Find Us On Social Media :

Awal Mula Pertalite Campur Air di SPBU Bekasi, Kernet Terjebak Utang Rumah Sakit, Langsung Jadi Tersangka Bareng Sang Sopir

Para warga menunjukkan Pertalite yang tercampur air di SPBU Bekasi

Gridhot.ID - Sedang viral kasus sebuah SPBU di Jalan Juanda, Margajaya, Bekasi Selatan diduga menjual BBM Pertalite yang sudah tercampur air.

Dikutip Gridhot dari Warta Kota, kejadian ini viral usai sudah banyak pengendara menjadi korban kendaraan mereka mogok setelah diisi pertalite dari SPBU tersebut.

Para warga pun langsung menggeruduk SPBU 34.17106 tersebut untuk meminta penjelasan mengenai bahan campuran pertalite di tempat mereka.

Ada dua video yang dibagikan akun tersebut.

Video pertama tampak seseorang menguras tangki BBM motornya.

Dari isi tangki BBM yang dikeluarkan tampak isinya bukan hanya bensin tetapi juga terdapat air kotor berwarna kecoklatan.

"Isi pertalite full tank isinya air semua, lokasi SPBU St.Bekasi, jadi harus kuras tanki nih," tulis narasi di akun tersebut.

Dalam video kedua tampak sejumlah warga membawa botol air mineral hasil pengurasan tangki kendaraan mereka.

Dalam botol air mineral hasil pengurasan tampak BBM bercampur air.

Beberapa warga tampak geram dan mengecam hal tersebut serta menemui manajemen SPBU.

"Jadi harus kuras tangki, karena isinya air semua," kata akun @faisalemir.

Baca Juga: Siasat Ahmad Yuda Bunuh Istrinya yang Merupakan Eks Direktur RSUD, 2 Kali Eksekusi dan Siram Pertalite di Tempat Tertentu Begini Skenario Kejinya

Hal yang sama juga dialami oleh @yoodio yang membagikan postingan serupa.

"Jadi gak satu orang aja yang kena. Masa isinya air semua," kata suara dalam video saat menanyakan hal itu ke manajemen SPBU.

"Tidak ada unsur kesengajaan," kata salah seorang pria di dalam video yang diduga pengelola SPBU saat menjelaskan kepada pelanggannya.

Meski mengaku tidak ada unsur kesengajaan, penyelidikan pihak kepolisian justru berkata lain.

Diketahui telah ditemukan adanya kesengajaan dalam campuran Pertalite yang ternyata memiliki kandungan air di dalamnya yang bisa berbahaya bagi mesin kendaraan.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, polisi mengungkapkan fakta baru dalam insiden bensin Pertalite yang tercampur air di SPBU Pertamina 34.17106, tepatnya di Jalan Ir Juanda, Margahayu, Kota Bekasi, Senin (25/3/2024) malam.

Setelah puluhan kendaraan didapati mogok usai mengisi bensin di SPBU tersebut, Polres Metro Bekasi Kota bergerak melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab pastinya.

Ternyata, terkontaminasinya bensin dengan air dilakukan dengan sengaja oleh oknum yang ingin menjual Pertalite dengan harga miring.

Pada Rabu (26/3/2024), Polres Metro Bekasi Kota menetapkan tiga dari lima orang yang diamankan sebagai tersangka kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus menuturkan, ketiga tersangka adalah sopir tangki NN (31), MA sebagai kernet (26), dan petugas keamanan berinisial EK (52).

"Dari lima pelaku yang kami amankan. Tiga sudah ditetapkan sebagai tersangka penyalahgunaan BBM bersubsidi," ujar Firdaus saat konferensi pers di kantornya, Rabu (26/4/2024).

Baca Juga: Jangan Panik, Simak Hitungan Pajak Gaji Rp5 Juta yang Baru Saja Diumumkan Sri Mulyani, Per Bulan Tak Sampai 3 Liter Pertalite!

Firdaus menuturkan, petugas menemukan tiga dispenser bensin jenis Pertalite yang mengandung air.

"Dari hasil investigasi gabungan, di lokasi SPBU tersebut terdapat tiga dispenser BBM jenis Pertalite yang mengandung air," imbuh dia.

Terdapat dua terduga pelaku lain yang sampai saat ini masih diperiksa, masing-masing berinisial ADC dan SH yang merupakan karyawan SPBU Pertamina 3441341 Karawang.

"Keduanya dari (karyawan) SPBU, ADC dan SH masih dilakukan pemeriksaan sebagai saksi," papar Firdaus.

Modus operandi

NN dan MA membawa BBM jenis Pertalite dengan kapasitas 32 kiloliter menggunakan tangki dari depot terminal Cikampek.

"Selanjutnya pelaku mengirimkan BBM ke tujuan pertama, SPBU 34.41342 Klari Kabupaten Karawang dan menurunkan Pertalite sebanyak 8 kiloliter," ucap Firdaus.

Setelah itu, dua pelaku menawarkan Pertalite kepada EK, petugas keamanan di SPBU tersebut.

"EK menerima tawaran, selanjutnya NN dan MA menurunkan kembali BBM pertalite sebanyak 1.800 liter dengan cara memasang selang lison ke dombak (ruang kosong penyimpanan)," imbuh dia.

NN dan MA menerima uang sebanyak Rp 14 juta dari hasil jual Pertalite 1.800 liter tersebut.

Sementara EK berniat menjual kembali bensin pertalite tersebut secara eceran di pinggir jalan.

Baca Juga: Pertalite dan Solar di Ujung Hayat, Luhut Beri Sinyal Bakal Ganti dengan BBM Kelas Dunia Ini

"Iya dijual nanti sama dia itu nanti eceran, dan nanti dijual juga pakai dispenser SPBU," imbuh Firdaus.

Motif pelakuFirdaus menuturkan, otak kejahatan ini adalah MA, yang mengaku memiliki utang. Dia nekat menjual bensin Pertalite kepada tersangka EK agar bisa membayar utang biaya rumah sakit sebesar Rp 6,5 juta.

"Awak mobil tangki inisial MA (kernet) punya utang Rp 6,5 juta untuk bayar biaya rumah sakit," tuturnya.

Firdaus menuturkan, MA harus membayar utang rumah sakit meskipun istrinya sudah meninggal dunia.

"Dari keterangan pelaku, istrinya meninggal karena sakit, jadi biaya rumah sakitnya masih utang," ujarnya.

Dari pemeriksaan, MA, NN dan EK mengaku baru pertama kali melakukan aksi campur bensin dengan air.

"Hasil pemeriksaan dan keterangan para tersangka baru kali ini melakukan kecurangan BBM bersubsidi," imbuhnya.

Meski begitu, ketiga tersangka harus tetap mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ketiganya dijerat dengan Pasal 40 angka 9 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU Perubahan atas Pasal 55 UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Migas.

"Dengan ancaman hukuman penjara enam tahun," jelas Firdaus.

(*)