Pada pencarian tanggal 11 Januari 2019, Tim pencari telah melaksanakan penyelaman dengan Diving Station KRI Spica-934 pada kedalaman 28-42 meter.
Para penyelam menggunakan alat selam Mixgas Crabe dan Scuba alat deteksi Ping Locater pinjaman dari Singapore dan KNKT oleh 21 orang penyelam TNI AL (Dislambair dan Kopaska) pada posisi 05̊ 48’ 46.503” S - 107̊ 07’ 36.728” E dengan didukung oleh KRI Spica-934 dan Alpung berupa 1 LCDS dan 2 Perahu Karet.
Baca Juga : Tiga Hari Sebelum Jatuh di Perairan Karawang, Pesawat Lion Air JT 610 Alami Enam Masalah
Awalnya, hasil yang diperoleh adalah suara ping dan sinyal dari CVR Lion 610 hilang yang kemungkinan karena battrey CVR menjadi lemah sudah 73 hari tmt Crash 29 Oktober 2018.
Dalam proses pencarian CVR, tim pencari menemukan accelemeter yang mana posisi semula berdekatan dengan CVR (10 cm) menurut info dari KNKT.
Tim juga menemukan Human Remain (tulang belulang) dari korban seberat 7 kg yang kemudian diamankan dalam freezer.
Untuk menemukan CVR tim pencari terpaksa harus melakukan penyedotan pasir lumpur di area dugaan CVR terpendam.
Sehingga selanjutnya, tim pencari melaksanakan penyedotan pasir lumpur di area dugaan CVR terpendam dengan menggunakan Ejector Airman.
Baca Juga : Tepati Janji Bantu Keluarga Korban Lion Air, Hotman Paris Gandeng Pengacara dari Amerika Untuk Tuntut Boeing
Hingga akhirnya, pada Senin 14 Januari 2019, sekitar pukul pukul 09.10 WIB tim berhasil menemukan CVR pada kedalaman laut sekitar 30 meter atau kedalaman delapan meter di bawah dasar laut.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerangan Komando Armada I TNI AL Letkol Laut (P) Agung Nugroho mengatakan, black box ditemukan penyelam TNI AL pada Senin (14/1/2019) pagi.
Source | : | Antara,kompas,tnial.mil.id |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar