Gridhot.ID - Kasus penganiayaan yang menimpa seorang santri di Kediri bernama Bintang Balqis Maulana (14) kini masih dalam penyelidikan polisi.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelumnya sempat geger kondisi jasad Bintang Balqis Maulana saat dipulangkan ke rumah keluarganya.
Pihak pesantren sempat mendapatkan hujatan karena menyebut kalau Bintang Balqis Maulana tewas karena terpeleset di kamar mandi.
Namun pihak keluarga curiga karena jasad Balqis dipenuhi dengan luka lebam yang mencurigakan.
Hingga akhirnya polisi yang turun tangan menemukan bahwa Balqis dianiaya oleh seniornya sendiri.
Mirisnya, salah satu pelaku masih ada garis keluarga.
Ilham selaku kakak dari korban mengaku sempat heran dengan kesaksian salah satu pelaku saat jasad adiknya baru sampai di rumah duka.
"Awalnya tidak terus terang," terang Ilham.
Bahkan, AF (pelaku yang juga sepupu korban) sempat melarang keluarga Bintang Balqis Maulana untuk membuka kain kafan yang menutupi jasad korban.
Pelarangan itu juga diikuti oleh rombongan pengasuh pondok pesantren yang mengantar jenazah korban.
Dari situ pihak keluarga sebenernya sempat curiga karena ada yang janggal. Penyebab kematian Bintang seakan ada yang ditutup-tutupi.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, Bintang Balqis Maulana tewas usai dianiaya oleh empat orang seniornya.
Dari empat pelaku, satu diantaranya merupakan sepupu korban yakni AF.
Saat ini, penyidik Polres Kediri sudah menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan santri yang terjadi di pondok pesantren.
Usut punya usut, rupanya insiden penganiayaan yang dialami oleh pelaku bukan hanya sekali.
Berdasarkan keterangan polisi, pelaku menganiaya korban selam 4 hari.
Waktu penganiayaan berlangsung sejak 18 Februari, berulang di 21 Februari dan 22 Februari malam dan 23 Februari dini hari.
Hingga akhirnya, korban Bintang pun tewas dengan luka disekujur tubuhnya.
"Sampai saat ini semuanya masih sesuai dengan apa yang dituangkan dalam BAP," terang Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji , Kamis (29/2/2024)
Perwira polisi yang pernah menjabat sebagai Kasata Lantas Polres Bogor ini melanjutkan, rekonstruksi ini menampilkan adegan yang menggambarkan penganiayaan bersama -sama yang berulang- ulang yang dilakukan para pelaku terhadap korban.
Menurutnya, ada sekitar 55 adegan penganiayaan bersama -sama dan berulang kali.
"Di TKP pertama ada 3 adegan, kemudian di TKP kedua 12 adegan dan TKP ketiga 40 adegan," jelasnya seperti dilansir Tribun Jatim.
Karena Ogah Sholat Berjamaah
Pelaku berdali jika penganiayaan itu berawal dari korban yang ogah melakukan sholat berjamaah.
Kuasa hukum para tersangka, Rini Puspitasari menjelaksan, tersangka AF yang juga sepupu korban merasa kesal lantaran Bintang tak mau sholat berjamaah.
“Mungkin karena ada ikatan keluarga akhirnya menasihati. Terutama soal salat jemaah, tapi saat dinasihati jawabnya (korban) enggak nyambung,” ujar Rini Puspitasari dilansir dari TribunTrends.com, Rabu (28/2/2024).
Menurutnya, tersangka juga kesal lantaran korban mengadu kepada orangtuanya soal perlakukan AF.
“Dia merasa korban ngadu-ngadu yang enggak benar. Katanya disuruh kerja padahal itu piket,” ujar Rini.
Emosi pelaku pun semakin memuncak.
“Akhirnya emosi. Lalu dipukul. Dipukul itu ternyata meninggal itu,” lanjut Rini.
Rini menambahkan, pelaku sendiri tidak menyangka akibat pemukulan itu korban meninggal dunia.
“Pelaku enggak sampai berpikir akibat dari perbuatannya itu si korban meninggal,” ucapnya.
Sementara Verry Achmad,SH, penasehat hukum pelaku menjelaskan dari hasil rekonstruksi tidak ada adegan sudutan rokok dan penusukan.
"Hubungan keluarga antara tersangka dan korban hubungannya sangat harmonis. Selain itu juga tidak ada pemalakan," kata dia.
Verry Achmad juga menyampaikan sangat prihatin dengan kejadian yang mengakibatkan korban jiwa dan keluarga pelaku minta maaf yang sebesar -besarnya kepada keluarga almarhum.
Dislepet Sarung
Rupanya, para senior korban sempat memukul korban menggunakan berbagai macam alat.
Salah satunya sarung maut yang didugakan untuk memukul korban.
Korban sempat dislepet menggunakan sarung sebelum meninggal dunia akibat dipukul menggunakan benda tumpul hingga dibanting.
Tak hanya itu, selain korban juga dibogem menggunakan tangan pelaku serta ranting.
Saat ini, kasus penganiayaan santri tersebut masih ditangani aparat kepolisian Polres Kediri.
(*)