Laporan Wartawan Gridhot.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Gridhot.ID - Belum hilang ingatan masyarakat Indonesia tentang cerita Nur Kalim yang kepalanya ditoyor oleh muridnya sendiri di kelas saat jam pelajaran berlangsung.
Dan kini hal serupa kembali terjadi pada seorang petugas kebersihan di SMP Negeri 2 Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan.
Dilansir dari Nakita.id, kronologi kejadian ini berawal dari ketika korban memungut sampah yang ada di luar kelas.
Sebanyak 5 siswa yang kemudian disebut pelaku mengejek korban dengan kalimat yang kurang sopan.
Baca Juga : Lagi, Viral Video Murid Aniaya Petugas Kebersihan Sekolah hingga Kepalanya Sobek
Korban yang diduga terpicu amarahnya karena ejekan tersebut pun menampar salah satu di antara kelima siswa tersebut.
Lalu, salah satu siswa tersebut pulang ke rumah dan menyampaikan kejadian yang ia alami kepada orangtuanya.
Namun, tak lama setelah kejadian tersebut, orangtua siswa yang menerima laporan itu mendatangi korban.
Ia pun menyuruh anaknya beserta teman-temannya untuk memukul korban dengan sapu ijuk yang mengenai kepala sebelah kiri.
Baca Juga : Kate Middelton Sering Disebut Reinkarnasi Putri Diana, 7 Foto Ini Jadi Buktinya!
Pukulan itu kemudian mengakibatkan luka robek pada kepala sebelah kiri petugas kebersihan tersebut.
Hari ini, pihak sekolah menggelar rapat penentuan nasib para siswa yang telah menganiaya petugas kebersihan di Takalar.
Dilansir dari Tribun Makassar, rapat yang dilakasanakan pada Selasa (12/2/2019) itu berlangsung kondusif.
Rapat ini juga dihadiri oleh Kanit Reskrim Polsek Galesong Selatan, Aipda Rusdiyono, SE dan Dewan Pendidikan Kabupaten Takalar, Drs. Dahlan Tata.
Baca Juga : Tumbuh di Indonesia, Ternyata Narkoba Paling Mengerikan di Dunia adalah Tanaman Kecubung
Selain itu, orangtua siswa yang turut membantu penganiayaan ini juga hadir dalam rapat ini.
Faisal Dg Paulle (38), petugas kebersihan sekolah yang menjadi korban kasus penganiayaan ini juga hadir dalam rapat penentuan nasib siswa pelaku penganiayaan.
Rapat ini diawali dengan pengantar dari Aipda Rusdiyono SE dilanjutkan tanggapan para guru atas kasus penganiayaan ini.
Melansir dari Kompas.com, berdasarkan hasil rapat, ternyata kasus penganiayaan terhadap Faisal ini berbuntut panjang.
Keempat pelaku yang masih berstatus sebagai pelajar itu akhirnya diamankan polisi.
Mereka juga terancam dikeluarkan dari sekolah.
Hal ini disampaikan oleh Kepala sekolah SMP N 2 Galesong, Hamzah saat ditemui Kompas.com pada Selasa (12/2/2019).
Menurut Hamzah, kebijakan ini diambil bukan semata-mata karena kasus penganiayaan terhadap Fasial yang dilakukan para siswa tersebut.
Melainkan pihak sekolah juga mengaku bahwa mereka telah kewalahan mendidik para pelaku.
Hamzah mengatakan bahwa ternyata keempat siswa pelaku penganiayaan ini memang telah sering berbuat onar.
Terutama kepada guru perempuan mereka.
"Mereka memang sering berbuat onar, terutama kepada guru perempuan, sering dia bilangi (umpat) gurunya bahkan sudah berapa guru perempuan yang pernah datang menangis kepada saya karena dibilangi kasar" kata Hamzah.
Baca Juga : Terungkap, Gaji Nur Kalim, Guru SMP yang Kepalanya Ditoyor oleh Siswanya Hanya Sebesar Rp 450 Ribu
Namun, meski demikian, pihak sekolah juga masih menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian.
Terlebih lagi dirinya berstatus saksi dalam kasus ini.
"Saya ini saksi di kantor polisi karena memang saya lihat dan lerai pengeroyokan dan nanti mungkin kami akan kembali kepada orangtua masing-masing untuk dipindahkan ke sekolah lain, sebab kami di sini sudah tidak mampu"pungkasnya. (*)