Find Us On Social Media :

Jadi Korban Penembakan, Siswi Mts di Padang Pariaman Hidup dalam Kesakitan, Peluru di Perutnya Tak Bisa Dikeluarkan

Ibu dan paman Bela Cintia, korban penembakan, menunjukkan hasil rontgen peluru di perut saat menjalani kontrol di RSUD Pariaman.

"Kata dokter, posisinya (peluru) berpindah-pindah. Sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujarnya mengingat detail percakapan dokter di pagi yang menegangkan itu.

Leni mengatakan dokter sempat meminta persetujuannya untuk melanjutkan operasi dengan konsekuensi anaknya mengalami pendarahan.

Namun, Leni tak langsung menyetujui hal tersebut.

Leni juga meminta saran dari dokter yang bersangkutan supaya anak gadisnya bisa selamat.

Saat itu, dokter rupanya memilih untuk tidak melanjutkan operasi. Dokter pun menutup luka tembak pada perut korban tanpa mengeluarkan peluru dari dalamnya.

Sejak itu, korban yang masih kelas 3 MTs itu terpaksa menjalani hari-harinya dengan sebutir peluru bersarang ddi perutnya.

Lima hari awal menjalani hidup dengan peluru di perut, korban sama sekali tak bisa bergerak sedikit pun.

Korban menjalani aktivitasnya seperti makan, minum, dan buang air dalam kondisi di ranjang rumah sakit.

Saat hari keenam, korban diizinkan untuk pulang ke rumah.

Korban yang berhari-hari hanya bisa tiduran akhirnya meberanikan diri untuk bangkit dari kasurnya. Korban mencoba menggerakan badan dan berjalan.

Baca Juga: Terekam Video, Inilah Detik-detik KKB Papua Baku Tembak dengan TNI-Polri di Kantor Bupati Intan Jaya, 1 Prajurit Terluka

Sesampainya di rumah, korban belum bisa langsung beraktivitas normal. Rasa sakit masih menggerogoti perutnya.