Find Us On Social Media :

Viral Video Anak Robohkan Rumah Orang Tua di Malang Pakai Buldozer, Tak Mau Warisan Harta Gana-gini Dibagi dengan Adik Tiri

Anak merobohkan rumah orang tua di Kabupaten Malang pakai alat berat viral di media sosial.

Baca Juga: Pria Surabaya yang Teror Teman SMP 10 Tahun hingga Kirim PAP Alat Kelamin Ditangkap Polisi, Curhatan Korban Viral di Medsos

Pada tahun 2008, keduanya memutuskan untuk hidup masing-masing.

Sementara S menikah lagi dan dikaruniai seorang putri, sang anak yakni KR diketahui tinggal bersama YM, ayahnya.

Didik mengatakan, sekitar dua minggu lalu, KR menuntut S untuk memberikan kompensasi harta gana-gini kepada ayahnya sebesar Rp50 juta.

"Sekitar 2 minggu yang lalu, KR atau anak kandungnya itu menuntut kepada ibunya, kompensasi gana-gini hak bapaknya sebesar Rp50 juta," jelas Didik.

Dari permintaan itu, S hanya menyanggupi sebesar Rp25 juta, mengingat harta berupa rumah apabila dijual hanya laku Rp50 juta.

S ingin uang Rp50 juta hasil jual rumah bisa dibagi dengan adik tirinya masing-masing Rp25 juta, tapi KR menolak.

Secara terpisah, Kasihumas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, menjelaskan bahwa peristiwa itu telah ditangani oleh Unit Reskrim Polsek Poncokusumo.

Taufik tak menampik permasalahan tersebut memang terjadi karena penuntutan hak gana-gini anak kepada ibunya.

"Setelah kami mintai keterangan dari beberapa saksi, awal Mei 2024, KR sempat datang ke rumah S membawa palu. Tujuannya untuk membongkar rumah tersebut tapi tidak dilakukan," sambung Taufik.

Akhirnya, S bermusyawarah dengan keluarga hingga didapati kesepakatan rumah tersebut dibongkar oleh KR.

Lalu, Jumat kemarin sekira pukul 17.00 WIB, KR mendatangkan buldozer untuk membongkar rumah yang barang-barangnya sudah dikeluarkan terlebih dahulu.

Baca Juga: Viral ASN Manggarai Timur Ramai-ramai Minum Miras saat Masih Pakai Seragam, Pj Sekda Ungkap Kronologi dan Permintaan Maaf

"Atas kejadian itu, kami sudah mengumpulkan pihak pemilik rumah dan anak kandungnya dan perangkat desa untuk mediasi" jelas Taufik.

"Diperoleh kesepakatan bahwa pembongkaran itu telah mendapatkan persetujuan dari dua belah pihak," tukas Taufik.

(*)