Namun saat memasuki kota Hiroshima, mata Siomes terbelalak mendapati keadaannya seperti neraka.
"Angin besar tiba-tiba melanda kami saat memasuki kota, bangunan hancur, mayat bergelimpangan dan kebakaran di mana-mana, buruk sekali, mungkin ini gambaran seperti apa neraka itu," kata Siomes.
Air Hujan berwarna Hitam
Noriyuki Masuda, Direktur Divisi Kurasi Hiroshima Peace Memorial Museum, mengisahkan, kawasan dalam radius dua kilomoter dari hiposenturm (pusat) ledakan rata dengan tanah.
Bom yang dijatuhkan dari pesawat B-29 yang bernama Enola Gay itu juga merusak struktur bangunan dalam radius enam kilometer.
Getaran bom juga memecahkan jendela-jendela rumah yang terletak 27 kilometer dari hiposentrum.
"Selain merusak secara fisik, bom atom juga menghancurkan secara total struktur masyarakat di kota itu.
Dalam hitungan detik, Hiroshima lumpuh total.
"Bom itu menghancurkan jaringan bisnis, pabrik-pabrik, toko, sekolah, rumah sakit, pemadam kebakaran, kota pemerintahan. Semua lenyap seketika," ujar Masuda.
Struktur sosial juga porak poranda. Keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat juga hancur berantakan. Sanak famili tercerai-berai, kehilangan ayah, ibu, kakak, adik, tetangga. Menurut catatan, lebih kurang 140.000 orang tewas.