakak-kakak dan adikku mendapatkan imbalan kebaikan yang lebih banyak dari Tuhan Yang Maha Esa,” kata anak keempat dari lima bersaudara ini.

Usai menyampaikan pidatonya, Sarjiya pun langsung mendatangi sang ibunda sambil bersujud.

Ia bahkan memeluk ibundanya dengan erat.

Selanjutnya, pria yang baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar itu menyalami empat saudari perempuannya.

Sayang, sang Ayah tidak hadir di momen pengukuhan dirinya karena sudah berpulang.

“Maturnuwun Bu,” kata Sarjiya terbata-bata.

Sarjiya diketahui menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pengkol, Kulon Progo tahun 1987.

Kemudian Sarjiya menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Brosot tahun 1990.

 Baca Juga: Foto Lama Jadi Bukti Kisah Cinta Ayu Ting Ting dan Lettu Fardhana Mirip Drakor, Keduanya Ternyata Pernah Ketemu saat SMA

Selanjutnya, pendidikan sekolah menengah diselesaikan di SMAN 1 Teladan Kota Yogyakarta tahun 1993 dan di tahun yang sama, ia melanjutkan kuliah di S1 Teknik Elektro UGM.

Lalu pendidikan S2 pun dilanjutkan di Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, lulus tahun 20021.

Pendidikan doktor diselesaikan di prodi Electrical Enggineering, Chulalongkorn University, Thailand.

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul Integrsi Variable Renewable Energy dalam Perencanaan dan Operasi Sistem Tenaga Listrik Menuju Transisi Energi Berkelanjutan, Sarjiya mengatakan untuk menuju transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia diperlukan dalam rangka pemanfataan secara optimal seluruh potensi energi baik terbarukan maupun non terbarukan.

Dengan karakterisitik intermitensinya, integrase potensi variable renewable energy ke dalam grid untuk memenuhi kebutuhan energi nasional menghadapi banyak tantangan.

Oleh kerena itu, diperlukan inovasi dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga untuk memastikan layanan energi listrik yang handal, aman, berkualitas dapat diberikan kepada konsumen dengan biaya penyediaan yang ekonomis.(*)