Sementara warga mengawalnya menuju pemakaman dengan membelah banjir seleher orang dewasa.
Mereka memegang erat dan mendorongnya secara hati-hati menyeberangi banjir mengarah ke akses jalan yang tidak tersentuh banjir.
Begitu dalamnya banjir, orang-orang yang menceburkan diri mengiringi jenazah hanya terlihat bagian kepalanya.
Sepintas terlihat seperti di kawasan sungai.
Keranda selanjutnya dipikul bersama-sama ke tempat peristirahatan terakhir yang tak terdampak banjir.
Para pelayat yang tak berani melintas pun berkerumun dan hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.
Kejadian itu terjadi di Desa Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada 14 Maret 2024.
Seperti yang dijelaskan Kades Sembungharjo, Sudarsono.
"Iya, benar dan dimakamkan seusai salat dhuhur."
"Salah satu warga kami meninggal karena sakit," kata dia seperti dilansir dari TribunSolo.com, Senin (18/3/2024).
"Kebetulan akses jalan yang dilalui menuju makam itu cekung dan kebanjiran."