Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jamalul Kiram III, Sultan Kere yang Terlilit Utang Namun Berani Kerahkan Anak Buah untuk Serbu Malaysia

Seto Ajinugroho - Rabu, 09 Januari 2019 | 10:16
Jamalul Kiram III, Sultan Sulu yang menyerbu Malaysia demi merebut Sabah.
The New York Times

Jamalul Kiram III, Sultan Sulu yang menyerbu Malaysia demi merebut Sabah.

Gridhot.ID - Pada tahun 2013 lalu, seorang Sultan bernama Jamalul Kiram III dari Kesultanan Sulu, Filipina, menjadi topik pembicaraan di Asia.

Bagaimana tidak, walaupun bergelar Sultan atau Raja, dirinya malah hidup dalam kemiskinan.

Jika kalian berpikir Jamalul Kiram III memerintah kesultanannya dari Istana atau Keraton maka hal itu salah.

Dikutip darii Kompas.com, Rabu (9/1) Jamalul Kiram memerintah kesultanannya dari rumah sederhana berlantai dua di sebuah desa dekat Manila, Filipina.

Baca Juga : Rupanya Ada Sperma Laki-laki dan Perempuan, Hal Ini Bisa Menentukan Jenis Kelamin Bayi

Kiram juga mengklaim dirinya adalah Sultan termiskin di dunia.

"Saya sultan termiskin di dunia," kata Kiram kepada kantor berita Associated Press dalam sebuah wawancara di kediamannya di desa Maharlika, Manila.

Padahal dahulu Kesultanan Sulu sempat berjaya.

Kini, Kiram hanya kebagian gelar kebangsawanan semata dan tak ada warisan harta melimpah dari pendahulunya.

Baca Juga : Tak Disangka, Pasukan Elit Kopaska TNI AL Selalu Berbekal Kondom Saat Jalankan Misi Tempur

Bahkan Putri Mahkota alias anak dari Kiram seperti layaknya perempuan biasa bukan dari kelas Ningrat.

"Saat saya kecil, saya kira "putri" adalah nama saya. Sebab, menjadi putri dengan mahkota adalah bayangan hampir semua anak-anak. Namun, saya bukan putri yang seperti itu," kata Jacel Kiram (35), putri Jamalul Kiram.

Dahulu Kesultanan Sulu sempat berjaya dan amat disegani.

Perwakilan dari Eropa dan China juga pernah mengirim utusan untuk datang ke Kesultanan Sulu demi sampaikan rasa hormat.

Baca Juga : Cinta Tak Direstui, Dua Sejoli Hasyim Prasetya dan Dewi Diduga Bunuh Diri Tanpa Busana di Kamar Hotel

"Orang China dan Eropa, dulu mengirim utusan untuk menghormati leluhur kami," kata Kiram.

"Kesultanan Sulu yang berdiri pada 1400, sudah ada lebih dulu sebelum Filipina dan Malaysia terbentuk," tambah dia.

Kekuatan militer Kesultanan Sulu pada tahun 1660-1700an juga amat besar. Terutama pejuang Tausug milik mereka.

Tercatat Sultan Brunei sempat meminta bantuan kepada Kesultanan Sulu demi memadamkan pemberontakan di dalam negerinya kala itu.

"Setelah pemberontakan padam, Sultan Brunei menyerahkan Sabah kepada Sultan Sulu sebagai tanda terima kasih," papar Kiram.

Ketika Sabah diberikan kepada Sulu, maka seorang Sultan Filipina menyewakannya kepada perusahaan Inggris.

Namun Inggris malah menganeksasinya dan pada 1963 negeri Ratu Elizabeth mendirikan Federasi Malaya sehingga secara sepihak Sabah dimasukkan ke wilayah Malaysia.

Kesultanan Sulu lantas ambruk, namun masih mempunyai pengikut hingga sekarang.

Terlilit Utang

Jamalul Kiram pernah mencalonkan diri sebagai senator pada 2007 dengan dukungan Presiden Gloria Macapagal Arroyo.

Namun ia gagal menang dan terlilit utang akibat biaya kampanye yang mahal.

Kiram juga merasa bersalah karena sebagai Raja ia tak mampu memberikan kehidupan yang layak bagi rakyatnya yang setia sehingga mereka harus pergi ke negara lain untuk bekerja.

Hal inilah yang membuat Kiram memerintahkan adik laki-lakinya untuk memimpin 200 orang milisi bersenjata berlayar ke Lahad Datu, Sabah pada tahun 2013.

Para Pejuang Sulu dan MNLF, mereka inilah yang dikirim oleh Sultan Jamalul Kiram III ke Lahad Datu untuk merebut Sabah dari Kolonial Malaysia.
MNLF

Para Pejuang Sulu dan MNLF, mereka inilah yang dikirim oleh Sultan Jamalul Kiram III ke Lahad Datu untuk merebut Sabah dari Kolonial Malaysia.

Tujuannya tentu merebut Sabah yang memang milik Kesultanan Sulu dari tangan kolonial Malaysia.

"Sabah sangat kaya. Saat di Sabah, saya merasa berada di rumah," titah Kiram sebelum dirinya meninggal pada 20 Oktober 2013 karena gagal ginjal.

Gara-gara serbuan milisi Sulu yang menuntut kembalinya Sabah ke pangkuan mereka, Malaysia didera krisis keamanan terbesar dan insiden berdarah sejak era Dwikora.

Kini Filipina dan Kesultanan Sulu terus menuntut pengembalian Sabah dari cengkeraman Malaysia.

(Seto Aji/Gridhot.ID)

Source :Kompas.comNew York Times

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x