Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Saat Puluhan Anggota Separatis Papua Lari Kelimpungan dan Tewas Akibat Serbuan Mendadak Kopassus

Seto Ajinugroho - Sabtu, 09 Maret 2019 | 13:47
Serbuan secara mendadak menjadi ciri khas Kopassus dalam operasi militer.
Angkasa

Serbuan secara mendadak menjadi ciri khas Kopassus dalam operasi militer.

Gridhot.ID - Akhir tahun 1966, Irian Barat (Papua) membara karena pemberontakan terbesar terjadi di sana.

Pemberontakan terbesar itu dipimpin oleh Lodewijk Mandatjan yang bermarkas di Kepala Burung Irian Barat.

Diklaim sebagai pemberontakan terbesar lantaran Mandatjan berhasil memobilisasi 14 ribu warga suku Arfak yang menjadi pengikutnya untuk masuk hutan.

Dari hutan Mandatjan bersama anggotanya melakukan serangkaian kegiatan penghadangan, penyerangan dan pengacauan keamanan lainnya di kecamatan Warmare dan Ransiki.

Baca Juga : Niatnya Intai Hewan Liar, Kamera Malah Menangkap Sosok Hantu Anak Kecil

Namun perlu diketahui jika Lodewijk Mandatjan bukanlah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Mandatjan dan suku Arfak yang dipimpinnya memberontak karena buruknya keadaan ekonomi di Irian Barat saat itu.

Lodewijk Mandatjan sendiri ialah sebenarnya ialah seorang patriot pejuang Trikora saat Indonesia berusaha merebut Irian Barat dari Belanda.

Usaha-usaha Mandatjan dalam melakukan pemberontakan sangat meresahkan.

Baca Juga : Fenomena Tragis Akibat Perang, Bocah Perempuan 9 Tahun Dipaksa Menikah dengan Pria Paruh Baya

Hingga pada awal 1967 pos Komando Rayon Militer (Koramil) di Warmare Sektor-B diserang oleh puluhan separatis Mandatjan.

Sialnya, Koramil hanya dipertahankan oleh 6 orang prajurit TNI.

Source : Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x