Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sekelompok Anak Punk Suntikkan Virus HIV di Tubuhnya Sendiri Demi Kebebasan dan Kedamaian

None - Rabu, 23 Januari 2019 | 20:15
Ilustrasi
Dying Scene

Ilustrasi

Gridhot.ID - Ketika banyak yang berlomba-lomba terbebas darinya, nyatanya pernah ada sekelompok orang yang dengan sengaja menyuntikkan virus mematikan, HIV, ke tubuh mereka sendiri.

Eit, tapi jangan salah paham dulu, tujuan mereka tidak untuk membahayakan orang lain kok.

Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia yang jatuh pada Sabtu, 1 Desember 2018 ini, kami akan menghadirkan kisah tentang mereka, tentang orang-orang punk yang sengaja menyuntikkan virus HIV ke tubuh sendiri untuk melawan represi yang dilakukan rezim Castro di Kuba.

Kelompok ini menamakan diri Los Frikis, kelompok punk yang berbasis di Kuba.

Baca Juga : Seorang Pramugari Alami Tekanan Batin Usai Dipaksa Menceboki Penumpang Pria di Toilet Pesawat

Seperti dilaporkan Vice pada Februari 2017 lalu, waktu itu, pemerintahan Fidel Castro berusaha keras untuk mempertahankan ketertiban nasional dengan paksa.

Salah satu manifestasinya, polisi menindak keras para gelandangan dan orang-orang yang dianggap berada di "luar" kelompok mereka.

Para Frikis menjadi salah satu target penertiban itu, lantaran mereka dianggap berbeda, dianggap melalaikan norma kehidupan di bawah sosialisme Kuba.

Lebih dari itu, mereka sering dilecehkan, ditangkap, dipenjarakan, atau dipaksa melakukan kerja kasar.

Baca Juga : Dicap Mandul, Mertua Kalap Masukkan Menantu Ke Peti Mati untuk Dikremasi Hidup-hidup

Nah, salah satu bentuk protes yang mereka lakukan adalah dengan menginfeksi diri mereka sendiri dengan HIV yang mereka ambil dari teman-teman Frikis mereka yang positif HIV.

Bagaimanapun juga, ini sangat membingungkan.

Tapi dengan beragam alasan, apa yang dilakukan kelompok ini cukup beralasan.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Kuba relatif berjuang sendirian. Kondisi ini membuat negara yang terletak di Amerika Tengah itu mengalami krisis pangan yang secara fisik mengubah orang Kuba untuk selamanya.

Baca Juga : Tak Terdeteksi, Sepenggal Cerita Ketika Kapal Selam Indonesia Susupi Armada Perang Inggris di Selat Lombok

Nah, di waktu yang sama, wabah AIDS semakin memburuk. Negara-negara di seluruh dunia pun segera mengendalikan penyebaran virus ini.

Yang paling kontroversial adalah yang dilakukan Kuba. Orang-orang dewasa di negara itu yang terjangkit HIV dimasukkan ke sanatorium untuk dikarantina.

Nah, dalam kondisi inilah para Frikis melihat ada kesempatan untuk melarikan diri dari masyarakat yang diskriminatif, yang berusaha merampas kebebasan mereka.

"Ia tahu, dengan menginfeksi diri, ia akan dikirim ke sanitarium,"ujar Niurka Fuentes, bercerita tentang suaminya, seorang Frikis bernama Papo La Bala alias Papo si Peluru, kepada Vice.

Baca Juga : Jesika Amelia Si Joki Cantik Nyusruk Tempat Sampah Saat Balap Liar, Polisi Segera Bertindak

"Ia tahu akan bertemu orang seperti dirinya di sana, polisi akan meninggalkannya, dan ia bisa menjalani hidupnya dengan damai."

Menurut laporan Ranker.com, Papo menginfeksi dirinya dengan HIV menggunakan darah yang diperolehnya di sebuah konser.

Ia mengklaim, dirinya melakukan itu karena pemerintah Kuba tidak akan membiarkannya menjalani hidup dengan caranya, cara punk-nya.

Jadi ia akan melawan, bagaimanapun caranya.

Lebih dari itu, ia sadar dengan konsekuensi yang akan ia tanggung di depannya.

Benar, daripada harus hidup di jalanan atau di tempat di mana mereka kerap dilecehkan dan dianiaya, para Frikis yang terinfeksi ini menemukan tempat di mana mereka dapat makan gratis, tempat tinggal, dan pengobatan.

Karena saking banyaknya Frikis yang dikirim ke sanitarium, tempat itu lantas menjadi surga punk.

“Anda bisa mendengar rock’n roll dan heavy metal yang keluar dari setiap rumah (di sanitarium),” ujar Yoandra Cardoso, seorang Friki yang kini tinggal di area bekas sanitarium.

"Ketika sanitarium dibuka pertama kali, 100 persen isinya Friki … kami semua bersama," tambahnya.

Masih menurut Vice, pada 1989, militer menyerahkan kendali sanitarium kepada Kementerian Kesehatan.

Dan di bawah metodologi progresif, para pasien yang tinggal di sana diperbolehkan mendengar dan memainkan alat musik, berpakaian sesuai selera, dan bersosialisasi dengan orang lain baik di dalam maupun di luar sanitarium.

"Kami menciptakan dunia kami sendiri di sana," tambah Fuentas.

Kini, hampir seluruh sanitarium sudah ditutup. Kalaupun ada, fungsinya lebih untuk rawat jalan alih-alih tempat karantina. (Moh. Habib Asyhad)

Artikel ini pernah tayang di suar.grid.id dengan judul "Sekelompok Punk Sengaja Suntikkan Virus HIV ke Tubuh Sendiri Demi Mendapatkan Kedamaian dan Kebebasan"

Source : Suar.grid.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x