Gridhot.ID - Terlahir dari keluarga pas-pasan tidak membuat pemuda bernama Rahmad berkecil hati.
Pemuda berusia 20 tahun kini bisa membuat keluarganya terkhusus sang ayah karena dirinya dinobatkan sebagai lulusan terbaik Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya, Cigombong, Bogor, Jawa Barat.
Mengutip suar.grid.id, Selasa (5/3) Rahmad berhasil memperoleh nilai tertinggi di antara 8.389 Bintara Remaja yang dilantik sebagai anggota Polri pada Senin (4/3).
Kedua orang tua Rahmad, Komariah dan Suryadi begitu terharu dan bangga anaknya menjadi anggota Polri.
Baca Juga : Belum Sepenuhnya Merdeka, Malaysia Harus Mau Tanah Negaranya Disewa Inggris Selama 999 Tahun
Penghargaan berupa medali emas dikalungkan secara langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Pramono kepada Rahmad dalam upacara pelantikan pagi itu.
Komariah sempat tak mengira anaknya bisa jadi anggota kepolisian.
Apalagi ia dan suami hanya berprofesi sebagai tukang ojek serta pedagang sayur keliling.
"Kan image masyarakat jadi polisi kan pakai duit ratusan juta. Jangankan ratusan juta, kalau mama enggak dorong gerobak, enggak bisa punya duit," kata Komariah pada wartawan Senin siang.
Baca Juga : Pantas Tak Ketemu, Siapapun Ogah Cari Pesawat MH370 Karena Pemerintah Malaysia Terapkan Persyaratan Aneh
Meski demikian hal itu tak memengaruhi Rahmad.
Ia kemudian keluar dari perusahaan sawasta tempatnya bekerja dan meminta doa restu orang tua untuk mendaftar menjadi anggota Polri.
Rahmad ingin mematahakan stigma di mata masyarakat yang menyebutkan jika ingin menjadi anggota kepolisian harus dengan biaya mahal.
Doa harus juga dibarengi dengan usaha, sebelum mendaftar menjadi anggota Polri, Rahmad melatih fisiknya di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma.
"Jadi kalau masuk kerja sore, paginya dia ini lari ke Halim, kalau saya libur dorong gerobak ya saya ikutin, saya liatin," ujar Komariah.
Baca Juga : Andi Arief Kepergok Nyabu, Rupanya Ia Juga Pernah Diculik Oleh Tim Mawar Tahun 1998
Setelah latihan keras tersebut, Rahmad akhirnya diterima sebagai siswa Bintara Polri pada April 2018 lalu.
Ia kemudian memulai pendidikan sebagai polisi pada Agustus.
Kala itu ia sempat merasa kecewa karena saat mengikuti pendidikan dasar Bhayangkara (Dasbhara) namanya tak dipanggil sebagai bintara terbaik pada dua bulan pertama.
"Sudah dari ketika Dasbhara nama saya enggak dipanggil, lalu mencoba untuk berusaha terus gimana caranya nama saya harus dipanggil menjadi yang terbaik," ujar Rahmad setelah upacara pelantikan.
Rahmad tak patah semangat. Ia lantas berusaha lagi dengan keras.
"Menjalankan semua kegiatan dengan memberikan yang terbaik, di setiap tes meminta doa kepada kedua orangtua, pengasuh, orang-orang terdekat, orang-orang yang sayang kepada kita. Saya minta doanya supaya dilancarkan dan memberikan yang terbaik," kata Rahmad.
Tujuh bulan digembleng dan Rahmad mendapatkan apa yang ia usahakan.
Namanya disebut sebagai lulusan terbaik SPN Polda Metro Jaya angkatan ke 41 saat upacara pelantikan.
"Alhamdulillah sangat bangga bisa membanggakan kedua orangtua, yang saya harapkan hanya bisa membanggakan kedua orang tua, saya ingin membuat orangtua saya menangis haru, bukan menangis sedih dengan saya, itu yang saya harapkan dalam hidup saya," kata Rahmad.
Rahmad lantas ditugaskan di Puslabfor Bareskrim Mabes Polri karena ia lulusan sebuah SMK Farmasi di Klender, Jakarta Timur.
Komariah lantas mewanti-wanti anakya itu agar jadi polisi yang jujur dan mengabdi tulus kepada negara.
"Harapan saya jadilah polisi yang jujur, benar-benar mengabdi, jangan sombong jangan angkuh, memandang manusia itu jangan sebelah mata, jadilah polisi yang mengabdikan benar-benar, cari rezeki yang barokah, yang halal buat keluarga, buat orangtua, biar lancar," kata Komariah. (*)