Pertama, menurut Arya, kalangan profesional.
Menurut dia, hal ini terlihat dari penjelasan Ma'ruf yang berulang soal dunia digital hingga iklim investasi.
Baca Juga : Video Detik-detik Ledakan di Area Nobar Debat Capres 2019, Terjadi Sesaat Setelah Mobil Putih Berhenti
Ma'ruf juga menggunakan istilah-istilah yang biasa digunakan kalangan profesional, seperti semangat "maximize utility" hingga "decacorn".
Bahkan, berulang kali ia mencetuskan istilah "DUDI" yang merupakan singkatan dari dunia usaha dan dunia industri.
Arya menilai, dengan penggunaan istilah-istilah itu, Ma'ruf ingin menunjukkan bahwa dia juga memahami isu-isu di kalangan profesional.
Kalangan kedua yang menjadi target Ma'ruf Amin adalah kelompok Muslim.
"Beberapa istilah dan pernyataan juga menggunakan bahasa Arab, seperti takjim, takmilah, dan beberapa istilah lain dan pepatah Arab, hadis, Al Quran. Dia tidak lupa basis tradisionalnya adalah pemilih Isam dan dia mau bangun psikologi kepada pemilih Islam bahwa dia oke, dia punya pemahaman, punya wawasan luas," kata Arya.
Terakhir, Arya berpendapat, Ma'ruf menargetkan kalangan milenial.
Salah satu yang paling mencolok adalah penggunaan istilah '10 years challenge' yang diulang beberapa kali oleh Ma'ruf.