Baca Juga : Salasiah Dinyatakan Tewas, Keluarga Datangkan 10 Pawang Ular untuk Lakukan Ritual Agar Korban Hidup Lagi
Sementara itu, dikutip dari Tribunnews, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya harus segera memulangkan lebih dari 10.000 pengungsi di Kabupaten Pandeglang, Banten, pasca-tsunami terjadi di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018).
Jumlah korban jiwa terhitung fantastis karena mencapai 437 nyawa melayang, puluhan ribu rumah rusak, belum terhitung sejumlah kendaraan roda empat hancur, dan sebagainya.
Menurut Sutopo, dari sejumlah 20.726 pengungsi, sekitar 10.000 orang mengungsi karena rumahnya rusak.
Sisanya, ada sekitar 10.726 orang yang mengungsi akibat trauma.
"Pengungsi yang trauma, bukan rumah rusak tadi, diharapkan akan dikembalikan ke rumahnya. Sementara pengungsi yang rumah rusak berat akan dibangunkan hunian sementara," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (31/12/2018).
Pemandangan kawasan Kecamatan Sumur yang hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Pandeglan
Pemulangan pengungsi ke rumah masing-masing harus segera dilakukan lantaran sekolah-sekolah yang dijadikan tempat pengungsian akan segera digunakan kembali untuk aktivitas belajar mengajar.
Menurut Sutopo, kegiatan belajar mengajar tahun ajaran 2018-2019 akan dimulai 7 Januari 2019. Selain itu, saat ini aktivitas gunung anak krakatau sudah menurun.
Sehingga, kemungkinan kondisi di sekitar wilayah terdampak tsunami sudah aman.