Find Us On Social Media :

Jadi Korban Penembakan, Siswi Mts di Padang Pariaman Hidup dalam Kesakitan, Peluru di Perutnya Tak Bisa Dikeluarkan

Ibu dan paman Bela Cintia, korban penembakan, menunjukkan hasil rontgen peluru di perut saat menjalani kontrol di RSUD Pariaman.

"Beberapa hari masih menahan sakit, sebelum akhirnya ia bisa beradaptasi dan beraktivitas, meski hanya aktivitas ringan," jelas Leni.

Selama di rumah, Leni mengatakan korban sempat mengalami demam dan pusing.

Namun Leni tak bisa memastikan apakah itu dampak dari peluru di perut korban.

Meski sudah pulang ke rumah, sekali dalam dua pekan, korban tetap menjalani kontrol ke RSUD Pariaman. Ia pergi kontrol ditemani oleh ibu dan pamannya.

Untuk sampai ke RSUD Pariaman, Leni menyebut ia harus mengeluarkan uang sebanyak Rp100 ribu untuk biaya transportasi.

Kondisi keuangan yang pas-pasan membuat Leni yang berstatus sebagai ibu rumah tangga harus meminjam ke tetangga dan sanak saudara.

"Saya mau anak saya lekas sembuh, meski harus minjam sana sini tidak masalah yang penting sembuh," ujarnya.

Operasi Dua Bulan Lagi

Leni mengatakan anaknya baru bisa menjalani operasi lagi dua bulan ke depan.

"Berdasarkan anjuran dokter, Bela baru bisa menjalani operasi lagi dua bulan ke depan," katanya sembari menunggu di ruang tunggu pengambilan obat RSUD Pariaman, Kamis (21/3/2024).

Baca Juga: KKB Papua Kembali Berulah, Prajurit TNI Praka Jamaludin Gugur di Distrik Ilaga, Korban Alami Luka Tembak dan Bacokan

Leni mengaku biaya berobat anknya selama di rumah sakit memang ditanggung BPJS kesehatan, tapi untuk biaya transportasi tidak.