Saat kejadian, Siomes berkantor pusat di sebuah gereja pinggiran kota Hiroshima.
Siomes ingat betul saat itu 6 Agustus 1945 pukul 8.14 pagi waktu setempat.
Tiba-tiba ia melihat pusat kota dipenuhi cahaya kuning menyilaukan.
Baca Juga : Ketika Australia Berencana Menyerbu Jakarta Namun Malah Ketakutan Gegara Ancaman Kapal Selam TNI AL
Sepuluh detik kemudian Siomes merasakan peningkatan suhu udara dan dirinya terpental juah dari tempatnya berdiri di pinggiran kota Hiroshima.
Ketika terbangun tubuhnya terasa amat sakit, ia melihat gulungan debu mengepul, semua bangunan rusak parah dan mayat bergelimpangan.
Secara reflek Siomes dan beberapa pastor lainnya langsung mengambil kotak P3K untuk menolong orang-orang di sekitarnya.
"Rekan saya Pastor Noktor yang mempelajari ilmu kedokteran melayani orang-orang yang terluka, tetapi perban dan obat-obatan kami sangat terbatas."
"Kami hanya bisa membersihkan luka-luka mereka. Tapi semakin banyak orang yang terluka datang kepada kami.," ujar Siomes.
Siomes kemudian pergi ke tengah kota untuk mencari rekan-rekannya yang sedang berada di sana.
Baca Juga : Aksi Solidaritas, Geng Black Power Selandia Baru Melayat ke Masjid Al Noor