Find Us On Social Media :

Digunakan dalam Identifikasi Korban Pesawat Jatuh, Inilah Perbedaan Ante Mortem dan Post Mortem

KNKT evakuasi temuan tabung gas milik pesawat Lion Air JT 610

Laporan Wartawan GridHot.ID, Chandra Wulan

GridHot.ID - Pencarian korban pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang terus dilakukan, salah satunya dengan mengumpulkan data ante mortem dan post mortem.

Data ante mortem dan post mortem biasa digunakan untuk mengidentifikasi korban kecelakaan hingga bencana massal.

Kecocokan antara data ante mortem dan post mortem sangat membantu mengidentifikasi korban.

Lantas apakah sebenarnya perbedaan antara data ante mortem dan post mortem?

Baca Juga : Beredar Rekaman Black Box Berisi Percakapan Pilot dan Kopilot, Kominfo Sebut Bukan dari Lion Air JT 610

Melansir dari Tribun Pontianak dan Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXV No. 2, Agustus 2009, berikut yang berhasil dihimpun GridHot.ID:

Pemeriksaan identifikasi korban dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) sesuai standar baku interpol.

Ada dua data yang digunakan, yaitu data primer dan sekunder.

Data primer terdiri dari sidik jari, rekam medis gigi dan DNA.

Baca Juga : Adelia Pasha Kenang Masa-Masa Bekerja Sebagai Pramugari Lion Air

Sementara itu data sekunder terdiri dari data medis korban dan keterangan kondisi terakhir korban.

Ante Mortem

Data ante mortem berupa data-data fisik yang khas dari korban.

Data ante mortem didapat dari pihak keluarga.

Contohnya: pakaian atau aksesoris yang terakhir digunakan, barang bawaan, tanda lahir, tato, bekas luka, cacat tubuh, foto diri, berat dan tinggi badan hingga sampel DNA dari keluarga dengan hubungan darah (orang tua atau anak kandung).

Baca Juga : Obrolan Terakhir Pramugari Lion Air JT 610 dengan Kekasih Sebelum Hilang Kontak

Post Mortem

Data post mortem merupakan data yang diambil setelah petugas berhasil menemukan dan mengevakuasi korban.

Post mortem meliputi sidik jari, golongan darah, konstruksi gigi dan foto diri korban pada saat ditemukan lengkap dengan barang-barang yang melekat di tubuhnya dan sekitarnya, termasuk isi kantung pakaiannya.

Jika data ante mortem dan post mortem sudah lengkap, tim DVI akan mencocokkan kedua data guna mengidentifikasi korban.

Baca Juga : Pengakuan Mantan Pramugari Lion Air yang Pernah Alami Dua Kali Kecelakaan Pesawat

Jika cocok, maka korban berstatus teridentifikasi.

Jika tidak teridentifikasi, tim DVI akan kembali mendalami ciri-ciri yang khusus dari korban, seperti bentuk tato dan bekas luka.

Proses identifikasi korban bergantung dari jenis bencana dan kondisinya saat ditemukan.

Korban yang mengalami luka bakar hingga kering atau sudah membusuk akibat terpapar air/udara akan semakin sulit bahkan tidak bisa diidentifikasi.

(*)