Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Gridhot.ID - Tragedi pembantaian yang menewaskan 31 pekerja jembatan di Nduga, Papua hingga kini masih menjadi sorotan.
Diduga, dalang dari peristiwa berdarah di Nduga, Papua ini merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
31 pekerja pembangunan jembatan yang diduga tewas karena serangan KKB itu merupakan karyawan perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya.
Dan kini, update terbaru terkait tragedi pembantaian 31 pekerja pembangunan jembatan ini adalah kabar tentang Jimmi Aritonang yang selamat dari peristiwa berdarah tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, Jimmi Aritonang adalah satu dari 25 Karyawan PT Istaka Karya yang berhasil selamat dari pembunuhan sadis yang diduga dilakukan oleh KKB di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Jimmi Aritonang yang telah berada di penampungan evakuasi korban selamat di Wamena Kabupaten Jayawijaya saat ini tengah menjalani massa pemulihan atas trauma yang dialaminya.
Berdasarkan penuturan kakak ipar Jimmi Aritonang, Lefrend Siahaan, adik iparnya kini dalam kondisi sehat dan tak ada bekas luka di tubuhnya pada saat disandera dan juga melarikan diri dari kelompok KKB.
“Luar saya (adik ipar). Kondisinya baik. Kami tadi malam sempat melihatnya. Tapi sampai saat ini dia masih di tempat penampungan.
Sampai saat ini kita belum bisa lama-lama bersamanya. Tapi yang penting dia selamat,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (4/12/2018).
Siahaan menceritakan kisah adik iparnya pada saat disandera dan juga berhasil melarikan diri.
Saat itu, mereka yang berjumlah 25 orang pekerja pembangunan jembatan jalan Trans Papua, didatangi dan dikumpulkan menjadi satu oleh anggota KKB.
Setelah mereka dikumpulkan, Jimmi bersama teman-temannya dibawa di puncak Kabo yang tak jauh dari camp para pekerja.
Baca Juga : Kisah Pengemudi Sepeda Motor yang Selamat dari Serangan KKB di Papua karena Pura-pura Mati
Di sanalah para karyawan dieksekusi dengan senjata api.
“Jadi, saat mereka ditembaki. Adik ipar saya bersama beberapa temannya pura-pura mati. Lalu setelah mereka ditinggalkan. Mereka yang selamat melarikan diri.
Saya jumlahnya tidak tahu berapa orang yang berhasil selamat,” kata Siahaan yang tinggal di Wamena.
“Jadi mereka berlari dari lokasi eksekusi ke Distrik Mbua, dengan melewati hutan lebat, sungai yang terjal dan juga bukit.
Sesampainya di sana, ternyata mereka dikejar dan masih dihujani peluru saat mengamankan diri di Pos TNI Mbua,” terangnya lagi.
Menurut Siahaan, adik iparnya baru saja bergabung dengan PT Istaka Karya sebagai mandor (kepala tukang) untuk pembangunan jembatan di Nduga.
Kini Siahaan telah memberikan informasi kepada sanak keluarga mereka di Balige, Sumatra Utara, tentang kabar Jimmi, ayah empat anak ini, selamat. (*)