Find Us On Social Media :

Hilang Usai Dipanggil Sosok Misterius, Bocah TK di Sulawesi Tenggara Ditemukan Tewas Mengenaskan di Dasar Jurang, Jasadnya Tertutup Batu

Inilah tangis ibu angkat korban mengetahui anaknya ditemukan tewas mengenaskan di dasar jurang, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, Minggu (25/2/2024)

GridHot.ID - Heboh bocah 6 tahun ditemukan tewas di dasar jurang, Desa Kaofe, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara pada Minggu (25/2/2024).

Akhir hidup bocah 6 tahun berinisial SA itu sangat tragis.

Pasalnya, ia diduga menjadi korban kekerasan seksual dan pembunuhan.

Dilansir dari tribunjakarta.com, hidup seorang bocah berusia 6 tahun, SA, berakhir dengan sangat tragis.

Bocah perempuan itu ditemukan tak bernyawa di sebuah lubang kecil di Desa Kaofe, Kecamatan Kadatua, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.

Ia diduga tewas karena dibunuh. Pilunya, SA juga diduga menjadi korban kekerasan seksual.

Polisi pun masih memburu pelaku.

SA pertama kali ditemukan oleh warga Desa Marawali, tetangga Kaofe, di sebuah lubang kecil pada Minggu (25/2/2024).

Ia ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan.

"Tubuhnya tertutup batu, hanya kakinya yang terlihat," ujar Kepala Desa Marawali, La Ode Zabir, saat dihubungi dari Kendari pada Selasa (27/2/2024) dikutip Kompas.

La Ode awalnya mengetahui tewasnya SA dari orang tua angkat korban yang mengabarkan bahwa SA sudah hilang dua hari lamanya. Kejadian itu pun sudah dilaporkan ke polisi.

Baca Juga: Curigai Ada Ceceran Darah yang Keluar dari Keranda, Keluarga Santri di Kediri Ungkap Ada Luka di Leher dan Bekas Sundutan Rokok : Pasti Bukan Jatuh

Anak perempuan yang masih siswa TK itu diketahui hilang seusai pulang sekolah. SA berjalan kaki ke rumah bersama seorang rekannya.

Namun, di jalan, ada seseorang yang memanggil mereka. Rekan korban langsung melarikan diri usai mendengar teriakan itu.

Sejak itu, SA tak pernah pulang ke rumah. Sosok yang memanggil SA itu pun masih misterius.

Pihak keluarga tidak langsung melapor lantaran mereka mengira bahwa SA pulang ke rumah saudaranya yang lain.

Namun, sehari berselang, mereka menyadari ada yang tak beres dengan SA lantaran menghilang.

Zabir pun menghubungi warga lain terkait kejadian ini. Pencarian dimulai sejak Minggu pagi.

Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia sekitar pukul 09.00 Wita.

Polisi pun masih melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan ini.

"Korban alami penganiayaan yang mengakibatkan meninggal. Untuk penyebabnya, masih proses otopsi," kata Kasi Humas Polres Baubau AKP Abdul Rahmad.

Kapolsek Kadatua, Ipda Wahid, menambahkan pihaknya masih berupaya mengungkap kasus terkait kematian dan informasi lainnya.

Melansir tribun-medan.com, pilu bocah di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditemukan tewas di dasar jurang.

Baca Juga: Kirim Chat Ngaku Ketakutan, Bintang Santri di Kediri yang Tewas Dianiaya Senior Beri Pesan Pilu Begini ke Sang Ibu: Ma Tolong...

Nahas, bocah ini ditemukan tak berbusana di dasar jurang sedalam 5 meter. Korban yang berusia 6 tahun ini sempat dilaporkan hilang 3 hari.

Kejadian ini terjadi di Desa Kaofe, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Korban ditemukan mengenaskan dalam keadaan telungkup dan tanpa busana dan tubuhnya ditumpuk batu dalam sela batu cadas.

Ayah korban, M menuturkan, korban berinisial S yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak ini tidak pulang sejak Kamis (22/2/2024).

"Sudah tidak pulang sejak hari kamis, tapi saya pikir tidur di rumahnya kakak karena kebiasaannya selalu seperti itu," jelasnya Minggu (25/2/2024).

Kata dia, bocah yang tinggal bersama ibu angkatnya itu memiliki kebiasaan selalu bermalam di rumah bibinya bahkan hingga satu pekan.

"Begitu juga di malam selanjutnya, kita masih berpikir dia masih di rumah kakak," katanya.

Namun, saat Sabtu malam saat keluarga menanyakan kembali kepada kakak angkat korban mengenai keberadaan korban.

"Di jawab, tidak ada. Saya tanya kembali ke kakak saya dia ada di rumah atau tidak ternyata sejak kemarin dia tidak di rumah," tukasnya.

Sebab itulah, keluarga khawatir hingga memutuskan untuk melaporkan hilangnya korban pada Sabtu (24/2/2024) ke Polsek Kadatua.

Berdasarkan catatan tertulis yang diterima dari pihak kepolisian Sektor Kadatua, Ibu angkat korban N datang ke Mako Polsek Kadatua sekira pukul 16.40 WITA.

Baca Juga: Bunuh Mantan Istri yang Menolak Berhubungan Badan, Pria di Asahan Susun Skenario Seolah-olah Korban Tewas dengan Cara Ini

Ibu angkat korban melaporkan S yang telah hilang sejak 22 Februari 2024 lalu.

Berdasarkan itulah, pihak Polsek Kadatua kemudian menghubungi kepala desa se-kecamatan Kadatua untuk ikut membantu pencarian korban.

Tiga desa yang berada di sekitar lokasi korban terakhir terlihat ikut serta dalam pencarian korban. Desa tersebut ialah Desa Kaofe, Uwemaasi, dan Marawalu.

Kapolsek Kadatua, IPDA La Ode Muhammad Wahid mengatakan 3 desa tersebut melakukan penyisiran mulai dari jalan raya hingga ke arah laut.

Dalam pencarian ada sekelompok anak muda yang dipimpin oleh pria berinisial A menemukan mayat pada sebuah goa di dasar jurang.

"Jadi yang terlihat itu, kaki dan tangan korban. Namun, tubuh korban ditindis dengan batu," bebernya.

Sekelompok anak muda ini kemudian melaporkan temuan mereka pada Polsek Kadatua untuk dilakukan olah kejadian perkara.

Pihak Polsek Kadatua setelah mengaku menemukan korban dalam kondisi tidak memakai busana serta sudah mulai membengkak.

"Tidak terdapat baju yang dikenakan sekitar tubuh korban," imbuhnya.

Wahid juga menjelaskan Kamis (22/2/2024) ketika korban pulang sekolah bersama rekannya ada seorang laki-laki yang mengajaknya pergi.

"Namun, mengenai peristiwa tersebut masih kami lakukan pedalaman," jelasnya.

Baca Juga: Buat Nenek Tewas, Caleg Gagal di Subang yang Nyalakan Petasan Jumbo Hampir Dihajar Warga, Ternyata Bukan Orang Baru di Dunia Politik

Korban kemudian dievakuasi ke Puskesmas Kadatua untuk dilaksanakan visum.

"Terdapat luka pada bahu kanan korban dengan kedalam satu ruas jari telunjuk pria dewasa, memar pada bagian dada, serta organ vital korban dalam kondisi yang robek," bebernya, Senin (26/2/2024).

Namun pihaknya akan laksanakan autopsi di RSUD Palagimata, Selasa (27/2/2024) sore.

"Dilaksanakan agar mengetahui penyebab pasti korban meninggal," jelasnya.

Proses autopsi dilaksanakan di RSUD Palagimata dengan membawa jasad korban tersebut dari Kadatua menuju Kota Baubau menggunakan perahu penyebrangan.

Dari Puskesmas Kadatua, jasad yang terbungkus kantung jenazah dimasukan dalam sebuah mobil berwarna merah untuk diberangkatkan ke pelabuhan Kadatua.

Setelah itu, Jasad diberangkatkan menggunakan kapal penyeberangan yang diikuti bersama keluarga korban serta pihak kepolisian menuju Dermaga Topa, Kota Baubau, Sulawesi tenggara.

Jasad kemudian di naikan ke mobil serta langsung dibawa ke RSUD Palagimata untuk dilaksanakan autopsi.(*)